ads

Tugas Mahasiswa

Tugas Mahasiswa[OneLeft]

Informasi

Tugas Akhir[OneRight]

Buku

Paper

KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN
  1. Guru
  2. Siswa
  3. Disain Instruksional
  4. KBM
  5. Tindakan Mengajar Guru
  6. Tindak Belajar Siswa
  7. Hasil Belajar (Winkel, 1991)




CATATAN:
  1. Setiap Mahasiswa menjelaskan setiap poin yang ada di atas melalui komentar di blog.
  2. Kemudian tanggapilah komentar yang diberikan oleh Mahasiswa lainnya.
  3. Sebelum berkomentar sertakanlah nama dan NIM kalian dengan format #Nama Mahasiswa#NIM#Penjelasan & Komentar#

About Hendra Sofyan

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

124 komentar:

  1. NAMA : WULAN SARI
    NIM : A1C313003

    Penjelasan :
    Komponen Dalam Pembelajaran Menurut Winkel (1991)

    1. Guru
    Menurut Adam dan Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, peran seorang guru diantaranya adalah :
    a. Guru sebagai demonstrator
    Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
    b. Guru sebagai pengelola kelas
    Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan
    c. Guru sebagai mediator atau fasilitator
    Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
    d. Guru sebagai evaluator
    Guru hendaknya mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai atau belum, dan apakah materi yang telah diajarkan sudah cukup tepat dan dapat di pahami oleh siswannya.
    Dari kutipan di atas dapat disimpulkan peran seorang guru sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru berperan dalam segala hal mulai dari pendemonstrator sampai menjadi evaluator. Guru yang menentukan berhasil atau tidak nya seorang siswa di dalam kelas dalam proses belajar mengajar.

    2. Siswa
    Menurut Abu Ahmadi, peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.
    Dari pendapat di atas, siswa diibaratkan seperti anak kecil yang baru belajar jalan yang membutuhkan bimbingan orang tua agar dapat bejalan sendiri. Lain hal nya dengan anak kecil yang membutuhkan orang tua, siswa disini membutuhkan guru sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran.

    3. Desain Instruksional
    Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Gerlach dan Elly (1971), model desain intruksional yang dikembangkan ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari :
    a) Merumuskan tujuan instruksional.
    b) Menentukan isi materi pelajaran.
    c) Menentukan kemampuan awal peserta didik.
    d) Menentukan teknik dan strategi.
    e) Pengelompokan belajar.
    f) Menentukan pembagian waktu.
    g) Menentukan ruang.
    h) Memilih media intruksional yang sesuai.
    i) Mengevaluasi hasil belajar.
    j) Menganalisis umpan balik.
    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan, seorang guru sebelum memulai proses belajar dan pembelajaran harus menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu, dimulai dari tujuan pembelajaran, materi yang akan di ajarkan sampai bagaimana menganalisis umpan balik.

    BalasHapus
  2. NAMA : WULAN SARI
    NIM : A1C313003

    Penjelasan :
    Komponen Dalam Pembelajaran Menurut Winkel (1991)

    4. KBM
    Menurut Edi Suardi kegiatan belajar mengajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
    1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian.
    2. Ada suatu proses (jalannya interaksi) yang direncanakan, di desain untuk mencapai secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
    3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
    4. Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan syarat untuk bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
    5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
    6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispilin. Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
    7. Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingkatkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
    8. Evaluasi. Dari seluruh kagiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lalkukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan.s

    5. Tindakan Mengajar Guru
    Sebagai seorang guru professional, tindakan mengajar yang dilakukan di ruang kelas sangat berpengaruh terhadap peserta didik. Guru di dalam kelas tidak hanya sekedar memberikan materi kepada siswa, tetapi guru harus menguasai teknik pengajaran, bagaimana cara pengelolaan kelas, karena dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang kondusif dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Selain itu, tindakan mengajar guru yang lain nya yaitu berupa media pembelajaran, dengan adanya media pembelajaran yang di sediakan guru, siswa dapat lebih mudah mengerti dengan materi yang di sampaikan guru. Seperti halnya dalam fisika, guru dapat menggunakan media audio visual dalam pembelajaran gelombang bunyi, sehingga dari media yang di tampilkan tidak hanya guru yang aktif dalam proses pembelajaran, siswa juga dapat aktif, siswa dapat menganalisis dan mengambil kesimpulan dari media yang di tampilkan oleh guru.

    6. Tindakan Belajar Siswa
    Tidak hanya tindakan mengajar guru, tindakan belajar siswa juga merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Menurut saya, dalam proses pembelajaran siswa diibaratkan seperti anak kecil, sehingga guru berperan sebagai orang tua dan sebagai pembimbing. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran siswa harus mematuhi perintah yang di berikan guru. Siswa harus menjalankan kewajiban nya. Di dalam kelas, ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa harus mendengarkan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan soal yang di berikan guru dalam proses pembelajaran. Sehingga, apabila tindakan mengajar guru dan tindakan belajar siswa terjalin dengan baik, proses pembelajaran akan berjalan efektif.

    7. Hasil Belajar
    Menurut Jenkins dan Unwin (Uno, 2011: 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.

    BalasHapus
  3. #ESTIANINUR #A1C313010
    Penjelasan :
    Komponen di dalam pembelajaran :
    a. Guru
    b. Siswa
    c. Desain instruksional
    d. Kegiatan belajar mengajar (KBM)
    e. Tindak mengajar guru
    f. Tindak belajar siswa
    g. Hasil belajar

    a. Guru
    Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

    Pada harfiahnya peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang dan pengelola kegiatan belajar mengajar yang dapat memfasilitasi siswa di dalam suatu pembelajaran untuk tercapainya suatu tujuan yg telah ditetapkan.

    Agar terciptanya suatu pembelajaran yang efektif, menyenangkan dan berkesan maka diperlukan langkah-langkah pembelajaran oleh guru. Menurut Rogers (Dimyati dan Mudjiono, 2009:17) mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Saran pembelajaran itu meliputi hal berikut :
    1. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstuktur.
    2. Guru dan siswa membuat kontrak belajar.
    3. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan (discovery learning).
    4. Guru menggunakan metode simulasi.
    5. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.
    6. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar.
    7. Sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram, agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas (Snelbeeker, 1974:483-494; Skager, 1984: 33; Bergan dan Dunn,1976: 122-128)

    Selain itu, Henson & Eller (1999) mengungkapkan bahwa seorang guru yang efektif akan selalu berpikir untuk mencari cara yang lebih baik dalam mengajar. Sebagai contoh, pada saat menghadapi keributan di dalam kelas yang sudah sangat mengganggu, ada beberapa guru yang berteriak untuk menenangkan siswa. Hal ini lebih sering tidak mencapai hasil yang diinginkan. Seorang guru yang efektif akan berusaha mencari pendekatan yang berbeda. Sebagai contoh, daripada menaikkan nada suaranya, guru yang efektif akan berhenti bicara, kemudian melakukan kontak mata untuk menenangkan kelas. Guru efektif yang lain akan melakukan proximity control, yang digambarkan dengan berjalan mendekati bagian kelas yang paling berisik dan terus berada di sana sampai keributan itu reda.

    b. Siswa
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia siswa adalah murid (terutama pd tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar.

    Sedangkan menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

    Di dalam suatu proses belajar mengajar interaksi antar siswa dan guru sangat diperlukan untuk mencapai sebuah yang telah ditetapkan. Atau sebagaimana yang dikemukakan oleh Riyana (2008: 1) bahwa di dalam pembelajaran yang terpenting adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa itu haruslah adil, yakni adanya komunikasi yang timbal balik diantara keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media.

    Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono(2009: 56) keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.

    BalasHapus
  4. #ESTIANINUR #A1C313010
    Penjelasan :
    c. Desain Instruksional
    Desain sistem instruksional ialah pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional. Semua komponen sistem ini (tujuan, materi, media, alat, evaluasi) dalam hubungannya satu sama lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis.

    d. Kegiatan Belajar Mengajar
    Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 295)

    Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengubah seorang individu agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Di dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan akibat dari belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik makin bertambah baik.

    Adapun komponen-komponen yang terkandung dalam Kegiatan Belajar Mengajar meliputi :
    - Tujuan
    - Bahan pelajaran
    - Kegiatan belajar mengajar
    - Metode
    - Alat
    - Sumber belajar

    Di dalam suatu proses pembelajaran tentunya ada yang tujuan pembelajaran yg diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Menurut Daryanto (dalam Tn. 2008: 12) bahwa tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.

    Berikut dikemukakan 7 ciri-ciri Kegiatan Belajar Mengajar yang memberdayakan potensi siswa :
    1. Pembalikan makna belajar
    2. Berpusat pada siswa
    3. Belajar dengan mengalami
    4. Mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional
    5. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan
    6. Belajar sepanjang hayat
    7. Perpaduan kemandirian dan kerja sama (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7)

    BalasHapus
  5. #ESTIANINUR #A1C313010
    Penjelasan :

    e. Tindak Mengajar Guru
    Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, para guru telah memiliki 4 standar kompetensi guru, yang meliputi: 1) kompetensi pedagogis, 2) kompetensi profesional, 3) kompetensi pribadi, dan 4) kompetensi sosial.

    Dalam standar proses pengajaran dan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar meliputi tiga kegiatan yang saling kait mengait, yakni 1) kegiatan pendahuluan, 2) kegiatan inti, dan 3) kegiatan penutup.

    1. Kegiatan pendahuluan
    Salah satu kegiatan pendahuluan yang diberikan guru adalah membangkitkan motivasi dan perhatian siswa. Adapun pentingnya motivasi bagi siswa di dalam pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 85) adalah sebagai berikut 1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir 2) Menginformasikan tentang keluatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya 3) Mengarahkan kegiatan belajar 4) Membesarkan semangat belajar 5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudiam bekerja yang sedemikian rupa; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

    2. Kegiatan inti
    Kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Ada tiga bentuk kegiatan inti dalam pembelajaran, yaitu pembelajaran secara perorangan, pembelajaran secara kelompok, dan pembelajaran secara klasikal.

    3. Kegiatan Penutup
    Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan menutup pelajaran, tetapi lebih untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi dan usaha pemantapan penguasaan kompetensi yang diharapkan. Dengan melakukannya diharapkan guru dapat mengetahui kompetensi yang sudah atau belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan ini biasanya meninjau kembali penguasaan siswa dan pemberian tes, baik secara lisan maupun tulisan (penilaian) salah satu caranya dengan melakukan evaluasi.

    Menurut Arikunto (1990: 10) hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini.
    - Untuk diagnostik dan pengembangan
    - Untuk seleksi
    - Untuk kenaikan kelas
    - Untuk penempatan

    f. Tindak Belajar Siswa
    Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor terhadap lingkungan belajarnya. Menurut Bloom (di dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 6-7) ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut :
    1. Pengetahuan
    2. Pemahaman
    3. Penerapan
    4. Analisis
    5. Sintetis
    6. Evaluasi

    Sedangkan ranah afektif (Krathwohl & Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku-perilaku sebagai berikut :
    1. Penerimaan
    2. Partisipasi
    3. Penilaian dan penentuan sikap
    4. Organisasi
    5. Pemebentukan pola hidup

    Dan ranah psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh perilaku.
    1. Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milah hal secara khas dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
    2. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
    3. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan.
    4. Gerkan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
    5. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan tepat.
    6. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
    7. Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak baru atas dasar prakarsa sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan yang telah di posting Estiani Nur di atas, saya ingin bertanya. Pada ranah kognitif terdiri dari beberapa aspek, bagaimana jika siswa memiliki kelemahan di salah satu aspek tersebut ? misalnya, siswa lemah dalam menganalisis suatu kasus atau suatu hal. Apa yang harus di lakukan oleh seorang guru ? Bagaimana seorang guru menangani masalah tersebut ?

      Hapus
    2. Lemahnya siswa di dalam suatu aspek kognitif dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan atau pemahaman siswa sehingga menjadi suatu masalah di dalam proses belajar mengajar. Apabila kita menemukan kasus seperti demikian ketika berada d lapangan, menurut saya ada baiknya terlebih dahulu kita mengkoreksi diri sendiri, kenapa siswa tersebut lemah di dalam suatu ranah kognitif. Mungkin cara mengajar atau model kita dalam mengajar yang kurang baik dan efektif sehingga menimbulkan masalah bagi siswa. Kalau masalahnya terletak pd cara mengajar, ada baiknya kita mengubah cara/model pembelajaran yang lebih efektif. Atau dapat pula diberikan kegiatan remedial bagi siswa yang kurang di dalam kognitifnya, mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah, memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya. Atau yang terakhir guru dapat mempertinggi motivasi belajar siswa.

      Hapus
    3. Terimakasih sebelumnya untuk tanggapannya. Kalau begitu menurut Esti, apa contoh model pembelajaran yang mampu menambah kemampuan menganalisis siswa ?

      Hapus
    4. Model discovery learning, problem based learning dan project based learning saya rasa cocok untuk meningkatkan analisis siswa. Selain itu, model pembelajaran tsb juga sesuai dengan pendekatan saintifik yang digunakan pada k13 yang dimana pd pendekatan ini siswa diharapkan dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya. Dengan demikian kemampuan analisis siswa pun dpt meningkat seiring berjalannya model pembelajaran tsb apabila di terapkan di dalam suatu pembelajaran. Terimakasih sudah bertanya riska :)

      Hapus
  6. #ESTIANINUR #A1C313010
    Penjelasan :
    g. Hasil belajar
    Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3-4)

    Sugihartono, dkk. (2007: 76- 77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
    a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
    b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

    Referensi :
    Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
    Riyana, Cepi. 2008. Komponen Pembelajaran. Bandung: UPI.

    BalasHapus
  7. Nama : Ahmad Aldi
    NIM : A1C313007
    Komponen Dalam Pembelajaran Menurut Winkel (1991)
    1. Guru
    Menurut Hermawan dkk guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal.
    Karena pembelajaran merupakan proses sebab-akibat maka guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur sentral harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif, dan efesien. Guru hendaknya dalam mengajar harus memperhatikan kesiapan, tingkat kematangan, dan cara belajar siswa
    Dari penjelasan di atas kita bias menyimpulkan bahwa seorang guru memiliki peran sentral dalam komponen belajar, guru mmerupakan sumber belajar yang ppertama dalam proses pembelajaran.
    Serta guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan sebagai pelaksana dan penggerak kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran berlangsung dan berhasil dengan sukses, maka guru harus merancang pembelajaran secara baik, dalam arti dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, karakteristik siswa, guru merumuskan tujuan, menetapkan materi, memilih metode dan media, dan evaluasi pembelajaan yang tepat dalam rancangan pembelajarannya

    2. Siswa
    Menurut Pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Siswa atau peserta didik merupakan subyek utama dalam pembelajaran dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebagai acuan kegiatan belajar-mengajar.
    Dalam hal ini siswa meruppakan komponen terpenting atau komponen utama dalam proses pembelajaran,tanpa ada nya siswa proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan. Meskipun demikian, siswa bukan seseorang yang tidak mengerti apa-apa. Setiap memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda.

    BalasHapus
  8. 3. Desain Intruksional
    Pengembangan instruksional adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.

    4. Kegiatan Belajar Mengajar(KBM)
    Kegiatan Pembelajaran pada dasarnya mengacu padaPendekatan Mengajar, Metode, Materi, Media (Winataputra( 2007: 1.2))
    Ada beberapa aspek KBM yaitu
    a. Pendekatan Mengajar
    Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kitaterhadap proses pembelajaran
    b. Metode pembelajaran
    Metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).Jadi metode pembelajaran dapat kita artikan sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran baik dalam hal nyata dan praktis.
    c. Sumber Pembelajaran
    Menurut Ny.Dr.Roestiyah,N.K(1989:53) sumber belajar adalah :
    • Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
    • Buku/ perpustakaan
    • Media masa
    • Lingkungan
    • Alat pengajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, radio, tv, dan lain-lain)
    • Museum

    5. Tindak Mengajar Guru
    Sebagai seorang guru kita dituntut untuk mengajar dengan baik,ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai soerang guru yaitu:
    a. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran
    Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut dengan pra-instruksional. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Untuk memahami tentang kegiatan dan prosedur dalam kegiatan awal pembelajaran,
    Ada beberapa hal yang kita harus tnjukan dalam kegiatan awal seperti
    • Menciptakan Kondisi Awal Pembelajara
    • Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
    • Mengabsen Siswa
    • Mencinptakan kesiapan belajar siswa,dll.
    b. Kegiatan inti dalam pembelajaran
    Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
    c. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
    Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa.

    BalasHapus
  9. 6. Tindak Belajar Siswa
    Dalam proses pembelajaran tindak belajar siswa ialah hal yang menyangkut dengan apa yang dilakukan siswa dalam pembelajaran, hal ini saling berhubungan dengan tindak mengajar yang dilakukan guru, untuk mencapai hasil pembelajaran yang efektif harus terjadi hubungan baik antara guru dengan siswa, dalam hal ini siswa harus menjadi pendegar yang baik di saat guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa juga dituntut aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

    7. Hasil belajar
    Menurut Woordworth (dalam Ismihyani 2000), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
    Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua
    sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
    merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
    saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
    jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru,
    hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Hasil juga bisa
    diartikan adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
    laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
    mengerti menjadi mengerti.
    Dari penjelasan di atas saya menyimpulkan bahwa hasil belajar ialah perubahan prilaku baik fisik atau mental yang dialami oleh siswa melalui prooses-proses pembelajaran arah positif.

    BalasHapus
  10. Nama : RESY ANGGRAINI
    NIM: A1C313011
    Penjelasan:

    Komponen Pembelajaran

    Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar.

    1. Guru
    Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Pembelajaran pada haikatnya adalah proses sebab-akibat.
    “Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Guru hendaknya dalam mengajar harus memperhatikan kesiapan, tingkat kematangan, dan cara belajar siswa.” (Hermawan, dkk.2008: 9)
    Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

    2. Siswa
    Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru.
    “Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan banyak tergantung kepada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan siswa.” (Hermawan, dkk.2008: 9)
    Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.
    Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

    3. Desain Instruksional
    “Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan, langkah pertama dalam fase pengembangan. Pengembangan Desain instruksional ialah proses menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan siswa berinteraksi, sehingga terjadi perubahan perilaku pengembangan system ini memerlukan pemantauan interaksi siswa..” (Barita,Christopam.2013:2)
    http://christopambarita1983.blogspot.com/2013/02/model-desain-pembelajaran-terkini.html
    “Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan pembelajaran yang berisi tujuan, materi pembelajaran, pembelajaran (metode/strategi), dan penilaian dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi kurikulum ini digunakan sebagai rancangan pendidikan yang kedudukannya sangat penting dalam segala aspek pendidikan.” (Sujarwo.2012: 7)
    Sujarwo.2012.Model Pembelajaran: Suatu Strategi pembelajaran.Yogyakarta

    BalasHapus
  11. Nama : RESY ANGGRAINI
    NIM : A1C313011
    #penjelasan

    4. KBM
    “Strategi menjadi komponen pembelajaran yang memiliki arti suatu rencana kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran dimaknai sebagai suatu strategi dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga sasaran didik dapat mencapai isi pelajaran atau mencapai tujuan yang diharapkan.” (Sujarwo.2012: 7-8)
    Pendidik harus mampu di dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran yang dirasa efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran tentunya harus melihat pada aspek kesesuian pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan acuan kurikulum dan keterlibatan peserta didik.
    Sujarwo.2012.Model Pembelajaran: Suatu Strategi pembelajaran.Yogyakarta

    5. Tindak Mengajar Guru
    Guru di dalam kelas tidak hanya memeberikan materi tetapi harus mempunyai teknik atau metode pengajaran.
    Menurut Hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
    Hidayat (1990;60) kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan.

    6. Tindak Belajar Siswa
    Dalam proses pembelajaran terkadang siswa merasa bosan atau jenuh. Untuk itu perlu adanya bantuan untuk menunjang hasil belajar siswa yang lebih baik.
    “Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.” (National Education Associaton 1969).
    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajaran pun siswa bisa menjadi lebih aktif bukan pasif.

    7. Hasil Belajar
    Hasil belajar akan nampak pada tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dan pengalaman belajar yang dipelajari selama proses pembelajaran. Dengan evaluasi hasil belajar dapat ditetapkan boleh/tidaknya siswa melanjutkan belajar ke tingkat
    pembelajaran selanjutnya atau harus mengulang.
    “Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.” (H

    BalasHapus
    Balasan
    1. #WULAN SARI#A1C313003
      #Komentar :
      Dari penjelasan Resy Anggraini di atas, pada penjelasan tindakan belajar siswa di terangkan tentang penggunaan media. Dari referensi yang telah saya baca, penggunaan media sangat menunjang proses pembelajaran, karena dapat mengaktifkan siswa yang pasif, sehingga siswa dapat menganalisis dan menarik kesimpulan dari media yang di tampilkan, selain itu media juga dapat menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Yang ingin saya tanyakan, dalam proses pembelajaran fisika, media seperti apa yang cocok agar dapat menarik minat siswa, sehingga dalam proses belajar mengajar tidak hanya guru yang aktif. Sehingga proses pembelajaran pun berjalan efektif dan menyenangkan.

      Hapus
  12. #Nur Izzati Haq#A1C313005#Komponen dalam Pembelajaran#
    1) Guru
    Seperti yang kita ketahui guru adalah orang tua atau pendidik kita di sekolah, nah untuk memperjelas fungsi guru ini, saya akan melampirkan pendapat dari salah satu para ahli.
    menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai:

    a) Fasilitator perkembangan siswa

    Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.

    b) Agen pembaharuan

    Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.

    c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar

    Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.

    d) Pengganti orang tua di sekolah

    Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.


    Muhtar. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK & PTK Dep.Dikbud. 1992

    BalasHapus
  13. Nama : Riska Sorry Syafitri
    NIM : A1C313018
    Komponen pembelajaran

    4. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
    Kegiatan belajar mengajar adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan di dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik. Pengelolaan KBM di kelas dan di luar kelas meliputi pengelolaan tempat belajar/ruang kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, dan pengelolaan strategi dan evaluasi kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif berlangsung dalam proses berkesinambungan, terarah dan berdasarkan konsep yang matang. Proses pembelajaran dilandasi oleh prinsip-prinsip fundamental yang akan menentukan apakah pembelajaran akan berjalan secara optimal.

    5. Tindak Mengajar Guru
    Guru yang menjadi panutan bagi siswa harus memiki sifat yang dapat dijadikan contoh bagi siswanya. Baik dalam proses belajar mengajar maupun diluar itu. Karna salah satu sumber belajar siswa adalah seorang guru. Prilaku apapun itu akan dinilai oleh para siswa. Dalam mengajar guru haruslah memili sifat-sifat disiplin yang baik, seperti yang dikatakan Edward Sheffield dalam penelitiannya tentang karakteristik dari guru yang efktif yang sering disebut dengan Characteristic of effective teachers most often mentioned (Edward Sheffield, Teaching in the Universities- No OneWway, 1974)
    1. Menguasai bahan yang di ajar dan memiliki kompetensi
    2. Pengajaran dipersiapkan dengan baik dan memiliki organisasi pengajaran secar teratur
    3. Pelajaran harus dihubungkan dengan hal praktis dalam kehidupan sehari-hari
    4. Mendorong murid bertanya dan memberikan opini
    5. Antusias tentang subjek yang diajar
    6. Dapat didekati murid (approachable) bersahabat terbuka (avaible)
    7. Peui kepada kemajuan siswa
    8. Memliki sifat humoris
    9. Hangan baik simpati
    10. Menggunakan alat-alat media secara efektif

    6. Tindak Belajar Siswa
    Dalam pandangan modern, siswa tidak hanya dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek pendidikan, dengan cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, yaitu:

    a. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi
    b. Aktiviatas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi dan menyanyi
    c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan
    penjelasan guru, ceramah, pengarahan
    d. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari,
    melukiss
    e. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat
    makalah, membuat surat.

    Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung pada segi tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat dilakukan secara individual atau dapat dilakukan secara klasikal artinya setiap siswa mempelajari hal yang sama dalam waktu yang sama. Dalam kaitannya dengan aktifitas siswa, tugas-tugas yang harus dilakukan siswa secara umum menurut al-Ghazali antara lain adalah:

    a. Belajar sebagai sarana ibadah kepada Allah.
    b. Semampu mungkin siswa mengurangi ketergantungan dirinya.
    c. Bersifat rendah hati
    d. Harus mempelajari ilmu pengetahuan yang terpuji baik ilmu agama maupun dunia.
    e. Siswa perlu mengetahui nilai pengetahuan dari segi manfaat yang ia peroleh.

    BalasHapus
  14. Nama : Riska Sorry Syafitri
    NIM : A1C313018

    Komponen dalam pembelajaran :

    7. Hasil Belajar (Winkel, 1991)
    W.S. Winkel (1991 : 36) dalam bukunya yang berjudul: ‘Psikologi Pengajaran.’ Menurutnya, pengertian belajar adalah: “Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”. Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.
    Dalam setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berlangsung, pasti ingin selalu diketahui hasilnya, yaitu mengenai seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Hasil dari KBM tersebut sering disebut dengan istilah prestasi belajar. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Lebih lanjut Nurkancana dan Sunartana (1992) mengatakan : “Prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk memcapai prestasi.” Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

    BalasHapus
  15. Nama : Riska Sorry Syafitri
    NIM : A1C313018

    Komponen dalam pembelejaran :

    1. Guru
    Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif, yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.
    Dalam rangka mendorong peningkatan profesionalitas guru, secara tersirat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 mencantumkan standar nasional pendidikan meliputi: isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Standar yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan oleh program berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif sedangkan kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan yang dikehendaki. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru

    2. Siswa
    Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan
    Siswa memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Jadi, dalam proses pembelajaran yang diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lainnya. Siswa memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.

    3. Desain Intruksional
    Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Tujuan desainer (guru) adalah untuk menghasilkan suatu model atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun. Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara pendidik dan peserta didik.
    Desain Instruksional adalah suatu proses sistematis, efektif, dan efisien dalam menciptakan system instruksional untuk memecahkan masalah belajar atau peningkatan kinerja peserta didik melalui serangkaian kegiatan pengidentifikasian masalah, pengembangan, dan pengevaluasian. Berapa istilah juga berkaitan erat dengan desain instruksional antara lain learning, menurut Robert M. Gagne bahwa belajar merupakan hasil, bukan proses. Hasil tersebut bekenaan dengan perubahan pada kapabilitas manusia yang secara tetap terjadi sepanjang periode tertentu dan bukan karena kebetulan sebagai akibat dari proses perkembangan diri.

    BalasHapus
  16. #Nur Izzati Haq@A1C313005#Komponen dalam Pembelajaran#
    2) Siswa
    Dalam sistem pendidikan yakni SD, SMP maupun SMA, pastinya akan di bentuk dari berbagai komponen yang sangat penting, maka salah satu komponen itu adalah siswa. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah).[1] Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.[2]

    Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

    Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.[3]

    Referensi : [1]Dep. Pend. Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, h. 601.
    [2]Shafique Ali Khan, Filsafat Pendidikan Al-Ghazali, Pustaka Setia, Bandung, 2005, h. 62
    [3]Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, h. 268

    BalasHapus
  17. Nama : Heny Sulistia
    Nim : A1C313020
    Prodi : Pend. Fisika Reguler 2013
    Komponen dalam pembelajaran menurut Winkel,1999
    1. Guru
    2. Siswa
    3. Disain intruksional
    4. KBM
    5. Tindakan mengajar guru
    6. Tindak belajar siswa
    7. Hasil belajar

    1. GURU
    Peran guru dalam proses kemajuan pendidikan sangat lah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat. karena itu tugas seorang guru itu tidaklah mudah. Guru yang baik harus mengerti dan paham tentang hakekat sejati seorang guru, hakekat guru.
    Pengertian guru menurut para ahli :
    a. Husnul Chotimah (2008)
    Menurut Husnul Chotimah (2008) dalam pengertian sederhananya guru adalah seorangyang memberi fasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik.
    b. Ahmadi (1977: 109)
    Menurut ahmadi (1977:109) guru adalah sebagai peran pembimbing dalam melaksanakan proses belajar mengajar,menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa merasa aman dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapai mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
    Guru mempunyai tiga tugas pokok di antaranya :
    • Tugas profesional
    Tugas profesional adalah tugas yang berhubungan dengan profesi.
    • Tugas manusiawi
    Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Guru di sekolah harus bisa menjadikan dirinya sendiri sebagai orang tua kedua bagi siswa.
    • Tugas kemasyaraktan
    Tugas kemasyarakatan adalah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan pengerak kemampuan.

    2. SISWA
    Dalam sistem pendidikan yakni SD,SMP,SMA pastinya akan di bentuk dari berbagai komponenyang sangat penting maka salah satu komponen itu adalah siswa. Menurut para ahli memandang seorang siswa adalah peserta didik yang memiliki pontensi dasar, yang di kembangkan melalui proses belajar mengajar baik di lakukan secara fisik maupun secara mental. Menurut tokoh Abu Ahmadi yang juga menuliskan pengertian peserta didik atau siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara yang baik, dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.
    UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki kewajiban sebagi berikut :
    1. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
    2. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut.

    BalasHapus
  18. #BENTA ADITYA
    #A1C313009
    # Komponen Dalam Pembelajaran
    1.Guru
    Menurut saya, Guru merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Guru sebagai pengajar yang baik bagi siswa tetapi peran guru tidak hanya sebatas itu saja. Guru juga sebagai pembimbing, pengembang dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (https://yudhaanggara147.wordpress.com/artikel/komponen-pembelajaran/)
    2.Siswa
    Menurut saya, Siswa merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Siswa sebagai objek yang mengikuti bimbingan dari guru dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Meskipun demikian siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Siswa memiliki latar belakang,minat dan kebutuhan serta kemampuan yang selalu berbeda-beda. (https://yudhaanggara147.wordpress.com/artikel/komponen-pembelajaran/)
    3.Desain Instruksional
    Desain Instruksional merupakan komponen dalam pembelajaran yang sangat penting. Karena menurut saya dengan adanya desain instruksional dalam pembelajaran maka pembelajaran tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Desain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (https://puteriroro.wordpress.com/2013/02/21/desain-instruksional/)
    4.Kegiatan Belajar Mengajar
    Dalam suatu pendidikan kegiatan belajar mengajar sangat penting untuk dilakukan. Menurut saya dalam kegiatan belajar mengajar terjadi proses interaksi antara guru dan siswa. Guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Jika tidak ada kegiatan belajar mengajar maka tidak akan terjadi proses pembelajaran dan tidak akan tercapai tujuan pembelajaran yang maksimal
    5.Tindak Mengajar Guru
    Menurut saya, tindak mengajkar guru dalam komponen pembelajaran sangat penting. Karena tindak mengajar guru akan menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Seperti halnya jika tindak mengajar yang dilakukan guru tidak sesuai dengan etika-etika dalam pembelajaran maka tujuan pembelajaran menjaditidak tercapai. Begitu pula sebaliknya
    6.Tindak Belajar Siswa
    Tindak belajar siswa dalam komponen pembelajaran. Menurut saya, dalam pembelajaran tindak belajar yang dilakukan oleh siswa sangat menentukan hasil yang dicapai. Tindak belajar siswa ini sebagai proses apa-apa saja yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran
    7.Hasil Belajar
    Hasil belajar merupakan komponen akhir dalam pembelajaran. Jika semua proses pembelajaran telah dilaksanakan maka selanjutnya adalah hasil belajar. Menurut Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktivitas belajar. (https://himitsuqalbu.wordpress.com/2014/03/21/definisi-hasil-belajar-menurut-para-ahli/)

    BalasHapus
  19. 3. DISAIN INTRUKSIOANAL
    Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar.
    Banyak model desain intruksional pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli

    1. Model Kemp
    Model desain sistem instruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dari berbagai kendala yang timbul.

    2. Model Banathy
    Model desain sistem pembelajaran dari Banathy berbeda dengan model Kemp. Model ini memandang bahwa penyusunan sistem instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas.

    4. KBM
    Menurut Sukmadinata, 2005:131 kegiatan belajar-mengajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah pendidikan. Keduanya merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidiknya. Kegiatan belajar-mengajar dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran.
    Jadi proses belajar mengajar bukan sekedar guru menyampaikan pelajaran, tetapi sebelum itu harus melalui proses persiapan yang matang agar tujuan dari pembelajaran bias tercapai dengan maksimal dan agar bias lebih afektif dan efisien mulai dari cara pengelolaan, cara menyediakan pengalaman belajarsiswa, dan cara memilih strategi pembelajaran.

    5. Tindakan Mengajar Guru
    Dalam proses pendidikan, tindakan mengajar guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan tetapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai serta membangun karakter peserta didik secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Kalau kita lihat secara terminology, tindakan mengajar guru merupakan manifestasi dari sifat ketuhanan. Dengan demikian, profesi guru dalam menyebarkan ilmu pengetahuan merupakan infestasi. Guru mengajar bukan hanya menerangkan materi di dalam kelas saja tetapi tugas guru juga mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan. Selain sebagai kewajiban, mengajar juga merupakan profesi dalam meningkatkan kompetensi kualifikasi akademik.
    .

    BalasHapus
  20. 6. Tindakan belajar siswa
    tindakan belajar siswa merupakan salah satu tindakan yang penting dalam proses belajar. Siswa digambarakan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegitan pendidikan tersebut sehingga guru harus berperan penting dalam tindakan belajar siswa agar siswa tersebut mematuhi semua aturan dan perintah yang di berikan oleh guru. Tindakan siswa dalam belajar siswa itu di tuntut untuk aktif dalm belajar. Siswa harus aktif di dalam kelas, siswa juga hrus mematuhi aturan-aturan yang di buat oleh guru selain itu siswa harus displin baik disiplin dalam berpakaian ataun displin dalan belajar.

    7. Hasil belajar
    Setiap akhir progam pembelajaran siswa pasti akan mendapatkan hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar merupakan pencapaian siswa dalam bentuk skor atau angka yang didapatkan dari tes yang telah dilalui. Hasil ini biasanya akan dituangkan dalam bentuk rapor atau sertifikat jika kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kursus.
    Cara untuk mendapatkan skor juga sangat beragam namun umumnya, ada 3 jenis tes yang umum dilaksanakan oleh suatu sekolah yaitu tes harian, tengah semester, dan akhir semester. Guru bisa mengadakan tes harian setelah mengajarkan satu atau beberapa bab. Tes ini akan lebih efektif jika dilakukan tanpa pemberitahuan kepada siswa sebelumnya agar para pendidik bisa mengetahui apakah siswa benar-benar belajar di rumah. Nilai yang didapatkan mungkin tidak akan sebaik skor yang didapatkan melalui tes terjadwal namun tetap mampu menjadi salah satu komponen penilaian yang akuntabel dan valid. Tes yang tidak terjadwal juga akan memacu siswa untuk belajar setiap hari meskipun tidak ada pengumuman tes dari guru.
    Jadi kesimpulannya hasil belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk menguji kemampuan siswa setelah belajar. Hasil belajar yang didapatkan akan berbeda-beda sehingga guru harus memahami kekurangan setiap siswa. Ada yang mudah menyerap materi pembelajaran namun ada juga yang membutuhkan pengulangan untuk menguatkan konsep dan pemahaman. Siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran sebaiknya mendapatkan bimbingan khusus agar tidak tertinggal dari teman-temannya.

    BalasHapus
  21. #Nur Izzati Haq#A1C313005# Komponen dalam Pembelajaran#
    3) Design Instruksional
    Menurut Smith dan Ragan (2005) dalam Richey et. al. DesainInstruksional adalah proses sistematis dan mencerminkan menerjemahkan prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran ke dalam rencana, bahan pengajaran, kegiatan, sumber informasi, dan evaluasi".Gustafson dan Branch (2007) mengatakan bahwa "desain Instruksional adalah proses sistematis yang digunakan untuk mengembangkan program pendidikan dan pelatihan secara konsisten dan dapat diandalkan" Sedangkan Reigeluth (1983) menjelaskan Instruksional Desain sebagai "tubuh pengetahuan yang mengatur tindakan instruksional untuk mengoptimalkan hasil yang diinginkan, seperti prestasi dan mempengaruhi". lebih lanjut Ia menafsirkan
    Instruksional Design
    sebagai"proses memutuskan metode pengajaran apa yang terbaik untuk membawa perubahan yang diinginkan dalam pengetahuan dan keterampilan peserta didik tertentu". Atwi Suparman (2012) mengemukakan bahwa desain instruksional adalah proses sistematis mengidentifikasi masalah, mengembangkan strategi dan bahan instruksional, serta mengevaluasi efektifitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan instruksional.Berdasarkan definisi desain instruksional yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa, Desain Instruksional adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal. Sebuah desain instruksional diawali dengan kegiatan melakukan analisis kebutuhan dan menentukan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan diakhiri dengan evaluasi tujuan pembelajaran.

    BalasHapus
  22. #Nur Izzati Haq#A1C313005#Komponen dalam Pembelajaran#
    4) Kegiatan Belajar Mengajar
    Menurut Djamarah, Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
    Menurut Penelitian Barak Rosenshine dalam Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M.Pd (2010:67), mengemukakan bahwa mengajar efektif merupakan sebuah tindakan guru yang berlatih dalam melaksanakan pekerjaannya, yaitu kemahiran dalam menyajikan bahan pelajaran dengan meramu berbagai penggunaan metode mengajar untuk menyajikan materi belajar.
    Menurut Dwi Erna R., Pembelajaran adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik yang menghasilkan suatu hasil belajar.

    BalasHapus
  23. #Nur Izzati Haq#A1C313005#Komponen dalam Pembelajaran
    5) Tindak Mengajar Guru
    Dick and Carrey (1985), mengemukakan bahwa dalam merencanakan dalam satu unit pembelajaran ada tiga tahap, yaitu :
    1. Mengurutkan dan merumpun tujuan ke dalam pembelajaran
    2. Merencanakan prapembelajaran, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut
    3. Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.
    Strategi pembelajaran merupakan hasil nyata yang digunakan untuk mengembangkan material pembelajaran, menilai material yang ada, merevisi material, dan merancang kegiatan pembelajaran. Dengan mengurutkan tujuan ke dalam pembelajaran dapat membuat pembelajaran dapat lebih bermakna bagi si belajar. Dick and Carey menyebutkan 5 komponen umum dari strategi pembelajaran yaitu kegiatan pra pembelajaran, penyajian informasi, patisipasi siswa (latihan), tes formatif, tindak lanjut. Kegiatan Pra pembelajaran atau pre instructional activities dan modul universitas terbuka menggunakan istilah pengantar atau kadang-kadang disebut pendahuluan.kegiatan awal tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa agar secara mental mental siap mempelajari pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.seorang pengajar yang baik tidak akan mendadak memberikan topik. Pengajar harus bisa membawa suasana dengan pendahuluan. fungsi subkomponen pendahuluan ini akan tercermin dalam ketiga langkah di bawah ini :
    a. Penjelasan singkat tentang isi pelajaran
    b. Penjelasan relevansi isi pelajaran baru
    c. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran
    Dengan selesainya ketiga pendahuluan tersebut, siswa telah mempunyai gambaran global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari. Kaitannya dengan pengalaman sehari hari, bermotivasi tinggi untuk mempelajarinya, dan mungkin dapat mengorganisasikan kegiatan belajarnya sebaik-baiknya. Waktu yang dibutuhkan untuk ketiga kegiatan dalam komponen pendahuluan tersebut tidak banyak mungkin hanya 3-5 menit dari 45-90 menit waktu pelajaran tersebut.tetapi artinya cukup besar untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar siswa.
    1. Penyajian Informasi
    Setelah selesai kegiatan pendahuluan, pengajar mulai memasuki kegiatan penyajian. Penyajian adalah subkomponen yang sering ditafsirkan secara awam sebagai pengajaran karena memang merupakan inti kegiatan pengajaran.di dalamnya terkandung 3 pengertian pokok sebagai berikut, : uraian, contoh, latihan. Anak didik harus diberi kesempatan berlatih (terlibat) dalam setiap langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, apakah itu dalam bentuk Tanya jawab, atau mengerjakan soal-soal latihan untuk mencapai tujuan pembelajran. Semakin terlibat si belajar pada setiap kegiatan pembelajaran, diharapkan semakin baik perolehan belajar anak didik tersebut. Demikian juga halnya dengan keterlibatan pembelajaran dalam hal pemberian umpan balik tugas-tugas anak didik akan mempengaruhi terhadap perolehan belajar anak didik. Tes formatif adalah satu set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas untuk dilakukan untuk mengukur kemampuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran.tes dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. Disampimg untuk mengukur kemampuan siswa, tes merupakan bagian dari kegiatan belajar siswa yang secara aktif membuat respon. Belajar dengan aktif tersebut akan lebih efektif bagi siswa untuk menguasai apa yang dipelajarinya. Hasil tes formatif harus diberitahukan kepada siswa dan diikuti dengan penjelasan tentang hasil kemajuan siswa. Kegiatan memberitahukan hasil tes tersebut dinamakan umpan balik. Hal ini penting artinya bagi siswa agar proses belajar menjadi efektif, efisien, dan menyenangkan. Umpan balik merupakan salah satu kegiatan instruksional yang sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Tindak lanjut adalah kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan tes formatif dan mendapatkan umpan balik.

    BalasHapus
  24. Nama : Meina oza setia
    Nim : A1C313012
    penjelasan
    komponen dalam pembelajaran
    1). guru
    Dalam proses belajar mengajar, guru sangat berperan penting dalam membentuk siswa. selain itu guru juga sebagai pengembang, pembimbing dan pengelola pembelajaran.
    Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.
    Dalam buku “Profesi kependidikan” karya prof.Dr.Sudarwan Danim dan Dr.H.Khairil ,penerbit ALFABETA yang pernah saya baca,disini mengenai peran guru yaitu:
    1. Guru sebagai perancang
    2. Guru sebagai penggerak
    3. Guru sebagai evaluator
    4. Guru sebagai motivator
    Dari ulasan diatas dapat saya simpulkan bahwa guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar,pembimbing,pendidik dan pelatih bagi para murid tentunya dituntut untuk memahami serta menguasai tentang berbagai aspek prilaku dirinya maupun prilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya terutama prilaku murid atau siswa.

    2). Siswa
    Pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
    menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan,siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.
    Jadi ,dapat di simpulkan bahwa siswa adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan sehingga siswa yang awalnya tidak tahu akan menjadi tahu dengan belajar.

    3). Disain Instruksional
    Desain instruksional merupakan cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.
    Menurut Gerlach dan Elly (1971), model desain intruksional yang dikembangkan ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari :
    a) Merumuskan tujuan instruksional.
    b) Menentukan isi materi pelajaran.
    c) Menentukan kemampuan awal peserta didik.
    d) Menentukan teknik dan strategi.
    e) Pengelompokan belajar.
    f) Menentukan pembagian waktu.
    g) Menentukan ruang.
    h) Memilih media intruksional yang sesuai.
    i) Mengevaluasi hasil belajar.
    j) Menganalisis umpan balik.
    Dengan kata lain,dapat disimpulkan bahwa desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    4). KBM (Kegiatan belajar mengajar)
    Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan inti dari proses pendidikan secara universal (keseluruhan), sedangkan guru merupakan komponen sebagai pemegang peranan fasilitator dan mediator.
    Proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, suvervisor, motivator, penanya, evaluator dan konselor.
    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa KBM akan menjadi efektif dan efisien bahkan lebih komunikatif jika berkaitan dengan media, yaitu bagaimana guru dan murid secara kooperatif (kerja sama) memanfaatkan media pembelajaran itu sendiri.

    BalasHapus
  25. #RILONATANAELSIBARANI#A1C313029#
    1. Guru
    Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Pembelajaran pada haikatnya adalah proses sebab-akibat.
    “Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Guru hendaknya dalam mengajar harus memperhatikan kesiapan, tingkat kematangan, dan cara belajar siswa.” (Hermawan, dkk.2008: 9)
    Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. ( Jika seorang guru mampu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada, maka guru tersebut dapat dikatakan berhasil )
    2. Siswa
    Menurut Abu Ahmadi, peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. (Siswa memiliki kewajiban yang besar dalam proses pendidikan di indonesia. Dan hendaknya setiap siswa mendapatkan pendidikan yang layak dinegeri ini)
    3. Desain Instruksional
    Desain instruksional ialah pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional. Semua komponen sistem ini (tujuan, materi, media, alat, evaluasi) dalam hubungannya satu sama lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis. ( Kalau saja semua sekolah diindonesia memiliki sarana dan prasarana yang memadai, maka pendidikan indonesia akan lebih maju dari sekarang )
    4. Kegiatan Belajar Mengajar
    Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 295)
    Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengubah seorang individu agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Di dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan akibat dari belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik makin bertambah baik. ( Dalam proses KBM seringkali seorang siswa merasa bosan dengan cara mengajar guru yang salah, disini diperlukan creative teaching agar siswa tertarik akan pelajaran yang disampaikan guru )

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah saya meina oza setia akan bertanya sedikit mengenai postingan jawaban dari rilo natanael sibarani ,setelah saya baca disitu tertera sebuah kalimat " Dalam proses KBM seringkali seorang siswa merasa bosan dengan cara mengajar guru yang salah, disini diperlukan creative teaching agar siswa tertarik akan pelajaran yang disampaikan guru"
      yang ingin saya tanyakan yaitu creatif teaching yang bagaimana agar siswa tidak cepat bosan dalam KBM ? terimakasih :)

      Hapus
  26. Nama : Meina oza setia
    Nim : A1C313012
    penjelasan

    5). Tindakan Mengajar Guru
    Tugas utama guru adalah mentransformasikan ilmu/ materi ajar kepada siswa. Hal paling penting untuk dikuasai guru adalah bagaimana cara menyampaikan materi itu kepada siswa secara efektif atau sering disebut dengan ketrampilan mengajar.
    Dalam mengajar guru haruslah memili sifat-sifat disiplin yang baik, seperti yang dikatakan Edward Sheffield dalam penelitiannya tentang karakteristik dari guru yang efktif yang sering disebut dengan Characteristic of effective teachers most often mentioned (Edward Sheffield, Teaching in the Universities- No OneWway, 1974)
    1. Menguasai bahan yang di ajar dan memiliki kompetensi
    2. Pengajaran dipersiapkan dengan baik dan memiliki organisasi pengajaran secar teratur
    3. Pelajaran harus dihubungkan dengan hal praktis dalam kehidupan sehari-hari
    4. Mendorong murid bertanya dan memberikan opini
    5. Antusias tentang subjek yang diajar
    6. Dapat didekati murid (approachable) bersahabat terbuka (avaible)
    7. Peui kepada kemajuan siswa
    8. Memliki sifat humoris
    9. Hangan baik simpati
    10. Menggunakan alat-alat media secara efektif.

    6). Tindak Belajar Siswa
    Dalam proses belajar mengajar siswa dalam mencapai hasil pembelajaran yang efektif harus terjadi hubungan baik antara guru dengan siswa, dengan demikian siswa harus menjadi pendengar yang baik di saat guru menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas, siswa juga dituntut aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
    Menurut Bloom (di dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 6-7) ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut :
    1. Pengetahuan
    2. Pemahaman
    3. Penerapan
    4. Analisis
    5. Sintetis
    6. Evaluasi

    7). Hasil belajar
    Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar merupakai pencapaian siswa dalam bentuk skor atau angka yang didapatkan dari tes yang telah dilalui. Hasil ini biasanya akan dituangkan dalam bentuk rapor atau sertifikat jika kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kursus.
    Tujuan dari diadakannya penilaian tidak hanya untuk mendapatkan hasil belajar selama mengikuti pembelajaran tetapi juga untuk:
    • Melakukan pemeringkatan prestasi belajar siswa.
    • Menyeleksi siswa apakah masuk dalam kategori tertentu atau tidak.
    • Mengetahui kompetensi yang berhasil dikuasai siswa.
    • Membantu siswa untuk menentukan program pembelajaran yang sesuai.
    • Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas.
    • Memprediksi keberhasilan siswa jika mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
    Dengan demikian Hasil belajar yang didapatkan akan berbeda-beda sehingga guru harus memahami kekurangan setiap siswa.

    BalasHapus
  27. #Nur Izzati Haq#A1C313005#Komponen dalam Pembelajaran#
    Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini menuntut dilakukannya perubahan proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajara secara optimal. Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

    Hal senada juga disampaikan oleh Hamalik (2011: 171), yang mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.Menurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah seperti mengingat kembali isi materi pelajaran pada peremuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan lainnya.

    Senada dengan pendapat Dimyati tersebut, Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:

    1. Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
    2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang termasuk di dalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
    3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
    4. Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
    5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
    6. Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
    7. Kegiatan-kegiatan mental, yang termasuk di dalamnya antara lain merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
    8. Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

    BalasHapus
  28. #Nur Izzati Haq#A1C313005#Komponen dalam Pembelajaran#
    6) Tindak Belajar Siswa
    Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini menuntut dilakukannya perubahan proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajara secara optimal. Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

    Hal senada juga disampaikan oleh Hamalik (2011: 171), yang mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.Menurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah seperti mengingat kembali isi materi pelajaran pada peremuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan lainnya.

    Senada dengan pendapat Dimyati tersebut, Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:

    1. Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
    2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang termasuk di dalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
    3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
    4. Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
    5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
    6. Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
    7. Kegiatan-kegiatan mental, yang termasuk di dalamnya antara lain merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
    8. Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

    BalasHapus
  29. 5. Tindak Mengajar Guru
    Menurut Hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
    Hidayat (1990;60) kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan.
    ( Hendaknya guru didalam kelas tidak hanya memberikan materi secara monoton, tetapi dapat memberikan ilmu secara kreatif kepada siswa )
    6. Tindak Belajar Siswa
    Dalam proses pembelajaran terkadang siswa merasa bosan atau jenuh. Untuk itu perlu adanya bantuan untuk menunjang hasil belajar siswa yang lebih baik.
    “Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.” (National Education Associaton 1969).
    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajaran pun siswa bisa menjadi lebih aktif bukan pasif. ( Media merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti tindak belajar yang baik )
    7. Hasil Belajar
    Menurut Jenkins dan Unwin (Uno, 2011: 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. ( Anggapan yang salah selama ini adalah guru selalu menilai hasil belajar siswa, seharusnya guru menilai proses belajar siswa, karena proses lebih penting daripada hasil )#

    BalasHapus
  30. 5. Tindak Mengajar Guru
    Menurut Hebert Bisno (1968) yang dimaksud metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
    Hidayat (1990;60) kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan.
    ( Hendaknya guru didalam kelas tidak hanya memberikan materi secara monoton, tetapi dapat memberikan ilmu secara kreatif kepada siswa )
    6. Tindak Belajar Siswa
    Dalam proses pembelajaran terkadang siswa merasa bosan atau jenuh. Untuk itu perlu adanya bantuan untuk menunjang hasil belajar siswa yang lebih baik.
    “Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.” (National Education Associaton 1969).
    Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajaran pun siswa bisa menjadi lebih aktif bukan pasif. ( Media merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti tindak belajar yang baik )
    7. Hasil Belajar
    Menurut Jenkins dan Unwin (Uno, 2011: 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. ( Anggapan yang salah selama ini adalah guru selalu menilai hasil belajar siswa, seharusnya guru menilai proses belajar siswa, karena proses lebih penting daripada hasil )#

    BalasHapus
  31. #RILONATANAELSIBARANI#A1C313029#
    1. Guru
    Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Pembelajaran pada haikatnya adalah proses sebab-akibat.
    “Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Guru hendaknya dalam mengajar harus memperhatikan kesiapan, tingkat kematangan, dan cara belajar siswa.” (Hermawan, dkk.2008: 9)
    Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. ( Jika seorang guru mampu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada, maka guru tersebut dapat dikatakan berhasil )
    2. Siswa
    Menurut Abu Ahmadi, peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. (Siswa memiliki kewajiban yang besar dalam proses pendidikan di indonesia. Dan hendaknya setiap siswa mendapatkan pendidikan yang layak dinegeri ini)
    3. Desain Instruksional
    Desain instruksional ialah pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional. Semua komponen sistem ini (tujuan, materi, media, alat, evaluasi) dalam hubungannya satu sama lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis. ( Kalau saja semua sekolah diindonesia memiliki sarana dan prasarana yang memadai, maka pendidikan indonesia akan lebih maju dari sekarang )
    4. Kegiatan Belajar Mengajar
    Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 295)
    Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengubah seorang individu agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Di dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan akibat dari belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik makin bertambah baik. ( Dalam proses KBM seringkali seorang siswa merasa bosan dengan cara mengajar guru yang salah, disini diperlukan creative teaching agar siswa tertarik akan pelajaran yang disampaikan guru )

    BalasHapus
  32. #Nur Izzati Haq#A1C313005#Komponen dalam Pembelajaran#
    7) Hasil Belajar
    Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).
    Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
    Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4) informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
    Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
    Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

    BalasHapus
  33. 4. Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM)
    Seorang guru tidak harus terpaku dengan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan beberapa metode. Penggunaan metode yang bervariasi dilakukan agar tidak terjadi kebosanan peserta didik tetapi menaruh perhatian selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen-komponen lain juga mempengaruhi keberhasilan dalam interaksi belajar mengajar. Komponen komponen tersebut, antara lain: guru, siswa, metode, alat / teknologi, sarana dan tujuan (A. M. Sardiman 2004:173).

    5. Tindak mengajar guru
    guru merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

    6. Tindak belajar siswa
    Tanpa adanya tindak belajar siswa, suatu kegiatan tidak dapat disebut sebagai pembelajaran. Tindak belajar siswa tergantung pada pribadi masing-masing siswa itu sendiri. Ada siswa yang cepat menangkap pelajaran, ada pula yang lambat. Ada siswa yang belajar sambil bermain, sambil mendengarkan musik, atau membutuhkan ketenangan dalam belajar. Menurut saya, tindak belajar siswa yang baik adalah belajar yang terus-menerus (continue). Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi latihan pada siswa. Disinilah pentingnya peranan seorang guru, guru-lah yang membelajarkan siswa, membuat siswa belajar, sehingga terciptalah kegiatan pembelajaran. Selain itu seorang siswa akan dengan mudah dalam belajar, mencapai hasil belajar serta menggunakan hasil belajarnya tersebut tidak hanya semata atau tegantung pada diri mereka sendiri tapi perlu adanya dukunga dari berbagai factor baik eksternal maupun internal. Faktor eksternal itu diantaranya faktor kurikulum, faktor guru,faktor lingkungan, faktor alat dan metode mengajar. Hal tersebut harus ada untuk menunjang para siswa dan siswi agar dapat sebaik mungkin dan semaksimal mungkin dalam belajar, mencapai hasil belajar serta menggunakan hasil belajarnya.



    7. Hasil belajar
    Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
    Jadi, dapat disimpulkan hasil belajar adalah gambaran untuk mengetahui kemampuan dan kecerdasan dari masing-masing siswa. Dari hal ini,siswa bisa mengukur kemampuan yang dimilikinya masing-masing. Semua orang tentunya ingin menjadi lebih baik. Untuk itu, semua kekurangan harus diperbaiki dalam kegiatan belajar mengajar selanjutnya untuk menciptakan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

    BalasHapus
  34. Nama : ISLAMISI
    Nim : A1C313033

    Penjelasan komponen dalam pembelajaran:
    a. Guru
    b. Siswa
    c. Disain instruksional
    d. KBM
    e. Tindak mengajar guru
    f. Tindak mengajar siswa
    g. Hasil belajar (Winkel,1991)

    1. Guru
    Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa yang akan datang.
    Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) - Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
    dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :
    1. Guru sebagai perencana (planner)yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).;
    2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).
    3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

    2. Siswa
    Dalam sistem pendidikan yakni SD, SMP maupun SMA, pastinya akan di bentuk dari berbagai komponen yang sangat penting, maka salah satu komponen itu adalah siswa. Menurut para ahli memandang seorang siswa adalah peserta didik yang memiliki pontensi dasar, yang penting di kembangkan melalui proses belajar mengajar, yang baik di lakukan secara fisik maupun secara mental. Dan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga serta juga pada lingkungan masyarakat dimana anak tersebut tinggal. Pada dasarnya siswa sebagai peserta didik dituntut untuk lebih memahami mengenai kewajiban, etika serta pelaksanaanya.
    pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
    Dengan demikian siswa atau peserta didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan melalui pendidikan.
    UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki kewajiban sebagi berikut
    a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
    b. Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut.
    3. Desain instruksional
    Menurut (Briggs, 1979:20), Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan tekhnik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut
    Model pengembangan instruksional menurut Kemp (1977), atau yang disebut desain instruksional, terdiri dari 8 langkah, yaitu:
    a. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU).
    b. Membuat analisis tentang karakteristik siswa.
    c. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur.
    d. Menentukan materi atau bahan pelajaran yang sesuai dengan TIK.
    e. Menetapkan penjagaan awal (pre-assessment).
    f. Menentukan strategi belajar-mengajar yang sesuai.
    g. Mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan.
    h. Mengadakan evaluasi

    BalasHapus
  35. 4. Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM)
    Seorang guru tidak harus terpaku dengan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan beberapa metode. Penggunaan metode yang bervariasi dilakukan agar tidak terjadi kebosanan peserta didik tetapi menaruh perhatian selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen-komponen lain juga mempengaruhi keberhasilan dalam interaksi belajar mengajar. Komponen komponen tersebut, antara lain: guru, siswa, metode, alat / teknologi, sarana dan tujuan (A. M. Sardiman 2004:173).

    5. Tindak mengajar guru
    guru merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah, pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual. Tugas guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik, mengasuh, membimbing, dan membentuk kepribadian siswa guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

    6. Tindak belajar siswa
    Tanpa adanya tindak belajar siswa, suatu kegiatan tidak dapat disebut sebagai pembelajaran. Tindak belajar siswa tergantung pada pribadi masing-masing siswa itu sendiri. Ada siswa yang cepat menangkap pelajaran, ada pula yang lambat. Ada siswa yang belajar sambil bermain, sambil mendengarkan musik, atau membutuhkan ketenangan dalam belajar. Menurut saya, tindak belajar siswa yang baik adalah belajar yang terus-menerus (continue). Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi latihan pada siswa. Disinilah pentingnya peranan seorang guru, guru-lah yang membelajarkan siswa, membuat siswa belajar, sehingga terciptalah kegiatan pembelajaran. Selain itu seorang siswa akan dengan mudah dalam belajar, mencapai hasil belajar serta menggunakan hasil belajarnya tersebut tidak hanya semata atau tegantung pada diri mereka sendiri tapi perlu adanya dukunga dari berbagai factor baik eksternal maupun internal. Faktor eksternal itu diantaranya faktor kurikulum, faktor guru,faktor lingkungan, faktor alat dan metode mengajar. Hal tersebut harus ada untuk menunjang para siswa dan siswi agar dapat sebaik mungkin dan semaksimal mungkin dalam belajar, mencapai hasil belajar serta menggunakan hasil belajarnya.



    7. Hasil belajar
    Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
    Jadi, dapat disimpulkan hasil belajar adalah gambaran untuk mengetahui kemampuan dan kecerdasan dari masing-masing siswa. Dari hal ini,siswa bisa mengukur kemampuan yang dimilikinya masing-masing. Semua orang tentunya ingin menjadi lebih baik. Untuk itu, semua kekurangan harus diperbaiki dalam kegiatan belajar mengajar selanjutnya untuk menciptakan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

    BalasHapus
  36. #Murniawati#A1C313024#Komponen dalam Pembelajaran#
    Pembelajaran kontestual merupakan salah satu model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar-mengajar, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan enam komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

    1. Guru
    Guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan sebagai pelaksana dan penggerak kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran berlangsung dan berhasil dengan sukses, maka guru harus merancang pembelajaran secara baik, dalam arti dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, karakteristik siswa, guru merumuskan tujuan, menetapkan materi, memilih metode dan media, dan evaluasi pembelajaan yang tepat dalam rancangan pembelajarannya.
    Menrut Winataputra (2007: 20) Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan istilah lainnya yang sesuai dengan kekhususannya yang juga berperan dalam pendidikan.
    2. Siswa
    Peserta didik adalah semua individu yang menjadi audiens dalam suatu lingkup pembelajaran. (Lussy : 2)
    Peserta didik adalah masukan mentah (raw input) dalam sebuah proses pembelajaran yang harus dithreat agar output dan outcomesnya sesuai dengan yang dicanangkan institusi (khususnya) dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya. Jadi, siswa merupakan objek utama yang harus dibimbing untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum di sekolah.
    3. Desain instruksional
    Dengan kata lain, desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik (metode) mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. (Roro, Putri : 1)
    Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik. Sedangkan menurut Sri Anitah dan Yetti Supriyati (2008: 4.3) “metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu”. Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    BalasHapus
  37. Nama : Putri Ella Novita Sari
    Nim : A1C313015

    Penjelasan :
    Komponen Dalam Pembelajaran Menurut Winkel (1991)
    a. Guru
    Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) - Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288) - Guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar.
    Menurut Peraturan Pemerintah - Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
    Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 - Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
    Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) - Sebagai profesi, guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada guru, yaitu:
    1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
    2. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
    3. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge).
    4. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.

    BalasHapus
  38. Putri Ella Novita Sari #A1C313015

    Pada uraian tentang pengertian guru di atas perlu juga diketahui tentang bagaimana sebenarnya tugas guru tersebut. Dalam pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
    1) Tugas professional
    Tugas profesional ialah tugas yang berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan.
    2) Tugas manusiawi
    Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran IPA-Biologi maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa.
    3) Tugas kemasyarakatan
    Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
    Selain ketiga tugas pokok Guru tersebut di atas, menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai:
    a). Fasilitator perkembangan siswa
    Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
    b) Agen pembaharuan
    Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
    c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
    Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.
    d) Pengganti orang tua di sekolah
    Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.

    BalasHapus
  39. b. Siswa
    Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu”.
    Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.
    Dengan penjelasan dari para ahli dan juga telah di perkuat dengan salah satu peraturan perundang udangan mengenai pemahaman atas pengertian siswa atau peserta didik maka ini penting sekali untuk dilakukan dalam proses pengembangan potensi diri dan juga lebih mengenali potensi diri mereka sendiri.
    c. Desain Instruksional
    Desain instruksional Dari Wikipedia , ensiklopedia bebas
    Instructional Design (juga disebut Sistem Instruksional Desain (ISD)) adalah praktek membuat "pengalaman instruksional yang membuat akuisisi pengetahuan dan keterampilan yang lebih efisien, efektif,dan menarik." Proses ini terdiri dari luas menentukan keadaan saat ini dan kebutuhan peserta didik,mendefinisikan tujuan akhir dari instruksi,dan menciptakan beberapa "intervensi" untuk membantu dalam transisi. Idealnya proses ini diinformasikan oleh pedagogis ( proses pengajaran ) dan andragogically ( pembelajaran orang dewasa ) menguji teori-teori belajar dan dapat terjadi dalam diri siswa -only , pengaturan berbasis masyarakat dibimbing guru.
    Ada banyak model desain instruksional tetapi banyak yang didasarkan pada model ADDIE dengan lima tahap : analisis,desain,pengembangan,implementasi,dan evaluasi. Sebagai lapangan,desain instruksional secara historis dan tradisional berakar pada psikologi kognitif dan perilaku, meskipun baru-baru Konstruktivisme ( teori belajar ) telah mempengaruhi pemikiran di lapangan .

    BalasHapus
  40. #Murniawati#A1C313024#Komponen dalam Pembelajaran#
    4. KBM
    Di dalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus. Di dalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus yang berbeda dengan tempat lain. Belajar adalah kegiatan khusus yang memerlukan adanya konsentrasi yang tinggi dan perhatian kita. (Lukman, 2003: 11)
    Kegiatan belajar mengajar merupakan rentetan perbuatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, sehingga terjadi proses belajar mengajar dan dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran.

    5. Tindak Mengajar Guru
    Didalam kelas, guru harus mempunyai pendekatan tersendiri terhadap siswanya. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.

    6. Tindak Belajar Siswa
    Dengan adanya media pembelajaran membuat siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Sujarwo (2012: 10) mengatakan bahwa media dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik.

    7. Hasil Belajar

    Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Jadi , dari evaluasi hasil belajar, dapat dilacak kualitas program pembelajaran dan proses pembelajarannya. Dari evaluasi program, dapat diprediksi bagaimana proses dan hasil pembelajaran. Dan dari evaluasi proses dapat dilacak kualitas program pembelajaran, dan diprediksi hasil pembelajarannya

    BalasHapus
  41. d. Kegiatan Belajar Mengajar
    Menurut S. Nasution (1982:39), Belajar dianggap merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.
    Sedangkan Menurut pendapat tradisional yang dikutip dari Sadiman (2003:2) belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
    L. Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:7) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik.
    Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa.
    Lebih lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain:
    1. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
    2. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
    3. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
    Seorang guru sebagai pengajar (Slameto, 1991:40) harus memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
    1) Konteks
    Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri. Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang actual dan konkret.
    2) Fokus
    Belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan pada suatu fokus, pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk uniformitas pada belajar, mengorganisasikan belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.
    3) Sosialisasi
    Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi harus dilakukan.
    4) Sequence
    Dalam proses belajar mengajar dipandang sebagai suatu pertumbuhan mental, siswa dapat mengalami kegagalan atau mungkin juga sukses.
    5) Evaluasi
    Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan perubahan siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada perubahan tersebut.
    Kelima prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru, agar guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa,sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Dan yang terpenting tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.
    e. Tindak Mengajar Guru
    Menurut Masjumi (2008:74) peranan dan tugas guru seharusnya dipilih dan ditetapkan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memahami betul peranannya dalam proses belajar mengajar yang bersifat majemuk, artinya peran guru tidak hanya satu tetapi lebih dari satu.
    Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, seorang guru harus :
    1. Mengumpulkan data tentang siswa
    2. Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari
    3. Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus
    4. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orangtua siswa baik
    5. Secara individu maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak
    6. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa
    7. Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik
    8. Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu
    9. Bekerja sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa
    10. Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya
    11. Meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
    Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu:
    1. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok;
    2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu.
    3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.

    BalasHapus
  42. f. Tindakan Belajar Siswa
    Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2011: 172) membagi aktivitas belajar siswa ke dalam 8 kelompok, yaitu:
    1. Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
    2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang termasuk di dalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
    3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
    4. Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
    5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
    6. Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
    7. Kegiatan-kegiatan mental, yang termasuk di dalamnya antara lain merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
    8. Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.
    g. Hasil Belajar
    Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).
    Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
    Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain:
    1. hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik;
    2. strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah;
    3. sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian;
    4. informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan
    5. keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
    menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

    BalasHapus
  43. #ANNISA RAHIM #A1C313004
    #Penjelasan:
    Komponen didalam pembelajaran:
    Guru
    Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Guru membuat desain instruksional memandang siswa sebagai partner yang memiliki asas emansipasi diri menuju kemandirian. Guru menyusun acara pembelajaran dan berusaha mencapai sasaran belajar, suatu perilaku yang dapat dilakukan oleh siswa.

    Siswa
    Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Didalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespons dengan tindak belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.
    Siswa sebagai pembelajar disekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Ia mengalami perkembangan jiwa, sesuai asas emansipasi diri menuju keutuhan dan kemandirian. Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran.

    Desain Instruksional
    Desain instruksional disusun oleh guru untuk membelajarkan siswa. Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tujuan pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut pandangan dan rumusan guru.

    Kegiatan Belajar Mengajar
    Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar, yang juga sering disebut sebagai kegiatan instruksional atau kegiatan interaksi edukatif.
    Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru dikelas. Tindak pembelajaran tersebut menggunakan bahan belajar. Kualitas kegiatan belajar mengajar yang terjadi diruang kelas akan ditentukan oleh kualitas guru atau pendidik. Guru harus memiliki kemampuan untuk dapat merancang dan sekaligus melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga siswa aktif dalam membangun makna atau pemahaman.

    BalasHapus
  44. Tindak Mengajar Guru
    Guru bertindak mengajar dikelas dengan maksud membelajarkan siswa. Dalam tindakan tersebut guru menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar. Proses bejalar merupakan hal yang dialami oleh siswa , suatu respons terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Dalam proses belajar tersebut guru meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

    Tindak Belajar Siswa
    Siswa bertindak belajar, artinya mengalami proses dan meningkatkan kemampuan mentalnya. Siswa melakukan tindak belajar, yang meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
    Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

    Hasil Belajar
    Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berskhirnya penggal dan puncak dan proses belajar.
    Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajara. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi (7A) dampak pengajaran dan (7B) dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

    Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, meyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagao dampak pengiring. Dengan belajar maka kemampuan mental semakin meningkat. Hal itu sesuai dengan perkembangan siswa yang bermenasipasi diri sehingga ia menjadi utuh dan mandiri (Winkel,1991; Biggs &Tefler, 1987; Monks, Knoers & Siti Rahayu Haditino, 1989)


    Sumber : Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

    BalasHapus
  45. Tindak Mengajar Guru
    Guru bertindak mengajar dikelas dengan maksud membelajarkan siswa. Dalam tindakan tersebut guru menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar. Proses bejalar merupakan hal yang dialami oleh siswa , suatu respons terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Dalam proses belajar tersebut guru meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

    Tindak Belajar Siswa
    Siswa bertindak belajar, artinya mengalami proses dan meningkatkan kemampuan mentalnya. Siswa melakukan tindak belajar, yang meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
    Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

    Hasil Belajar
    Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berskhirnya penggal dan puncak dan proses belajar.
    Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajara. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi (7A) dampak pengajaran dan (7B) dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

    Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, meyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagao dampak pengiring. Dengan belajar maka kemampuan mental semakin meningkat. Hal itu sesuai dengan perkembangan siswa yang bermenasipasi diri sehingga ia menjadi utuh dan mandiri (Winkel,1991; Biggs &Tefler, 1987; Monks, Knoers & Siti Rahayu Haditino, 1989)


    Sumber : Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

    BalasHapus
  46. #SAKDIYAH
    #A1C313008
    #Komponen dalam Pembelajaran
    1. Guru
    Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
    Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
    Guru sebagai pendidik harus bertanggung jawab atas peserta didik. Guru harus memberikan teladan/ contoh yang baik kepada peserta didik. Guru harus memiliki kemampuan intelektual, dapat mengendalikan emosi serta memiliki sifat mendidik dengan dilandasi rasa cinta dan kasih kepada peserta didik.
    Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dari semua itu kita dapat menyimpulkan bahwa guru ini sangat lahpenting dalam komponen pembelajaran.
    2. Siswa
    Abu achmadi, salah satu pemerhatian pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya.
    Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.
    Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama : afnita mardalena
      nim : a1c313034

      saya ingin bertanya tentang pengertian siswa
      dalam tulisan anda mengatakan bahwa siswa adalah individu yang belum bisa dikatakan dewasa

      dalam kehidupan ada seseorang yang sudah berumus 22 tahun tetapi masih bersekolah di jenjang SMA kelas XI statusnya dalam masyarakat adalah seorang siswa apakah hal ini seseorang tersebut bisa dikatakan belum dewasa?
      sedangkan yang saya dengar dari Bapak Hendra pada pembelajaran kemaren pada umur 20 tahun seseorang tersebut bisa dikatakan sudah dewasa

      bagaimana menurut anda menganggapi hal ini???
      terimakasih :)

      Hapus
    2. sebelumnya terima kasih sudah menanggapi posting saya, menurut saya pengertian siswa adalah individu yang belum bisa dikatakan dewasa disini artinya siswa itu belum dewasa pikirannya, masih butuh bimbingan dan usaha untuk mencapai tingkat kedewasaannya.

      orang yang bersekolah sudah berumur 22 tahun itu sudah dikatakan dewasa, benar menurut psikologinya orang yang berumur 22 tahun sudah dewasa. namun bukan bearti dia tidak boleh menjadi siswa.Dalam hal ini, orang dewasa dan usia lanjut sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk di bangku sekolah tradisional. Oleh sebab itu, harus dipahami bahwa, orang dewasa begitupun juga usia lanjut yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri, bergerak dari ketergantungan pada orang lain seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian. Kematangan psikologi orang dewasa dan usia lanjut sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri (mandiri), bukan diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain.

      Hapus
  47. 3. Desain intruksional
    Desain pembelajaran merupakan prinsip-prinsip penerjemahan dari pembelajaran dan instruksi ke dalam rencana-rencana untuk bahan-bahan dan aktivitas-aktivitas instruksional (Smith and Ragan, 1993).
    Tujuan dari disain pembelajaran yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat kesulitan pembelajaran (Morrison, Ross, dan Kemp, 2007).

    Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
    Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:
    1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
    2. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar.
    3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
    4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
    5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
    6. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi ang sudah dikuasai atau belum.

    4.Kegiatan belajar mengajar(KBM)

    salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar (KBM) atau teaching and learning activities, yang juga sering disebut sebagai kegiatan instruksional (instructional activities) atau kegiatan interaksi edukatif. Kegiatan belajar juga merupakan salah satu standar dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan. Kotak hitamnya (black box) ada di ruang kelas. Demikianlah pendapat dan keyakinan para ahli tentang kunci utama upaya peningkatan mutu pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar yang terjadi di ruang kelas ini akan ditentukan oleh kualitas sosok yang berada yang berada di depan papan tulis di ruang kelas tersebut. Siapa dia? Tidak lain adalah guru atau pendidik. Oleh karena itu, maka akhirnya upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru menjadi faktor yang paling menentukan untuk memecahkan masalah kualitas pendidikan.

    BalasHapus

  48. 5.Tindakan mengajar guru
    Tindakan mengajar dalam komponenn sangat lah penting, mengapa demikian? Tindakan mengajar guru ini menentukan bahwa proses dalam pembelajaran berhasil. Dalam mengajar dibutuhkan strategi mengajar agar para siswa mudah menerima pelajaran dan sulit untuk melupakan apa yang telah diajarkan oleh guru. Guru harus mempersiapkan dan merancang apa yang akan disampaikan dan strategi apa yang tepat agar siswa lebih menerima pelajaran. Agar perencanaan pembelajaran efektif, maka perencanaan haruslah berpegang pada pemahaman guru akan kelas serta materi ajar yang akan disampaikan. Selain perencanaan pembelajaran, dalam mencapai pembelajaran yang efektif guru harus memiiki ketrampilan untuk menyampaikan materi. Kemampuan guru menyampaikan materi ajar yang kurang memadai dapat menyebabkan kelas menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan siswa. Suara guru yang terlalu atau kurang keras, sikap guru yang kurang tegas, pendekatan atau metode pembelajaran yang kurang tepat, maupun posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang kurang menarik perhatian siswa. Sementara itu, lingkungan belajar juga memberikan kontribusi. Proses belajar mengajar juga tidak bisa dilepaskan dari alat/media yang digunakan dalam penyampaian pengajaran kepada siswa. Penggunaan media pengajaran dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa, sehingga mengefisienkan kegiatan belajar mengajar dan membatasi keterbatasan ruang dan waktu.
    Basrowi, M dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.
    6. tindakan belajar siswa
    Dalam komponen pembelajaran, juga sangat penting karena dalam proses pembelajaran itu guru dan siswa harus saling berkomunikasi. Tidak hanya guru saja yang berperan dalam pembelajaran, siswa juga dituntut untuk bertindak dalam belajar.siswa memperrhatikan dan berperan aktif di dalam proses pembelajaran ini adalah salah satu tindakan siswa. Dengan adanya tindakan siswa itu, proses pembelajaran akan berjalan dengan lancardan saling adanya komunikasi antar guru.
    7.hasil belajar
    Penilaian dalam proses pengajaran ini sangat besar urgensinya demi kelangsungan dan kemajuan bukan hanya dalam hal mengajar namun juga dalam pembelajaransecara utuh. Evaluasi proses pengajaran juga harus dilakukan oleh guru sendiri karena guru yang benar-benar mengerti segala hal tentang pengajaran yang dilakukan, tentunya dengan memperhatikan dan mendengarkan pendapat dari pihak lain juga semakin menyempurnakan penilaian terhadap pengajarannya.
    Dalam penilaian atau evaluasi pengajaran, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan. Ada beberapa komponen dan hal-hal penting yang perlu dinilai. Sudjana dan Rivai (2007: 147) menyebutkan dan menjelaskan mengenai komponen-komponen yang perlu dinilai dalam proses pengajaran antara lain tujuan, bahan, metode dan media, hingga sistem evaluasi.
    . Fungsi Evaluasi
    • Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa
    • Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang siswa dalam mendalami pelajaran.
    • Mengetahui efisiensi metode belajar yang digunakan
    • Memberi laporan kepada siswa dan orangtua
    • Sebagai alat motivasi belajar-mengajar
    • Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyaluran anak pada suatu pekerjaan.

    BalasHapus
  49. #IKA SAPUTRI#A1C313013

    Penjelasan
    1. GURU
    Menurut Syaiful Bahri Djamarah (Martinis Yamin dan Maisah, 2009: 100) secara keseluruhan guru adalah figur yang menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat maupun di sekolah. Guru dilihat sebagai sosok yang kharismatik, karena jasanya yang banyak mendidik umat manusia dari dulu hingga sekarang
    E. Mulyasa (dalam Martinis Yamin dan Maisah, 2009: 101) juga menegaskan jika semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besarterhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru.
    Secara umum tugas guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Menurut Suciati, dkk (2007: 523) dalam menjalankan tugasnya sebagai fasilitator, ada dua tugas yang harus dikerjakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang efektif. Kedua tugas tersebut sebagai pengelola pembelajaran dan sebagai pengelola kelas.
    Sebagai pengelola pembelajaran, guru bertugas untuk menciptakankegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sedangkan sebagai pengelola kelas, guru bertugas untuk menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif. Kedua tugas itu saling berkaitan satu dengan yang lain.
    Dapat disimpulkan bahwa guru merupakan komponen utama yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena tugas guru bukan hanya sebagai fasilitator namun ada dua tugas yang harus dikerjakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang efektif. Kedua tugas tersebut sebagai pengelola pembelajaran dan sebagai pengelola kelas.

    2. SISWA
    Dikemukakan oleh Kemp(1997:4), Siswa adalah pusat dari proses belajar mengajar, sehingga mereka harus terlibat dalam hampir semua frase dari interaksi kelas dari perencanaan sampai evaluasi.
    Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.

    BalasHapus
  50. IKA SAPUTRI #A1C313013

    3. DISAIN INTRUKSIONAL
    Desain instruksional menurut Robert Mager sangat pasti dan jelas dikemukakan, yaitu berupa rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Robert Mager mengungkapkan perumusan TIK secara tertulis dan diinformasikan kepada pendidik dan peserta didik, sehingga keduanya mempunyai pengertian yang sama tentang apa yang tercamtum dalam TIK. TIK tersebut mengandung satu pengertian atau tidak mungkin ditafsirkan dalam pengertian yang lain.
    Menurut Gerlach dan Ely (1971), langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari :
    a) Merumuskan tujuan instruksional
    b) Menentukan isi materi pelajaran.
    c) Menentukan kemampuan awal peserta didik.
    d) Menentukan teknik dan strategi.
    e) Pengelompokan belajar.
    f) Menentukan pembagian waktu.
    g) Menentukan ruang.
    h) Memilih media intruksional yang sesuai.
    i) Mengevaluasi hasil belajar.
    j) Menganalisis umpan balik.

    4. KBM
    kegiatan belajar-mengajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah pendidikan. Keduanya merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidiknya. Kegiatan belajar-mengajar dapat juga diartikan sebagai proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1).
    Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa.

    5. TINDAKAN MENGAJAR GURU
    Mengajar dapat diartikan menyerahkan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman kepada anak didik. Dengan kata lain mengajar belajar berarti mewariskan kebudayaan dari masyarakat generasi tertentu kepada generasi penerusnya (Mustiningsih, 2001:2). Clarke berpendapat bahwa mengajar yaitu kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan untuk menghasilkan perubahan pada tingkah laku murid (Mustiningsih, 2001:6).
    Mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan guru agar siswa belajar (Sukmadinata, 2005:131). Inti dari definisi yang telah dikemukakan, maka mengajar adalah suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh seorang tenaga pendidik sebagai tuntutan profesi guru yang mereka miliki dengan cara memberikan transfer ilmu pendidikan sesuai dengan tiga ranah pendidikan.
    Mengajar itu berat (teaching is taft), karena di dalam proses mengajar, seorang guru juga mendidik. Dalam mendidik, guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan maupun keterampilan saja kepada didikannya, tetapi juga dituntut untuk mampu mengarahkan peserta didik tersebut agar memiliki sikap, prilaku, dan moral yang benar. Sehingga nantinya diharapkan terdapat keseimbangan antara kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.

    BalasHapus
  51. IKA SAPUTRI #A1C313013

    6. TINDAKAN BELAJAR SISWA
    Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam laboratorium maupun di dalam lingkungan alamiah. Belajar juga dapat dikatakan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubahan tingkah laku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik dan terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai prilaku belajar (Sukmadinata, 2005: 52).

    7. HASIL BELAJAR
    Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).
    Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

    BalasHapus
  52. Nama : Antonius Yudha S.S
    NIM : A1C313027
    A.Guru
    Menurut Para Ahli tentang Guru :
    1. Husnul Chotimah (2008) Guru dalam pegertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik.
    2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288) guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar.
    3.Menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai:
    a) Fasilitator perkembangan siswa
    Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
    b) Agen pembaharuan
    Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
    c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
    Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guruberperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.
    d) Pengganti orang tua di sekolah
    Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.


    B.Siswa
    Menurut Abu Ahmadi, peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.
    Dari pendapat di atas, siswa diibaratkan seperti anak kecil yang baru belajar jalan yang membutuhkan bimbingan orang tua agar dapat bejalan sendiri. Lain hal nya dengan anak kecil yang membutuhkan orang tua, siswa disini membutuhkan guru sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran

    BalasHapus
  53. Nama : Antonius Yudha S.S
    NIM : A1C313027
    C). Disain Instruksional
    Desain instruksional merupakan cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.
    Menurut Gerlach dan Elly (1971), model desain intruksional yang dikembangkan ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar. Langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari :
    a) Merumuskan tujuan instruksional.
    b) Menentukan isi materi pelajaran.
    c) Menentukan kemampuan awal peserta didik.
    d) Menentukan teknik dan strategi.
    e) Pengelompokan belajar.
    f) Menentukan pembagian waktu.
    g) Menentukan ruang.
    h) Memilih media intruksional yang sesuai.
    i) Mengevaluasi hasil belajar.
    j) Menganalisis umpan balik.
    Dengan kata lain,dapat disimpulkan bahwa desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
    D.Kegiatan Belajar dan Mengajar
    Di dalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus. Seperti dikemukakan Arikunto (Lukman, 2003: 11), bahwa: ’Di dalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus yang berbeda dengan tempat lain. Belajar adalah kegiatan khusus yang memerlukan adanya konsentrasi yang tinggi dan perhatian kita’
    Kegiatan belajar mengajar merupakan rentetan perbuatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, sehingga terjadi proses belajar mengajar dan dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Usman (1990: 21):
    Guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa sebagai berikut:
    a. Melibatkan siswa secara aktif
    b. Menarik minat dan perhatian siswa
    c. Membangkitkan motivasi siswa
    d. Prinsip Individualitas
    e. Peragaan dalam pengajaran

    Peran serta aktif siswa dalam belajar berarti menunjukan prestasi lebih baik, dan setiap individu akan lebih siap siaga dan cenderung lebih merasa aman.
    Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Schuler dan Jakson (1997: 354) bahwa :
    Individu-individu menunjukan prestasi lebih baik bila mereka secara aktif terlibat dalam proses belajar. Bantuan organisasi dalam bidang ini dapat berkisar dari pendorong peran serta aktif dalam diskusi ruang kelas untuk menyusun beberapa program guna membantu melakukan perubahan strategi utama. Hal yang penting adalah menghubungkan individu dengan belajar melalui peran aktif, agar individu-individu tetap lebih siap siaga dan lebih cenderung merasa nyaman.

    Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa peran serta aktif dalam belajar akan mengalami proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan atau pengalaman dan dapat dimanifestasikan dalam bentuk prestasi belajar

    BalasHapus
  54. Antonius Yudha S.S (A!C313027)
    E Tindak Mengajar Guru
    Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena siikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-sehari oleh anak didiknya. Menurut Danni Ronnie M ada enam belas pilar agar guru, khususnya guru PAUD dapat mengajar dengan hati, keenam belas pilar tersebut menekankan pada sikap dan perilaku pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik. Enam belas pilar pembentukan karakter yang harus dimiliki seorang guru, antara lain:
    1) kasih sayang, 2) penghargaan, 3) pemberian ruang untuk mengembangkan diri, 4) kepercayaan, 5) kerjasama, 6) saling berbagi, 7) saling memotivasi, 8) saling mendengarkan, 9) saling berinteraksi secara positif, 10) saling menanamkan nilai-nilai moral, 11) saling mengingatkan dengan ketulusan hati, 12) saling menularkan antusiasme,
    13) saling menggali potensi diri, 14) saling mengajari dengan kerendahan hati, 15) saling menginsiprasi, 16) saling menghormati perbedaan.

    F. Tindak Belajar Siswa
    Hal ini berkaitan erat dengan fungsi sikap, sebagai berikut:
    1) Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuan (instrumental function).
    Seseorang mengambil sikap tertentu terhadap objek atas dasar pemikiran sampai sejauh mana objek sikap tersebut dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment), karena dengan mengambil sikap tertentu seseorang akan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
    2) Sikap sebagai pertahanan ego
    Kadang-kadang orang mengambil sikap tertentu terhadap sesuatu objek karena untuk mempertahankan ego atau akunya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertentu terhadap objek demi pertahanan egonya. Misalnya orang tua mengambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar), hal tersebut mungkin karena dengan sikap keadaan ego atau aku-nya dapat dipertahankan.
    3) Sikap sebagai ekspresi nilai
    Yang dimaksud ialah bahwa sikap seseorang menunjukkan bagaimana nila-nilai pada orang tua. Sikap yang diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada pada diri orang tersebut.
    4) Sikap sebagai fungsi pengetahuan
    Ini berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu objek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu akan berpengaruh pada sikap orang itu terhadap objek tersebut.

    G, Hasil Belajar
    Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Berikut di kemukakan defenisi hasil belajar menurut para ahli
    1.Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
    Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
    2.Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.

    BalasHapus
  55. NAMA: YULIA REZEKY S
    NIM : A1C313022
    KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN
    1.GURU
    Peran Guru dalam proses suatu kemajuan pendidikan amat sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang amat sangat berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dan bertatakrama dalam masyarakat. Oleh karena itu tugas yang diemban guru tidaklah mudah. Guru yang baik harus mengerti dan paham tentang hakekat sejati seorang guru.
    Menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru atau dosen yaitu:
    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik dan tenaga kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada suatu perguruan tinggi.
    Menurut para ahli yaitu:
    Husnul Chotimah (2008); Guru dalam pegertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik.
    Dri Atmaka (2004: 17); pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya. Agar tercapai tingkat kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk individu yang mandiri.
    E. Mulyasa (2003: 53); pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
    Ahmadi (1977: 109); pendidik adalah sebagai peran pembimbing dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa merasa aman dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapai mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

    BalasHapus
  56. Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola administrasi di sekolah itu.
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288)
    Guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar.
    Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila. Berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis. Sebagai profesi,Guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada guru, yaitu:
    1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
    2. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
    3. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge).
    4. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
    5. Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial atau material.
    2.SISWA
    Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,berketerampilan,berpengalaman,berkribadian,berakhlak mulia,dan mandiri.
    Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.
    Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

    BalasHapus
  57. Menurut para ahli yaitu;
    Abu Ahmadi yang juga menuliskan pengertian peserta didik atau siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara yang baik, dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.
    Dengan penjelasan dari para ahli dan juga telah di perkuat dengan salah satu peraturan perundang udangan mengenai pemahaman atas pengertian siswa atau peserta didik maka ini penting sekali untuk dilakukan dalam proses pengembangan potensi diri dan juga lebih mengenali potensi diri mereka sendiri.

    3. DESAIN INSTRUKSIONAL

    Desain instruksional adalah cara yang sistematis dalaam mengidentifikasi,mengembangkan,dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu atau teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan masalah-masalah instruksional atau setidak-tidaknya dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan. Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.

    4.KBM
    Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar
    Proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, suvervisor, motivator, penanya, evaluator dan konselor.
    a. Guru sebagai demonstrator
    Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah peserta didik. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus.
    Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh peserta didik.
    b. Guru sebagai mediator dan fasilitator
    Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajarmengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.

    BalasHapus
  58. c. Guru sebagai evaluator
    Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.
    Tujuan Kegiatan Belajar Mengajar
    Dalam setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berlangsung, pasti ingin selalu diketahui hasilnya, yaitu mengenai seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Hasil dari KBM tersebut sering disebut dengan istilah prestasi belajar.
    Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai – nilai kecakapan. Lebih lanjut Nurkancana dan Sunartana (1992) mengatakan : “Prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk memcapai prestasi.” Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability).
    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah peserta didik yang bersangkutan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata(actual) bukan kecakapan potensial.
    Prestasi belajar yang dicapai dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pula pada manusia, khususnya yang berada pada bangku sekolah. Oleh karena itu, prestasi mempunyai beberapa fungsi. Adapun fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1990 : 3) antara lain :
    1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik.
    2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
    3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
    4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi pendidikan. Indikator intern berarti bahwa prestasi belajar dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan
    5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik.
    Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan inti dari proses pendidikan secara universal (keseluruhan), sedangkan guru merupakan komponen sebagai pemegang peranan fasilitator dan mediator. Banyak pandangan dan konsep dari para pemikir, pakar, praktisi pendidikan yang menguraikan tentang teori belajar mengajar. KBM merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan murid itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya KBM.
    KBM mempunyai makna, pengertian dan cakupan yang luas. Dalam KBM tersirat adanya satu kesatuan (agregasi) kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. Salah satu instrumen untuk menjadikan KBM menjadi efektif dan efisien bahkan lebih komunikatif adalah berkaitan dengan media, yaitu bagaimana guru dan murid secara kooperatif (kerja sama) memanfaatkan media pembelajaran itu sendiri.

    BalasHapus
  59. 5.TINDAK MENGAJAR GURU
    Dick and carrey (1985), mengemukakan bahwa dalam merencanakan dalam satu uunit pembelajara ada tiga tahap:
    1.mengurutkan dan merumpuntujuan kedalam pembelajaran
    2.merencanakan prapembelajaran,pengetesan dan kegiatan tindakan lanjut
    Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif.
    Dalam tataran ilmiah, penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pembelajaran. Ini dapat terjadi karena setelah meneliti kegiatannya sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi sendiri, guru dapat memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai kegiatan yang selama ini selalu dilakukan dalam proses pembelajaran. Barangkali selama ini guru hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran secara rutin saja tanpa tahu apakah. kegiatan yang dilakukan itu berkualitas dan efektif atau tidak. Di mana letak kelemahan-kelemahan kegiatan yang selama ini dilakukan juga tidak diketahui dengan jelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru menjadi memperoleh kejelasan dari yang selama ini tidak jelas itu berdasarkan umpan balik yang diperolehnya sendiri. Guru secara perlahan dapat membuktikan dan mengevaluasi apakah suatu teori pembelajaran atau suatu metode pembelajaran yang secara teoritik dikatakan bagus, juga dapat diterapkan dengan baik di kelas dan apakah dapat meningkatan efektivitas hasil belajar siswa. Jika suatu teori pembelajaran atau metode pembelajaran ternyata tidak cocok dengan kondisi kelasnya, maka melalui penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengadaptasi teori tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang dikelolanya dalam proses pembelajaran. Dengan cara demikian, kepentingan proses dan atau produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal, dan fungsional akan semakin dapat diciptakan dan dicapai.
    Akhirnya, dengan penelitian tindakan kelas guru juga dapat mengamati sendiri, merasakan sendiri, dan menilai sendiri apakah kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi terhadap proses hasil hasil belajar. Misalnya saja: apakah pemberian pekerjaan rumah kepada siswa selama yang terlalu banyak? Apakah umpan balik secara verbal yang selama ini dilakukan terhadap kegiatan siswa di kelas tidak efektif? Apakah cara guru mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas mampu ataukah tidak mampu merangsang siswa untuk berpikir? Apakah metode mengajar yang selama ini digunakan cenderung membosankan siswa atau tidak? Apakah penggunaan media pembelajaran selama ini sudah cukup dan bagus atau belum? dan sebagainya. Jika berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu guru menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran tertentu yang selama ini dilakukan tidak efektif, maka guru dapat merumuskan secara tindakan tertentu untuk memperbaiki proses kegiatan tersebut guna meningkatkan kualitas dan efektivitasnya.

    BalasHapus
  60. Berdasarkan pembahasan di atas, pertanyaan penting yang diajukan di sini adalah: “Apakah sesungguhnya definisi Penelitian Tindakan Kelas itu?” Ada beberapa definisi penelitian tindakan kelas yang dapat diajukan di sini. Suharsimi (2007:2) mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan definisi dari kata “penelitian,” “tindakan” dan “kelas.” Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan . menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat.dan penting bagi peneliti. . Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama oleh guru. Jadi, Suharsimi (2007:3) berkesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
    Suhardjono (2007:58) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Rustam dan Mundilarto (2004: 1) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Tim PGSM (1999) mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, ditujukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki praktik pembelajaran yang diselenggarakan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur atau siklik.
    Dari beberapa definisi tersebut di atas, penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
    Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal.
    Penting untuk dipertegas di sini adalah pengertian atau makna “kelas” itu sendiri. Dalam bahasa sehari-hari, kelas seringkali diartikan sebagai suatu ruangan tempat siswa belajar dan guru mengajar. Pemaknaan kelas semacam Ini sesungguhnya salah karena terlalu membatasi proses pembelajaran dalam ruangan tertentu saja. Dalam pandangan teori pembelajaran, “kelas” dimaknai sebagai sekelompok peserta didik yang sedang belajar; bukan hanya ruang kelas saja. Dengan pemaknaan seperti ini, siswa belajar tidak terbatas hanya di dalam suatu ruangan saja, tetapi juga termasuk ketika melakukan observasi di laboratorium, menelaah buku di perpustakaan, melakukan praktikum di bengkel kerja, atau melakukan karyawisata ke tempat-tempat peninggalan sejarah. Oleh sebab itu, menurut Suharsimi (2007:3), penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di dalam ruangan kelas saja, tetapi bisa di mana saja tempatnya yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar. Jadi, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olah raga, bengkel kerja, atau di tempat kunjungan studi; yang penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar’ hal yang sama dari guru atau fasilitator yang sama.

    BalasHapus
  61. Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan kelas, menurut Suhardjono (2007:58), meliputi:
    1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium/ bengkel, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
    2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
    3. Meteri pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
    4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati adalah guru, siswa, atau keduanya.
    5. Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.
    6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
    7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas .merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.

    6.TINDAK BELAJAR SISWA
    Tujuan PTK adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan profesionalisme guru, terutama untuk menerapkan teori kedalam praktik pembelajaran, memberikan pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang akan meningkatkan kepekaan guru mengenai siswanya belajar dalam mata pelajaran tertentu (Hopkin, 1993). Sedangkan McNiff ( 1992 ) mengemukakan bahwa tujuan PTK adalah untuk perbaikan. Kata “ perbaikan “ disini mengacu pada konteks proses pembelajaran di kelas. Dari pendapat ahli-ahli tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan utamaPTK adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik pembelajaran kearah yang seharusnya dilakukan oleh guru-guru dalam mengajar.
    Lebih jauh lagi, Suyanto (1996) menjelaskan bahwa PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru-guru untuk meningkatkan diri atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Tujuan ini dapat dicapai apabila guru melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan persoalan pembelajaran di kelas. Tujuan dari PTK adalah terjadinya proses latihan bagi guru dalam jabatan selama proses penilitian tindakan kelas berlangsung.

    Dengan kata lain, melalu PTK guru dapat mengembangkan kemampuan professional secara terus-menerus. Jadi guru akan mendapatkan banyak pengalaman tentang eterampilan praktik pembelajaran sebagai penerapan dari suatu teori, bukan untuk mengembangkan ilmu baru.

    BalasHapus
  62. Kegunaan Penelitian Tindakan Kelas
    Apabila guru melaksanakan tindakan PTK, guru akan banyak memperoleh manfaat. Manfaat yang diperoleh dari PTK antara lain, inovasi pembelajaran, dan peningkatan profesionalisme guru.
    1. Inovasi Pembelajaran
    Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru setiap tahun akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda. Karena itu, jika guru melaksanakan PTK yang berorentasi pada persoalannya sendiri dan menghasilkan pemecahannya, maka secara tidak langsung ia terlibat dalam proses inovasi pembelajaran secara aktif.
    2. Peningkatan profesionalisme guru
    McNiff ( 1992 : 9 ) menyimpulkan bahwa dalam PTK guru ditantang untuk terbuka pada pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian tindakan-tindakan yang diputuskan dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka PTK merupakan pendidikan bagi guru untuk lebih obyektif dalam melihat suatu persoalan di kelas, dalam hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan profesionalisme mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
    Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru
    Hopkin (1992:57-59) mengemukakan enam perinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan PTK. Keenam prinsip tersebut adalah sebagai tersebut :
    1.PTK yang dilaksanakan oleh guru hendaknya tidak menggangu tugas utama guru dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya.
    2.Metode pengumpulan data tidak menyita waktu guru dalam mengajar.
    3.Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru dapat mengembangkan PBM dan menerapkannya di kelas lain.
    4.Masalah yang hendak diteliti hendaknya tidak terlalu luas dan kompleks sehingga dapat dipecahkan sendiri oleh guru melalui pelaksanaan PTK.
    5. Pemecahan masalah hendaknya mengacu pada kebutuhan guru sebagai peneliti, namun tetap memperhatikan prosedur yang harus ditempuh di lingkungan kerjanya.
    6.Jika memungkinkan, PTK dilakukan untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan atau prioritas sekolah di masa datang.

    BalasHapus
  63. 7.HASIL BELAJAR
    Tujuan dari hasil belajar tidak hanya untuk mendapatkan hasil belajar selama mengikuti pembelajaran tetapi juga untuk:
    • Melakukan pemeringkatan prestasi belajar siswa.
    • Menyeleksi siswa apakah masuk dalam kategori tertentu atau tidak.
    • Mengetahui kompetensi yang berhasil dikuasai siswa.
    • Membantu siswa untuk menentukan program pembelajaran yang sesuai.
    • Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas.
    • Memprediksi keberhasilan siswa jika mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
    Hasil belajar yang didapatkan akan berbeda-beda sehingga guru harus memahami kekurangan setiap siswa. Ada yang mudah menyerap materi pembelajaran namun ada juga yang membutuhkan pengulangan untuk menguatkan konsep dan pemahaman. Siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran sebaiknya mendapatkan bimbingan khusus agar tidak tertinggal dari teman-temannya. Kepercayaan diri yang rendah juga menjadi masalah tersendiri bagi siswa dengan nilai yang buruk sehingga tenaga pendidik harus memotivasi mereka untuk meningkatkan prestasinya. Jadi, peran guru tidak hanya sebagai pendidik dan penilai tetapi juga motivator khususnya bagi murid yang memiliki pencapaian rendah.
    Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Berikut di kemukakan defenisi hasil belajar menurut para ahli
    1. Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
    2. Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
    3. Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
    4. Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
    5. Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
    6. Sudjana (2010) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
    7. Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
    Segitu dulu ya definisi hasil belajarnya. Untuk daftar pustakanya, silahkan download di page yang telah di sediakan. Next time aku posting lagi definisi hasil belajar menurut para ahli lainnya

    BalasHapus
  64. #NORMAYANTI#A1C313014#

    4. Kegiatan Belajar Mengajar
    Kegiatan belajar mengajar merupakan rentetan perbuatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, sehingga terjadi proses belajar mengajar dan dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Usman (1990: 21): “Guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa sebagai berikut:
    a. Melibatkan siswa secara aktif
    b. Menarik minat dan perhatian siswa
    c. Membangkitkan motivasi siswa
    d. Prinsip Individualitas
    e. Peragaan dalam pengajaran

    5. Tindak Mengajar Guru
    Dimyati dan mudjiono (2006 : 41 ) mengatakan tugas seorang guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus harus mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar. Prisnsip-prinsip belajar sebagai berikut :
    • Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.
    • Keaktifan, anak memupunyai dorongan untuk berbuat sesuatu.
    • Ketertiban langsung / pengalaman, belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa.
    • Pengulangan, melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang benar dan bentuk kebiasaan-kebiasaan
    • Tantangan, dalam belajar siswa tentu memiliki hambatan yaitu mepelajari bahan belajar, maka timbulah motif yang mengatasi hambatan itu dengan belajar.

    6. Tindak Belajar Siswa
    Dalam proses pendidikan, sekolah merupakan pusat pembelajaran. Guru bertindak menjelaskan atau mengarahkan dan siswa bertindak belajar. Tindakan tersebut dilakukan oleh siswa. Dimyati (2010: 255) menjelaskan bahwa sebagai lazimnya tindakan seseorang, maka tindakan tersebut dapat diamati sebagai perilaku belajar. Sebaliknya, tindak belajar tersebut terutama dialami oleh siswa sendiri. Siswa mengalami tindak belajarnya sendiri sebagai suatu proses belajar yang berjalan dari waktu ke waktu. Siswa dapat menghentikan sendiri, atau mulai belajar lagi. Dengan kata lain, perilaku belajar merupakan “gejala belajar” menurut pengamat. Sedangkan tindak belajar atau proses belajar merupakan “gejala belajar” yang dialami dan dihayati oleh siswa.
    Menurut Rampengan (dalam Sukma, 2008: 9) perilaku belajar adalah kebiasaan belajar yang dilakukan yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan. Perilaku belajar tidak dirasakan sebagai beban, tetapi sebagai kebutuhan. Hal ini tercipta karena terus menerus dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan serta keteladanan dalam semua aspek dan kreatifitas pendidikan.

    7. Hasil Belajar
    Pengertian hasil belajar menurut Slameto “hasil belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar”. Dan hasil belajar menurut Sudjana adalah “kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya”.
    Jenis hasil belajar Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni “informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik”.

    Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agresindo.
    Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

    BalasHapus
  65. #NORMAYANTI#A1C313014#
    Komponen dalam Pembelajaran
    1. Guru
    Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) - Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. Sedangkan menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 - Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

    2. Siswa
    Dibawah ini merupakan deskripsi tentang peserta didik (siswa) ,yaitu :
    1. Siswa adalah orang yang belum dewasa yang mempunyai sejumlah potensi dasar yang masih bisa berkemban.
    2. Siswa adalah manusia yang memiliki difereniasi periodesasi perkembangan dan pertumbuhan
    3. Siswa adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual, baik yang disebabkan oleh faktor pembawa anmaupun lingkungan dimana ia berada.

    Samsul, Nizar. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

    3. Desain Instruksional
    Hamrenus dan Suparman menyatakan bahwa desain instruksional merupakan proses sistematik untuk memungkinkan tujuan umum dicapai melalui proses belajar yang efektif. Proses yang sistematik itu dimulai dengan tujuan umum. Pendapat lain menyatakan bahwa tujuan akhir dari desain instruksional adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan Rothwel dan Kazamas mengemukan bahwa desain instruksional tidak sekadar menciptakan instrument atau alat tetapi terkait dengan konsep lebih luas tentang bagaimana menganalisa masalah kinerja manusia secara sistematik, pengidentifikasian akar penyebab masalah-masalah tersebut, pertimbangan berbagai solusi yang sesuai dengan akar permasalahan itu, dan pelaksanaan pemecahan masalah dengan cara-cara yang di rancang untuk meminimalisir akibat yang tidak diharapkan dari tindakan perbaikan.

    BalasHapus
  66. Nama : Jonadi S. Simamora
    NIM : A1c313037
    Prodi : Pendidikan Fisika Reguler
    1. Guru
    Guru merupakan bagian dari fasilitas sebuah lembaga pendidikan. Guru juga adalah motor penggerak pendidikan.Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik buruknya perilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh karena itu sumber daya guru harus dikembangkan baik melalui pendidikan dan pelatihan atau kegiatan-kegiatan lainnya agar kemampuan profesionalnya meningkat. Menurut Sardiman (1992), peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai Informator, Organisator, Motivator, Pengarah/Direktor, Inisiator,Transmiter, Fasilitator, Mediator, dan Evaluator.
    Dalam proses pendidikan guru bertugas mengajar, membimbing dan mendidik peserta didik agar menjadi manusia yang berpengetahuan, bermoral, berkepribadian , bermoral, dan bertanggung jawab. Hal in i sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1, tentang Guru dan Dosen yang berbunyi “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai peserta didik.

    2. Siswa
    Siswa atau peserta didik merupakan anak yang sedang mengalami atau mengikuti proses belajar baik di lembaga pendidikan negeri maupun swasta. Dengan kata lain siswa atau peserta didik dapat dikatakan semua anak yang sedang duduk di bangku sekolah mulai dari jenjang PAUD sampai Sekolah Menengah Atas. Noeng Muhadjir dan Arif Rohman (2009: 105) mengemukakan pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan pihak-pihak sebagai aktor dalam aktivitas pendidikan. Aktor penting tersebut adalah subjek memberi disebut pendidik/guru. Sedangkan subjek yang menerima disebut peserta didik/siswa.
    Istilah peserta didik pada pendidikan formal di sekolah jenjang sekolah dasar dan menengah dikenal dengan nama anak didik atau siswa. Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Dengan demikian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui pendidikan (belajar dan berlatih).

    3. Disain Instruksional
    Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya. Menurut Claurence Schauer (1971 ) desain Instruksional ialah suatu resep dalam menyusun peristiwa dan kegiatan yang diperlukan untuk memberi petunjuk ke arah pencapaian tujuan belajar tertentu. Hasil proses Desain Instruksional merupakan cetak biru untuk pengembangan bahan instruksional dan media yg akan digunakan untuk mencapai tujuann. Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
    4. KBM
    Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah proses berlansungnya suasana belajar (ada yang mengajar dan ada yang belajar). Dimana guru menyampaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum pada RPP dan peserta didik menerima yang disampaikan oleh guru melalui mengamati, mendengar,dsb. Pada KBM guru tidak hanya mengajar namun juga belajar terutama dalam mengelola kelas dengan baik. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol ( Arief, 1984:8 ).
    Menurut Sudjana pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.

    BalasHapus
  67. 5. Tindakan Mengajar Guru
    Tindakan mengajar guru berhubungan dengan gaya mengajar atau cara penyampaian pelajaran oleh guru. Pemakaian istilah gaya mengajar sering diganti dengan strategi mengajar yang pengertianny tetap sama. Nana Sudjana (2000:147) menyatakan strategi mengajar adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya usaha guru dalam menggunakan variable pengajaran agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa, gaya mengajar merupakan
    keputusan berupa tindakan interaksi mengajar yang dianggap sesuai, bertujuan materi
    tersampaikan kepada siswa.

    6. Tindak Belajar Siswa
    Tindak belajar siswa adalah bentuk reakasi atau tanggapan siswa siswa terhadap proses pembelajaran. Tindak belajar siswa juga merupakan cara/strategi siswa dalam menyerap pembelajaran. Tindak belajar siswa pastinya akan mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapainya. Menurut Rampengan (dalam Sukma,2008:9) perilaku belajar adalah kebiasaan belajar yang dilakukan individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung spontan.

    7. Hasil Belajar
    Hasil belajar adalah segala pencapaian yang diraih oleh siswa melalui tahapan/proses pembelajaran. Pencapaian tersebut dinilai dari kognitif, psikomotor dan afektif. Hasil belajar juga merupakan tujuan utama dari proses pembelajaran.
    Nana sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif ,dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari hasil belajar juga seorang guru dapat melihat sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

    BalasHapus
  68. Asalamualaikum. Wr.Wb

    Nama: Kuswanto

    Nim :A1C313016

    Komentar mengenai, Komponen dalam pembelajaran

    Guru
    Dari saya sosok orang jawa, saya mengikuti Falsafah Jawa yaitu; Guru diartikan sebagai sosok tauladan yang harus di “gugu lan ditiru”. Bila kitalihat dari Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik dan tenaga kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu menurut Husnul Chotimah (2008) Guru dalam pegertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Dalam komponen pembelajaran setelah ada guru tentu ada yang di didik, yaitu peserta didik.

    Siswa/peserta didik
    Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional:

    “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”

    Kemudian dari salah satu jurnal yang sayabaca. Abu achmadi, salah satu pemerhati pendidikan mengungkapkan bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya. Setelah duah komponen terpenuhi maka harus ada aturan yang bisa menjalankan pembelajaran secara sistematis dan efesien yaitu desain intruksional.

    Desain intraksional
    Untuk memahami desain intraksional maka dapat kita jabarkan menjadi berikut. Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan.langkah pertama dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya. Tujuan desainer adalah untuk menghasilkan suatu model atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun. Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara pendidik dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada kognitif dan perilaku. Setelah ada aturan-aturan atau sistem yang mengatur tentang pembelajaran maka kegiatan belajar mengajar dapat kita langsungkan.

    Kegiatan belajar mengajar
    Sebelum saya menjelaskan lebih jauh tentang kegiatan belajar mengajar saya akan jabarkan terlebih dahulu belajar . Belajar menurut Winkel adalah “suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap”.

    BalasHapus
  69. Nama : Kuswanto
    Nim : A1C313016

    Asalamualaikum. Wr.Wb
    Dalam proses belajar mengajar guru akan meneri tindakan dan siswa menanggapi. Ini yang akan menjadikan proses belajar mengajar lebih bermakna.

    5.Tindakan mengajar guru
    Nana sudjana (2000:147) menyatakan strategi mengajar adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya usaha guru dalam menggunakan variable pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Husdarta dan Yudah M. Saputra (2000: 21), gaya mengajar merupakan interaksi yang dilakukan guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar materi yang disajikan dapat diserap oleh siswa. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa, gaya mengajar merupakan keputusan berupa tindakan interaksi mengajar yang dianggap sesuai, bertujuan matei tersampaikan kepada siswa.

    W.S Winkel. 1987. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Gramedia

    Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Sinar Baru Algesindo

    6.Tindakan belajar siswa
    Semboyanku “Belajar tidak hanya menghafal”. Biasanya kebanyakan siswa keterbalikan. Untuk itu kita harus paham bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Perubahan tersebut akan nampak dalam penguasaan pola-pola respons yang baru terhadap lingkungan berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, kecakapan . siswa itu sulit belajar itu bukan karerna bodoh tapi karena malas. Malas ditimbuklan karena kudang minat dalam materi yang diajarkan oleh guru (kasus ini bisa dikatakan umum).

    Artinya Perlu Minat/motivasi.

    W.S. Winkel (1996: 105) memberikan rumusan bahwa minat adalah kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.

    Nah…Memunculkan minat tidak gampang perlu dorongan guru dan dirinya untuk suka. bila minat yang telah muncul, diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan belajar mengajar, dengan sendirinya telah membawa murid ke suasana partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya itu saja perlu adanya perhatian. Perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemulihan rangsangan yang datang dari lingkungannya (Slameto, 1996: 183) mengemukakan bahwa istilah perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari. Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dalam minatnya terhadap belajar. Siswa yang berperasaan tidak senang dalam belajar dan tidak berminat dalam materi pelajaran. Akan mengalami kesulitan dalam memusatkan tenaga dan energinya. Sebaliknya siswa yang berperasaan senang dan berminat akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. Setelah adanya perhatian harus menimbulkan perasaan. Perasaan.?? W.S. Winkel (1996: 187) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perasaan di sini, adalah perasaan momentan dan intensional. Momentan berarti bahwa perasaan pada saat-saat tertentu, intensional; berarti bahwa reaksi perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu. Apabila situasi berubah, maka perasaan berganti pula sehingga perasaan momentan dan intensional dapat digolongkan ke dalam perasaan tidak senang. Antara minat dan berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat dan sebaliknya. Dengan beberapa komponen pembelajaran yang saya jabarkan diatas tentu dalam pembelajaran akan diharapkan hasil.

    BalasHapus
  70. Nama : Kuswanto ( A1C313016)
    7.Hasil belajar
    Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

    Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

    Untuk hasil pembelajaran. Temen-temen bisa ngulik di buku penilaian hasil proses belajar mengajar, lw gak mau minjam bukunya di google ada kok,

    Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.

    BalasHapus
  71. # DIAN ELIZABETH SIMANJUNTAK
    #A1C313038
    #PENJELASAN
    PENGERTIAN GURU
    • Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
    • Dri Atmaka (2004: 17) pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya. Agar tercapai tingkat kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk individu yang mandiri.
    • E. Mulyasa (2003: 53) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
    • Ahmadi (1977: 109) pendidik adalah sebagai peran pembimbing dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa merasa aman dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapai mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
    • Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola administrasi di sekolah itu. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila. Berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pada penjelasan guru menurut usman (1996:15) itu ada membahas kode etik ya.? kayak apa sih kode atiknya tu.. aku mau baca bukunya gak punya hehehehee.. semangat, coba blog baru

      Hapus
  72. Menurut Wens Tanlain guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yaitu :
    • Menerima dan mematuhi norma, nilai- nilai kemanusiaan;
    • Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira ( tugas bukan menjadi beban baginya);
    • Sadar akan nilai- nilai yang berkaitan dengan perbuatan serta akibat- akibat yang timbul;
    • Menghargai orang lain;
    • Bijaksana dan hati- hati;
    • Takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa[
    Menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai brerikut :
    • Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman.
    • Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita- cita dan dasar negara kita Pancasila.
    • Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang- undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.II Tahun 1983.
    • Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya sebagai perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan/ insight timbul perubahan dalam penegtahuan, tingkah laku dan sikap.
    • Guru adalah pembimbing, untuk membawa anak didik kearah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak didik menurut kehendaknya.
    • Guru adalah penghubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah terlebih dahulu.
    • Guru sebagai administrator dan maneger. Diamping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha membuat buku khas, daftar induk, rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi segala pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan.
    • Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar- benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.
    • Guru sebagai perencana kurikulum. Guru mengahdapi anak- anak setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak- anak dan masyarakat sekitar, maka dalam menyusun kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh di tinggalkan.
    • Guru sebagai pemimpin. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak kearah pemecahan soal, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak- anak kepada masalah.
    • Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak- anak. Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak,misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.

    BalasHapus
  73. #Shobhi Al-Ghifari#A1C313019
    Komponen-Komponen dalam Pembelajaran

    1. Guru
    Menurut Husnul Chotimah (2008) Guru dalam pegertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Sedangkan Menurut Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila, berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis.
    Sebagai profesi, guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada guru, yaitu:
    1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
    2. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
    3. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge).
    4. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
    5. Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial atau material.
    Dari pendapat ahli-ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Guru adalah seseorang yang mengajarkan sesuatu ilmu pada orang lain dan sekaligus menjadi fasilitator bagi proses transfer ilmu kedalam diri seseorang serta guru memiliki tugas kewenangan dalam dunia pendidikan untuk menjunjung cita-cita bangsa dalam ketertindasan akan ilmu pengetahuan.
    Peran guru menurut Sardiman (1990:123), yang menyatakan bahwa guru adalah “komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”.
    Zain dkk (1997:50) juga mengemukakan pendapat yang hampir sama yang menyatakan bahwa dalam suatu proses belajar, siswa memerlukan seorang guru sebagai suatu sumber bahan dalam menyampaikan materi serta sejumlah ilmu pengetahuan guna berkembangnya pendidikan siswa dan sumber daya manusia.
    Dari pendapat Ahli tersebut, jelaslah bahwa dalam pembelajaran sangat diperlukan adanya guru sebagai pendorong ilmu pengetahuan dapat diserap dengan baik. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, karena guru memegang peranan yang sangat penting antara lain menyiapkan materi, menyampaikan materi, serta mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.
    2. Siswa
    Komponen lain yang juga berpengaruh terhadap jalannya suatu kegiatan belajar mengajar adalah siswa atau biasa juga disebut dengan peserta didik. Siswa menurut Ahmadi dan Uhbiyati (2001:39) sebagai individu adalah orang yang tidak bergantung pada orang lain dalam arti bebas menentukan sendiri dan tidak dipaksa dari luar, maka daripada itu dalam dunia pendidikan siswa harus diakui kehadirannya sebagai pribadi yang unik dan individual. Hal ini selaras dengan pernyataan Sunarto dan Hartono (2002:181) bahwa setiap siswa memiliki karakteristik individual yang khas dan terus berkembang meliputi perkembangan emosional, moral, intelektual dan sosial. Perkembangan ini berpengaruh terhadap kemampuan siswa sebagai subjek pendidikan.
    Siswa adalah penerima ilmu dan “penyambung tangan” guru dalam pembelajaran yang merupakan seseorang yang menjadi objek dalam pembelajaran, karena apa yang dipelajari dalam lingkungan pendidikan adalah untuk perkembangan siswa itu sendiri. Jadi, tanpa ada yang menjadi siswa, lalu guru harus mengajar siapa?

    BalasHapus
  74. Nama : Shobhi Al-Ghifari ( A1C313019 )
    3. Disain Instruksional
    Desain intruksional merupakan keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.
    Menurut Wong dan Roulerson yang mengemukakan enam langkah pengembangan desain instruksional yaitu :
    a) Merumuskan tujuan.
    b) Menganalisis tujuan tugas belajar.
    c) Mengelompokkan tugas-tugas belajar dan memilih kondisi belajar yang tepat.
    d) Memilih metoda dan media.
    e) Mensintesiskan komponen-komponen pembelajaran.
    f) Melakasanakan rencana, mengevaluasi dan memberi umpan balik.
    Sedangkan menurut Banathy, Secara garis besar model desain intruksional Banathy meliputi enam langkah pokok, yaitu :
    a) Merumuskan tujuan,
    b) Mengembangkan tes.
    c) Menganalisis kegiatan belajar.
    d) Mendesain sistem intruksional.
    e) Melakasanakan kegiatan dan mengetes hasil.
    f) Merumuskan tujuan intruksional

    Perlunya desain instruksional dalam pembelajaran yaitu agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

    4. Kegiatan Belajar Mengajar
    Setelah adanya Guru dan Siswa, maka proses pembelajaran masuk pada bagian inti dari pembelajaran itu sendiri, yaitu proses pembelajarannya. Menurut Dwi Erna R., Pembelajaran adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik yang menghasilkan suatu hasil belajar. Sedangkan Menurut Slavin, Pembelajaran di definisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.
    Maka kegiatan belajar mengajar dapat disimpulkan merupakan kegiatan inti yang mana terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik sehingga dapat menghasilkan perubahan yang baik pada peserta didik tersebut.
    5. Tindak Mengajar Guru
    Menurut Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997) Guru Sebagai Pengajar mempunyai peranan mengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.
    Untuk mewujudkan Tindak mengajar guru yang baik maka guru harus memperhatikan apa saja yang akan dilakukannya dalam pembelajaran sehingga siswa merasa nyaman dalam pembelajaran, seperti menyiapkan metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang mampu dilakukan siswa agar menyenangkan.

    6. Tindak belajar siswa
    Dalam menindaklanjuti apa yang telah diajarkan oleh guru, maka siswa harus mempersiapkan diri dalam belajar. Tindak mengajar guru berkaitan erat dengan tindak belajar dari siswa. Hal ini telah di kemukakan oleh Dimjati dan Mudjiono (1994:56-60) bahwa keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.
    Maka dengan demikian siswa harus menjadi penampung ilmu yang diberikan oleh guru agar dapat terjadi transfer ilmu dengan baik.

    BalasHapus
  75. Nama : Elisabet Agsellina Y.S Lumbanbatu
    NIM : A1C313006
    1. Guru
    Penjelasan: :
    Menurut Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola administrasi di sekolah itu. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah berjiwa Pancasila.Berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis. Sebagai profesi, guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada guru, yaitu:
    1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
    2. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
    3. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge).
    4. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
    5. Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan.
    Definisi guru juga diatur dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Pasal 1 ayat 1)
    Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya.Guru terdiri dari guru pegawai negeri sipil (PNS) dan guru bukan pegawai negeri sipil. Guru bukan PNS dapat melakukan penyetaraan angka kredit fungsional guru. Penetapan jabatan fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka, namun lebih jauh adalah untuk menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat/golongan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sekailgus demi tertib administrasi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil.

    Seorang guru harus mengetahui peran dan fungsinya yaitu:
    1. Guru Sebagai Pendidik
    2. Guru Sebagai Pengajar
    3. Guru Sebagai Pembimbing
    4. Guru Sebagai Pemimpin
    5. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
    6. Guru Sebagai Model dan Teladan
    7. Guru Sebagai Anggota Masyarakat
    8. Guru Sebagai Administrator
    9. Guru Sebagai Penasehat
    10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
    11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
    12. Guru Sebagai Emansipator
    13. Guru Sebagai Evaluator
    14. Guru Sebagai Kulminator
    Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

    BalasHapus
  76. Nama : Shobhi Al-Ghifari ( A1C313019 )
    7. Hasil belajar
    Menurut Winkel yang dikutip oleh Purwanto (2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
    Maka hasil belajar dapat diartikan adalah hasil yang diperoleh dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang ditutup oleh evaluasi sebagai pengkoreksian terhadap proses pembelajaran. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Suryobroto (1986:12) yang mengatakan “Evaluasi merupakan barometer untuk mengukur tercapainya proses interaksi, dengan mengadakan evaluasi dapat mengontrol hasil belajar siswa dan mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan oleh guru sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat dioptimalkan”. Maka dari itu hasil belajar pada komponen pembelajaran menjadi penutup serangkaian proses nelajar mengajar

    BalasHapus
  77. 2. Siswa
    Penjelasan :
    Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan.
    Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
    UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki kewajiban sebagi berikut :
    1.Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
    2.Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut.

    Abu achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya.Ia juga mengungkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di depan TUHan serta di depan negara sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa atau peserta didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan melalui pendidikan.

    BalasHapus
  78. 3. Desain Instruksional
    Penjelasan:
    Sistem instruksional adalah semua materi pelajarari dan metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan senyatanya (Baker; 1971, p: 16) Sedangkan Rothwel dan Kazamas mengemukan bahwa desain instruksional tidak sekadar menciptakan instrument atau alat tetapi terkait dengan konsep lebih luas tentang bagaimana menganalisa masalah kinerja manusia secara sistematik, pengidentifikasian akar penyebab masalah-masalah tersebut, pertimbangan berbagai solusi yang sesuai dengan akar permasalahan itu, dan pelaksanaan pemecahan masalah dengan cara-cara yang di rancang untuk meminimalisir akibat yang tidak diharapkan dari tindakan perbaikan.
    Desain instruksional masa depan yang dikembangkan oleh Atwi Suparman diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala pembelajaran dan dapat digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka maupun pendidikan jarak jauh. Dengan berlandaskan teori belajar dan pembelajaran (aliran psikologi: humanisme, behaviorisme, kignitivisme, konstruktivisme, dan cybernetisme), prinsip-prinsip pembelajaran, dan pendekatan system.
    Model Pengembangan Instruksional (MPI) terdiri dari 3 tahap yakni:
    1. Definisi, langkah-langkahnya adalah:
    a. Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instrksional umum.
    b. Melakukan analisis instruksional
    c. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik
    2. Analisis dan pengembangan prototype sistem, langkah-langkahnya adalah:
    a. Menulis tujuan instruksional umum
    b. Menulis alat penilaian hasil belajar
    c. Menyusun Strategi Instruksional
    d. Mengembangkan bahan instruksional
    3. Melaksanakan evaluasi formatif, langkah-langkahnya adalah:
    a. Penelaahan oleh pakar dan revisi
    b. Evaluasi oleh 1-3 peserta didik dan revisi
    c. Uji coba dalam skala terbatas dan revisi
    d. Uji coba lapangan dengan melibatkan semua komponen dalam system sesungguhnya.
    Nur Hamim dkk., merumuskan langkah-langkah dalam pengembangan desain instruksional/pembelajaran sebagai berikut: [23] (a) mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar; (b) mengkaji media yang cocok dengan SK dan KD bagaimana cara pencapaiannya; (c) merumuskan strategi dan caranya; (d) mengembangkan naskah atau isi pesan. Siapa yang akan menggunakan media pembelajaran? Apa pesan pokok yang akan disampaikan? Apakah ada media yang sudah dipakai? Apakah ada sumber informasi lain?; (e) memilih bentuk dan jenis media pembelajaran; (f) merancang dan menyelesaikan media pembelajaran; (g) melakukan uji coba dan evaluasi; (h) melakukan perbaikan; dan (i) melakukan evaluasi penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar.

    BalasHapus
  79. 4. Kegiatan Belajar Mengajar
    Penjelasan:
    Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, seperti dikemukakan J.J Hasibuan yang dikutip oleh Satyaswari (1998: 17) berikut ini :
    Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan murid didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru murid di dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur intruksional.
    Dalam setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berlangsung, pasti ingin selalu diketahui hasilnya, yaitu mengenai seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Hasil dari KBM tersebut sering disebut dengan istilah prestasi belajar
    Menurut pandapat Purwanto (1990: 84) bahwa : ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang dalam situasi itu”. Jadi setiap selesai kegiatan belajar maka akan terjadi tiga jenis perubahan yang diharapkan, yaitu:
    1) Perubahan tingkah laku
    2) Perubahan mengenai pengetahuannya
    3) Perubahan mengenai keterampilannya
    Menurut Nana Sudjana (1987: 148), pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai berikut:
    1. Tahap pra Instruksional
    Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses belajar mengajar, yaitu:
    a.Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
    b.Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
    Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajarsiswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapipelajaran hari itu

    2. Tahap Instruksional
    Yaitu tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:
    a.Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
    b.Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
    c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: (a) pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus, (b) dimulai dari topik khusus menuju topik umum.
    d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.
    e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
    f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa.Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.

    3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
    Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain:
    a. Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas pada tahap instruksional.
    b. Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang pengajaran.
    c. Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR.
    d. Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya

    BalasHapus
  80. 5. Tindak Mengajar Guru
    Penjelasan :
    Guru sebagai agen pembelajaran diharapkan memiliki empat jenis kompetensi guru. Empat kompetensi tersebut yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan kompetensi professional.
    Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar.Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain:
    1.Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
    2.Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
    3.Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
    Pengertian mengajar tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
    Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi.Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik.Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.

    BalasHapus

  81. 6. Tindak belajar siswa
    Penjelasan :
    Nana Sudjana (1989:7) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Lebih lanjut Nana Sudjana (1989:28) mengemukakan bahwa pengertian belajar sebagai proses yang aktif, belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
    Hal-hal yang harus diperhatikan murid agar belajar menjadi efektif dan produktif, di antaranya:
    1.Murid harus menyadari sepenuhnya akan arah dan tujuan belajarnya, sehingga ia senantiasa siap siaga untuk menerima dan mencernakan bahan. Jadi bukan belajar asal belajar saja.
    2.Murid harus memiliki motif yang murni (intrinsik atau niat). Niat yang benar adalah “karena Allah”, bukan karena sesuatu yang ekstrinsik, sehingga terdapat keikhlasan dalam belajar.Untuk itulah mengapa belajar harus dimulai dengan mengucapkan basmalah.
    3.Harus belajar dengan “kepala penuh”, artinya murid memiliki pengetahuan dan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya (apersepsi), sehingga memudahkan dirinya untuk menerima sesuatu yang baru.
    4.Murid harus menyadari bahwa belajar bukan semata-mata mengahafal. Di dalamnya juga terdapat penggunaan daya-daya mental lainnya yang harus dikembangkan sehingga memungkinkan dirinya memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan mampu memecahkan berbagai masalah.
    5.Harus senantiasa memusatkan perhatian (konsentrasi pikiran) terhadap apa yang sedang dipelajari dan berusaha menjauhkan hal-hal yang mengganggu konsentrasi sehingga terbina suasana ketertiban dan keamanan belajar bersama dan/atau sendiri.
    6.Harus memiliki rencana belajar yang jelas, sehingga terhindar dari perbuatan belajar yang “insidental”. Jadi belajar harus merupakan suatu kebutuhan dan kebiasaan yang teratur, bukan “seenaknya” saja.
    7.Murid harus memandang bahwa semua ilmu (bidang studi) itu sama penting bagi dirinya, sehingga semua bidang studi dipelajarinya dengan sungguh-sungguh. Memang mungkin saja ada “beberapa” bidang studi yang ia “senangi”, namun hal itu tidak berarti bahwa ia dapat mengabaikan bidang studi yang lainnya.
    8.Jangan melalaikan waktu belajar dengan membuang-buang waktu atau bersantai-santai. Gunakan waktu seefesien mungkin dan hanya bersantai sekadar melepaskan lelah atau mengendorkan uraf saraf yang telah tegang dengan berekreasi.
    9.Harus dapat bekerja sama dengan kelompok/kelas untuk mendapatkan sesuatu atau memperoleh pengalaman baru dan harus teguh bekerja sendiri dalam membuktikan keberhasilan belajar, sehingga ia tahu benar akan batas-batas kemampuannya. Meniru, mencontoh atau menyontek pada waktu mengikuti suatu tes merupakan perbuatan tercela dan merendahkan “martabat” dirinya sebagai murid.
    10.Selama mengikuti pelajaran atau diskusi dalam kelompok/kelas, harus menunjukkan partisipasi aktif dengan jalan bertanya atau mengeluarkan pendapat, bila diperlukan.

    BalasHapus
  82. 7. Hasil belajar siswa
    Penjelasan :
    Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
    Tujuan dari diadakannya penilaian tidak hanya untuk mendapatkan hasil belajar selama mengikuti pembelajaran tetapi juga untuk:
    • Melakukan pemeringkatan prestasi belajar siswa.
    • Menyeleksi siswa apakah masuk dalam kategori tertentu atau tidak.
    • Mengetahui kompetensi yang berhasil dikuasai siswa.
    • Membantu siswa untuk menentukan program pembelajaran yang sesuai.
    • Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas.
    • Memprediksi keberhasilan siswa jika mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
    Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
    1. Ranah Kognitif
    Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
    2. Ranah Afektif
    Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
    3. Ranah Psikomotor
    Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).






    BalasHapus
  83. # DIAN ELIZABETH SIMANJUNTAK
    #A1C313038
    #PENJELASAN
    • Pengertian Siswa / Murid / Peserta Didik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah).
    • Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.
    • Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
    • Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
    Tugas Siswa / Murid / Peserta Didik
    Selain guru, murid pun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri. Adapun tugas tersebut ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek yang berhubungan dengan belajar, aspek yang berhubungan dengan bimbingan, dan aspek yang berhubungan dengan administrasi.

    BalasHapus
  84. NAMA : AFNITA MARDALENA
    NIM : A1C313034

    komponen pembelajaran

    1. guru
    menurut Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
    Sebagai profesi, ciri atau karakteristik yang melekat harus pada guru, yaitu:
    - Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
    - Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
    - Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge).
    - Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
    - Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial atau material.
    jadi dapat disimpulkan peran guru sangat penting dalam pembelajaran karena masa depan bangsa tergantung dengan cara guru untuk mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik

    2. siswa
    Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu”
    Dalam dunia pendidikan peserta didik berperan sebagai organisme yang rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh. Peranan peserta didik adalah belajar bukan untuk mengatur pelajaran. Peserta didik dituntut aktif belajar dalam rangka mengkontruksi pengetahuannya, dan karena itu peserta didik sendirilah yang harus bertanggung jawab atas hasil belajarnya. (Wahyudin, 2002).
    jadi, setelah membaca beberapa referensi saya menyimpulkan peserta didik merupakan komponen penting yang akan dibentuk dari sisi kepribadian, sikap, tingkah laku, dan pengetahuannya. hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tujuan yang diinginkan untuk memajukan bangsa.

    3. kbm
    Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasaYunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harusditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish
    jadi KBM adalalah tujuan yang harus dicapai selama proses belajar mengajar, kurikulum ini disusun atau dibuat oleh pemerintah, guru tidak bisa membuat kurikulum tersendiri dalam mengajar peserta didik.

    BalasHapus
  85. sambungan..........

    4. desain instruksional
    menurut Ade Lukman Hakim, SPd, I pengembangan instruksional adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.

    5. tindakan belajar siswa
    kata tindakan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dilakukan
    jadi tindakan belajar siswa adalah semua yang dilakukan siswa dalam proses belajar dan dipantau oleh guru sesuai dengan norma dan batas yang berlaku.
    tindakan setiap siswa pasri berbeda-beda, hal inilah kenapa seorang guru harus belajar psikologi pendidikan agar bisa mengontrol dan mencari solusi dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswanya.

    6. tindakan mengajar guru
    Foster (1972) menye-butkan action research hanya menghasilkan penelitian dengan tindakan kecil atau menghasilkan tindakan dengan penelitian kecil.
    jadi dapat disimpulkan PTK adalah cara guru untuk dapat mengembangkan peserta didik selama proses pembelajaran. guru harus memiliki wawasan yang luas agar dalam mengkontrol siswa untuk mencapai tujuan dan dapat mengembangkan kurikulum pendidikan.

    7. hasil belajar
    Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar merupakai pencapaian siswa dalam bentuk skor atau angka yang didapatkan dari tes yang telah dilalui.
    tujuan diadakannya hasil belajar adalah :
    - Melakukan pemeringkatan prestasi belajar siswa.
    - Menyeleksi siswa apakah masuk dalam kategori tertentu atau tidak.
    - Mengetahui kompetensi yang berhasil dikuasai siswa.
    - Membantu siswa untuk menentukan program pembelajaran yang sesuai.
    - Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas.
    - Memprediksi keberhasilan siswa jika mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
    dapat disimpulkan hasil belajar dapat dinilai bukan hanya dari jawaban siswa menjawab soal-soal ujian, tes atau kuis tetapi juga dari sikap dan perilaku siswa selama belajar, terkadang guru hanya mementingkan nilai dan itulah yang tertanam dalam pikiran siswa yaitu belajar hanya untuk mencari nilai bukan untuk menambah pengetahuan dan memahami konsep.
    hal ini telah banyak mengubah konsep dari belajar itu sendiri.

    BalasHapus
  86. # DIAN ELIZABETH SIMANJUNTAK
    #A1C313038
    #PENJELASAN

    Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.
    Prinsip – Prinsip Desain Instruksional (berdasarkan Teori Belajar / Psikologi dan hasil penelitian) :
    1. Pengulangan respon yang menyenangkan (pengulangan)
    2. Tujuan tujuan instruksional yang jelas (penciptaan kondisi perilaku belajar, metode dan media)
    3. Pemberian penguatan (umpan balik nilai, pujian, penghargaan)
    4. Pemberian contoh dari alam nyata
    5. Pemberian contoh dan non-contoh
    6. Perhatian dan ketekunan
    7. Pemecahan materi menjadi lebih kecil
    8. Penggunaan model
    9. Pemecahan keterampilan umum menjadi keterampilan khusus
    10. Pemberian informasi kemajuan belajar
    11. Perbedaan kecepatan belajar (prasyarat / entry behavior)
    12. Mengatur sendiri waktu, cara dan sumber
    Desain Instruksional dapat dilakukan melalui 2 pendekatan :
    1. Pendekatan-pengetahuan (knowledge-oriented); peserta harus dapat menjelaskan prinsip-prinsip desain instruksional
    2. Pendekatan-produk (product-oriented), peserta diharuskan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam mendesain sesuatu, menghasilkan produk desain

    BalasHapus
  87. #DEWI AYU PUSPITA SARI# A1C313017#
    KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN


    1. GURU
    Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
    Dalam pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
    1) Tugas professional
    Tugas profesional ialah tugas yang berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan.
    2) Tugas manusiawi
    Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran IPA-Biologi maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.
    3) Tugas kemasyarakatanTugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.

    Di samping ketiga tugas pokok Guru tersebut di atas, menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai:
    a) Fasilitator perkembangan siswa
    Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
    b) Agen pembaharuan
    Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
    c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
    Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.
    d) Pengganti orang tua di sekolah
    Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.

    BalasHapus
  88. 2. SISWA
    Menurut para ahli memandang seorang siswa adalah peserta didik yang memiliki pontensi dasar, yang penting di kembangkan melalui proses belajar mengajar, yang baik di lakukan secara fisik maupun secara mental. Dan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga serta juga pada lingkungan masyarakat dimana anak tersebut tinggal. Pada dasarnya siswa sebagai peserta didik dituntut untuk lebih memahami mengenai kewajiban, etika serta pelaksanaanya.
    Dan pendapat para ahli ini pun di perkuat dengan pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
    Menurut tokoh Abu Ahmadi yang juga menuliskan pengertian peserta didik atau siswa adalah orang yang belum mencapai dewasa, yang membutuhkan usaha, bantuan bimbingan dari orang lain yang telah dewasa guna melaksanakan tugas sebagai salah satu makhluk tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara yang baik, dan sebagai salah satu masyarakat serta sebagai suatu pribadi atau individu.

    3. DISAIN INSTRUKSIONAL
    Desain instruksional adalah program pengajaran yang dibuat oleh guru secara konvensional, desain instruksional dikenal sebagai persiapan mengajar guru. Sistem instruksional dibentuk oleh dua konsep: system dan instruction. System diterjemahkan menjadi sistem, yang menurut Wong dan Raulerson (1973:9) diartikan sebagai “a set of parts united by some form of interaction” (artinya: suatu perangkat dari bagian-bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa bentuk hubungan saling mempengaruhi). Sedangkan instruction diterjemahkan menjadi “pembelajaran atau pengajaran” dan “bahan instruksi” dalam arti perintah, yang menurut Saylor dan Alexander (1976) diartikan sebagai pelaksanaan kurikulum (curriculum implementation) atau dalam pengertian yang lebih khusus instruction merujuk pada “proses belajar mengajar (teaching-learning process).
    Menurut (Briggs, 1979:20), Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan tekhnik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Hal ini membuktikan, bahwa setiap guru harus mampu mengembangkan desain instruksional dalam proses pembelajaran, sehingga nantinya guru dapat menghasilkan proses pengajaran yang baik serta mampu menilai hasil belajar setiap siswanya.

    BalasHapus
  89. 4. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)
    Kegiatan belajar mengajar adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan di dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik.
    Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, seperti dikemukakan J.J Hasibuan yang dikutip oleh Satyaswari (1998: 17) berikut ini :Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan murid didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru murid di dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur intruksional.
    Di dalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus. Seperti dikemukakan Arikunto (Lukman, 2003: 11), bahwa: ’Di dalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai sifat atau ciri khusus yang berbeda dengan tempat lain. Belajar adalah kegiatan khusus yang memerlukan adanya konsentrasi yang tinggi dan perhatian kita.
    Guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa sebagai berikut:
    a. Melibatkan siswa secara aktif
    b. Menarik minat dan perhatian siswa
    c. Membangkitkan motivasi siswa
    d. Prinsip Individualitas
    e. Peragaan dalam pengajaran

    5. TINDAK MENGAJAR GURU
    Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat penting, karena strategi yang digunakan turut menentukan keberhasilan pengajaran.Tindakan guru dalam proses belajar mengajar sangatlah penting. Karena tindakan guru tersebut akan dijadikan contoh oleh para siswanya. Tindakan guru dapat kita lihat dari bagaimana seorang guru tersebut mampu menguasai kelasnya sehingga terciptalah suasana yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan suasana belajar yang efektif ini mampu merangsang otak siswa untuk menjadi semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Berbagai upaya telah dialakukan guru dalam mengambil tindakan kelas yang bagus untuk kegiatan belajar mengajar.



    BalasHapus
  90. 6. TINDAK BELAJAR SISWA
    Tindak belajar siswa merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran. Jika tindak belajar siswa tidak termasuk dalam komponen tersebut, maka tindak yang diambil guru dalam mengajar akan sia-sia. Dalam proses pembelajaran ada yang dinamakan interaksi antara guru dan murid. Tindak belajar siswa merupakan timbale balik dari tindak mengajar guru. Jika tindak mengajar yang diberikan guru kepada murid itu baik, maka respon atau rangsangan yang diberikan oleh murid juga akan baik. Seperti murid akan memperhatikan ketika guru mengajar, tidak bermain ketika guru menjelaskan. Tanpa adanya tindak belajar siswa, suatu kegiatan tidak dapat disebut sebagai pembelajaran.

    7. HASIL BELAJAR (WINKEL, 1991)
    Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Hasil belajar biasanya kita temui setelah melakukan tes atau ujian, misalanya setelah melakukan ulangan sisa akan memiliki nilai di kertas ulangan tersebut. Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Menurut Winkel (1991: 28) meyataka bahwa hasil belajar adalah bukti keberhasilan dan usaha yang dilakuakan dan merupakan kecakapan yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan angka.



    BalasHapus
  91. # DIAN ELIZABETH SIMANJUNTAK
    #A1C313038
    #PENJELASAN
    Kegiatan Belajar Mengajar
    Dalam sebuah KBM yang berinteraksi adalah antara siswa-siswa dan guru (siswa-siswa, siswa-guru). Tugas siswa adalah belajar. Ini berarti siswa adalah diri yang aktif untuk melakukan suatu proses yang namanya belajar sehingga dapat menguasai berbagai pengetahuan, keterampilan sikap dan perilaku baru yang akan menjadi bekal dalam menjalani hidupnya, dengan kata lain siswa adalah subjek belajar. Siswa dapat menjadi subjek belajar apabila dalam interaksi yang terjalin selama KBM, guru berperan sebagai organisator, motivator dan fasilitator. Jadi pada akhirnya, sebuah interaksi KBM yang benar-benar dapat menghantarkan siswa pada sebuah pencapaian tujuan yang ditetapkan, adalah sebuah interaksi sederajat, guru sebagai subjek, demikian juga siswa. Masing-masing orang yang terlibat dalam interaksi KBM harus dihargai sebagai seorang manusia dengan berbagai kebutuhan dan kemampuannya. Dalam setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berlangsung, pasti ingin selalu diketahui hasilnya, yaitu mengenai seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Hasil dari KBM tersebut sering disebut dengan istilah prestasi belajar.
    Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai – nilai kecakapan. Lebih lanjut Nurkancana dan Sunartana (1992) mengatakan : “Prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk memcapai prestasi.” Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat dimasukkan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability).
    Prestasi belajar yang dicapai dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pula pada manusia, khususnya yang berada pada bangku sekolah. Oleh karena itu, prestasi mempunyai beberapa fungsi. Adapun fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1990 : 3) antara lain :
    1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik.
    2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
    3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
    4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi pendidikan. Indikator intern berarti bahwa prestasi belajar dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan
    5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik.

    BalasHapus
  92. #INA NURVIANTI#A1C313032#
    1. GURU
    Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
    Sebagai profesi, gurumemenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada yaitu:
    1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
    2. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
    3. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge).
    4. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
    5. Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial atau material.
    2. SISWA
    Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.

    3. DESAIN INSTRUKSIONAL
    Desain pengajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapain tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
    Cunningham mengemukkan desain ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapt diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
    4. KBM
    Menurut Slameto 2003 Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Pengertian lain belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
    Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. sedang pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan.
    Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh) faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan); dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

    BalasHapus
  93. 5. TINDAKAN MENGAJAR GURU
    Sebagai guru yang propesional hendaknya guru melakukan Penelitian Tindakan Kelas terlebih dahulu agar dapat menjebatani kesenjangan antara teori dan praktek pendidikan. Dengan demikian guru dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik di kelas yang dimilikinya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya.
    H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto (2001:31), memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah:
    • Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang (mature and developing personality),
    • Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik
    • Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
    • Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.

    6. TINDAKANBELAJAR SISWA
    Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.

    7. HASIL BELAJAR
    Menurut Purwanto (2011:38) belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku. Berdasarkan pendapat dari beberapa teori yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukan bahwa belajar adalahsuatu proses perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitar.

    BalasHapus
  94. # DIAN ELIZABETH SIMANJUNTAK
    #A1C313038
    #PENJELASAN
    “Guru yang baik pertama-tama adalah guru yang pandai mengajar, yang pandai menjelaskan pelajaran, sehingga dipahami murid-murid” itulah profil guru yang baik yang dikutip dari Hasibuan, dkk (1988) dari Nasution pada bukunya yang berjudul “Praktek Keguruan” yang diterbitkan oleh Depdikbud, 1974. Dalam dunia pendidikan di masa itu, pernyataan tersebut sudah merupakan harapan bahwa guru seharusnya adalah guru yang berkualitas, yang dapat menjadikan para siswa memahami pelajaran. Dalam perkembangan dunia pendidikan masa kini, kepandaian guru tidak hanya dalam menjelaskan pelajaran saja. Guru masa kini sebagai pendidik profesional (dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik) membutuhkan peningkatan professional secara terus menerus.
    Aspek administrasi dari pelaksanaan proses belajar - mengajar adalah pengalokasian dan pengaturan sumber-sumber yang ada di sekolah untuk memungkinkan proses belajar - mengajar itu dapat dilakukan guru dengan seefektif mungkin. Sering kali sumber tersebut sangat terbatas sehingga sangat mungkin dipergunakan pula oleh kelas lain dalam waktu yang bersamaan. Jika hal ini terjadi guru harus dapat merealokasikan waktu atau tempat sehingga tidak mengganggu program sekolah secara keseluruhan.

    PENGELOLAHAN KELAS

    Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
    Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu:
    1. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok;
    2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu.
    3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.


    BalasHapus
  95. # DIAN ELIZABETH SIMANJUNTAK
    #A1C313038
    #PENJELASAN
    TINDAKAN MENGAJAR GURU
    “Guru yang baik pertama-tama adalah guru yang pandai mengajar, yang pandai menjelaskan pelajaran, sehingga dipahami murid-murid” itulah profil guru yang baik yang dikutip dari Hasibuan, dkk (1988) dari Nasution pada bukunya yang berjudul “Praktek Keguruan” yang diterbitkan oleh Depdikbud, 1974. Dalam dunia pendidikan di masa itu, pernyataan tersebut sudah merupakan harapan bahwa guru seharusnya adalah guru yang berkualitas, yang dapat menjadikan para siswa memahami pelajaran. Dalam perkembangan dunia pendidikan masa kini, kepandaian guru tidak hanya dalam menjelaskan pelajaran saja. Guru masa kini sebagai pendidik profesional (dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik) membutuhkan peningkatan professional secara terus menerus.
    Aspek administrasi dari pelaksanaan proses belajar - mengajar adalah pengalokasian dan pengaturan sumber-sumber yang ada di sekolah untuk memungkinkan proses belajar - mengajar itu dapat dilakukan guru dengan seefektif mungkin. Sering kali sumber tersebut sangat terbatas sehingga sangat mungkin dipergunakan pula oleh kelas lain dalam waktu yang bersamaan. Jika hal ini terjadi guru harus dapat merealokasikan waktu atau tempat sehingga tidak mengganggu program sekolah secara keseluruhan.

    PENGELOLAHAN KELAS

    Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
    Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu:
    1. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok;
    2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu.
    3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.


    BalasHapus
  96. 1. Guru
    Menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik dan tenaga kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
    Berdasarkan pengertian guru menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 saya menyimpulkan bahwa guru merupakan pendidik ,pembimbing peserta didik , serta mengevaluasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
    2. Siswa
    Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
    Berdasarkan pengertian siswa menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2003 saya menyimpulkan bahwa siswa adalah anggota masyarakat yang mengembangkan dirinya melalui proses belajar yang bertujuan untuk menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan nasional.
    3. Desain Intruksional

    Desain instruksional adalah program pengajaran yang dibuat oleh guru secara konvensional, desain instruksional dikenal sebagai persiapan mengajar guru.[2] Sistem instruksional dibentuk oleh dua konsep: system dan instruction. System diterjemahkan menjadi sistem, yang menurut Wong dan Raulerson (1973:9) diartikan sebagai “a set of parts united by some form of interaction” (artinya: suatu perangkat dari bagian-bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa bentuk hubungan saling mempengaruhi). Sedangkan instruction diterjemahkan menjadi “pembelajaran atau pengajaran” dan “bahan instruksi” dalam arti perintah, yang menurut Saylor dan Alexander (1976) diartikan sebagai pelaksanaan kurikulum (curriculum implementation) atau dalam pengertian yang lebih khusus instruction merujuk pada “proses belajar mengajar (teaching-learning process).
    berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, saya menyimpulkan bahwa desain intruksional merupakan persiapan mengajar yang disiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seperti menyiapkan tujuan dan materi pembelajaran.
    4. Kegiatan Belajar Mengajar

    Kegiatan belajar mengajar merupakan rentetan perbuatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, sehingga terjadi proses belajar mengajar dan dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Usman (1990: 21):
    Dalam kegiatan belajar mengajar guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa sebagai berikut:
    a. Melibatkan siswa secara aktif
    b. Menarik minat dan perhatian siswa
    c. Membangkitkan motivasi siswa
    d. Prinsip Individualitas
    e. peragaan dalam belajar.

    BalasHapus
  97. #Rahmiyati#A1C313001#
    1. Guru
    Menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik dan tenaga kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
    Berdasarkan pengertian guru menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 saya menyimpulkan bahwa guru merupakan pendidik ,pembimbing peserta didik , serta mengevaluasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
    2. Siswa
    Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
    Berdasarkan pengertian siswa menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2003 saya menyimpulkan bahwa siswa adalah anggota masyarakat yang mengembangkan dirinya melalui proses belajar yang bertujuan untuk menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan nasional.
    3. Desain Intruksional

    Desain instruksional adalah program pengajaran yang dibuat oleh guru secara konvensional, desain instruksional dikenal sebagai persiapan mengajar guru.[2] Sistem instruksional dibentuk oleh dua konsep: system dan instruction. System diterjemahkan menjadi sistem, yang menurut Wong dan Raulerson (1973:9) diartikan sebagai “a set of parts united by some form of interaction” (artinya: suatu perangkat dari bagian-bagian yang diikat atau dipersatukan oleh beberapa bentuk hubungan saling mempengaruhi). Sedangkan instruction diterjemahkan menjadi “pembelajaran atau pengajaran” dan “bahan instruksi” dalam arti perintah, yang menurut Saylor dan Alexander (1976) diartikan sebagai pelaksanaan kurikulum (curriculum implementation) atau dalam pengertian yang lebih khusus instruction merujuk pada “proses belajar mengajar (teaching-learning process).
    berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas, saya menyimpulkan bahwa desain intruksional merupakan persiapan mengajar yang disiapkan oleh seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seperti menyiapkan tujuan dan materi pembelajaran.
    4. Kegiatan Belajar Mengajar

    Kegiatan belajar mengajar merupakan rentetan perbuatan guru dan murid yang harus mempunyai pola tertentu, sehingga terjadi proses belajar mengajar dan dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Usman (1990: 21):
    Dalam kegiatan belajar mengajar guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar, karena siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa sebagai berikut:
    a. Melibatkan siswa secara aktif
    b. Menarik minat dan perhatian siswa
    c. Membangkitkan motivasi siswa
    d. Prinsip Individualitas
    e. peragaan dalam belajar.

    BalasHapus
  98. 5. Tindak mengajar guru

    Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Guru Sebagai Pendidik
    Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
    2. Guru Sebagai Pengajar
    Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
    Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
    3. Guru Sebagai Pembimbing
    Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
    Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :
    • Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
    • Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
    • Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.
    • Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.
    4. Guru Sebagai Pelatih
    Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.
    5. Guru Sebagai Penasehat
    Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

    BalasHapus
  99. 6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
    Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
    7. Guru Sebagai Model dan Teladan
    Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.


    6. Tindak Belajar Siswa
    Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.

    Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.
    Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat melakukannya dengan ; keterlibatan secara langsung siswa baik secara individual maupun kelompok; penciptaan peluang yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, upaya mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada siswa untuk memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta upaya melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pesan pembelajaran.
    Adapun kualitas dan kuantitas keterlibatan siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Internal faktor meliputi faktor fisik, motivasi dalam belajar, kepentingan dalam aktivitasyang diberikan, kecerdasan dan sebagainya. Sedangkan eksternal faktor meliputi guru, materi pembelajaran, media, alokasi waktu, fasilitas dan sebagainya.
    Dalam dunia pendidikan peserta didik berperan sebagai organisme yang rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh. Peranan peserta didik adalah belajar bukan untuk mengatur pelajaran. Peserta didik dituntut aktif belajar dalam rangka mengkontruksi pengetahuannya, dan karena itu peserta didik sendirilah yang harus bertanggung jawab atas hasil belajarnya. (Wahyudin, 2002).

    BalasHapus
  100. 7. Hasil Belajar
    Menurut Rusyan (1989: 24) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar dapat digolongkan dalam empat kelompok, yaitu: (1) bahan atau hal yang harus dipelajari, yaitu banyaknya bahan dan tingkat kesulitan bahan akan mempengaruhi hasil belajar siswa, (2) faktor lingkugan, baik lingkungan alam maupun sosial, (3) sarana dan prasarana belajar, wujudnya berupa perangkat keras seperti gedung, perlengkapan dan sebagainya dan perangkat lunak seperti kurikulum, pedoman belajar, program belajar dan sebagainya, (4) kondisi individu siswa, yang meliputi kondisi fisikologis berupa keadaan jasmani dan kondisi psikologis yang berupa perhatian, intelegensi, bakat dan sebagainya.


    BalasHapus
  101. # DIAN ELIZABETH SIMANJUNTAK
    #A1C313038
    #PENJELASAN
    HASIL BELAJAR
    Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.
    Berikut di kemukakan defenisi hasil belajar menurut para ahli
    1. Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
    2. Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
    3. Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
    4. Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
    5. Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
    6. Sudjana (2010) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
    7. Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

    BalasHapus
  102. Karisma Bulanda Kusuma#A1C313023#Komponen Dalam Pembelajaran:
    1. guru
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288) guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar. Sedangkan
    Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
    sedangkan menurut saya guru adalah seorang model yang harus bisa ditiru dari segi tingkah laku, seperti cara berbicara, cara berpakaian dan bertutur kata .
    2.Siswa
    Menurut Abu Achmadi, Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang belum dikatakan dewasa , ia memerlukan seseorang yang membimbing dan juga berusaha untuk perlahan menemukan jati diri dan kedewasaan. Beliau juga menambahkan bahwa siswa membutuhkan bimbingan agar menjadi lebih baik di hadapan Tuhan dan didepan masyarakat serta untuk negaranya. Jadi, siswa belajar banyak hal dan mendapatkan bimbingan di dunia pendidikan.
    Menurut UU RI NO.20 Tahun 2003, dalam pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa siswa atau peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang berusaha dalam mengembangkan kemampuan lewat proses pendidikan pada jenjang tertentu. Dalam UU RI NO.20 Tahun 2003 ini juga disebutkan kewajiban siswa atau peserta didik adalah:
    a. Memelihara norma-norma pendidikan agar kelangsungan proses dan keberhasilan pendidikan dapat terjamin.
    b. Membayar biaya pendidikan, kecuali bagi beberapa orang dengan ketentuan tertentu yang dapat memperoleh pendidikan secara gratis atau mendapatkan beasiswa.
    sedangkan menurut saya siswa adalah suatu objek untuk mengajar. siswa merupakan tolak ukur guru tersebut sudah berhasil dalam mengajar atau tidak.

    BalasHapus
  103. 3. Desain Intruksional
    Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Desain pembelajaran sebagai proses. merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah

    pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembela.jarannya. Untuk memahami lebih jauh tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran, pada bagian ini akan dipelajari tentang: Pengertian teori dan model; Teori dasar behavioris, kognitif, dan konstruktif; Model pembelajaran; Taksonomi Bloom; Perbaikan taksonomi Bloom;Model kondisi belajar Robert Gagne; serta Model pemrosesan informasi.
    Model pengembangan desain intruksional yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar.. Menurut Gerlach dan Ely (1971), langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari :
    1) Merumuskan tujuan instruksional
    2) Menentukan isi materi pelajaran
    3) Menentukan kemampuan awal peserta didik
    4) Menentukan teknik dan strategi
    5) Pengelompokan belajar
    6) Menentukan pembagian waktu
    7) Menentukan ruang
    8) Memilih media intruksional yang sesuai
    9) Mengevaluasi hasil belajar
    10) Menganalisis umpan balik
    menurut saya,desain intruksional adalah apa-apa saja yang turut membantu dalam mewujudkan proses mengajar yang akan dilakukan guru.
    4. KBM
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
    Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
    Ciri-ciri belajar :
    1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif);
    2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan;
    3) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan;

    BalasHapus
  104. Karisma Bulanda Kusuma#A1C313023#
    3. Desain Intruksional
    Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Desain pembelajaran sebagai proses. merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah

    pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembela.jarannya. Untuk memahami lebih jauh tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran, pada bagian ini akan dipelajari tentang: Pengertian teori dan model; Teori dasar behavioris, kognitif, dan konstruktif; Model pembelajaran; Taksonomi Bloom; Perbaikan taksonomi Bloom;Model kondisi belajar Robert Gagne; serta Model pemrosesan informasi.
    Model pengembangan desain intruksional yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) ini dimaksudkan untuk pedoman perencanaan mengajar.. Menurut Gerlach dan Ely (1971), langkah-langkah dalam pengembangan desain intruksional terdiri dari :
    1) Merumuskan tujuan instruksional
    2) Menentukan isi materi pelajaran
    3) Menentukan kemampuan awal peserta didik
    4) Menentukan teknik dan strategi
    5) Pengelompokan belajar
    6) Menentukan pembagian waktu
    7) Menentukan ruang
    8) Memilih media intruksional yang sesuai
    9) Mengevaluasi hasil belajar
    10) Menganalisis umpan balik
    menurut saya,desain intruksional adalah apa-apa saja yang turut membantu dalam mewujudkan proses mengajar yang akan dilakukan guru.
    4. KBM
    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
    Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
    Ciri-ciri belajar :
    1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif);
    2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan;
    3) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan;
    4) Perubahan itu tidak terjadi semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/kedewasaan tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
    Menurut Tyson dan Caroll menyatakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan memudahkan orang lain (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar.
    kegiatan adalah suatu kesibukan/aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau banyak orang.
    sehingga diperoleh suatu pengertian dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah suatu aktivitas berlatih untuk merubah tingkah laku yang dilakukan menggunakan proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama aktif melakukan kegiatan berlangsung.

    BalasHapus
  105. Karisma Bulanda Kusuma#A1C313023#
    5. tindak mengajar guru
    adalah tindakan yang diambil guru saat mengajarkan suatu ilmu. bisa berupa menjelaskan, membentuk diskusi, mendemonstrasi dan lain-lain.
    6. tindak belajar siswa
    adalah tindakan siswa ketika belajar , seperti memperhatikan, menyimak, mendengar, bertanya, dan lain sebagainya guna membuat diri mereka(siswa) paham akan ilmu yang diajarkan.
    7. hasil belajar
    yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksioanal telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkan setelah menempuh pengalaman belajar (PBM).
    Pengertian Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.
    Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar
    Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Sudjana (1992:8-9) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :
    1) Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas (kemampuan) yang akan dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interprestasi penilaian.
    2) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Artinya penilaian dilakukan pada setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
    3) Penilaian hendaklah menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. Begitu juga dengan ranah/sasaran hasil belajar yang dinilai meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dan setiap aspek hendaknya mencakup tindakan aspek yang ada di setiap ranah.
    4) Penilaian hasil belajar hendaklah diikuti dengan tindak lanjutnya. Hasil penilaian hasil belajar yang telah diperoleh perlu didokumentasikan dengan jelas dan teratur dan dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan kegiatan pengajaran.

    BalasHapus
  106. NAMA : HERIZIN PRIMADONA
    NIM : A1C313026
    PRODI : PEND.FISIKA REGULER 2013

    KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN
    1. Guru
    • Menurut falsafah jawa guru diartikan sebagai sosok tauladan yang harus di “gugu dan ditiru”. Dalam hal ini guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasikan pengetahuan di dalam kelas saja melainkan lebih dari itu, guru dianggap sebagai sumber informasi bagi perkembangan kemajuan masyarakat ke arah yang lebih baik.
    • Menurut undang-undang no.14 tahun 2005
    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
    2. Siswa
    • Menurut UU RI No.20 tahun 2003
    Dalam pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa siswa atau peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang berusaha dalam mengembangkan kemampuan lewat proses pendidikan pada jenjang tertentu`.
    • Menurut Abu Achmadi, siswa atau peserta didik adalah seoarang yang belum dapat dikatan dewasa, ia memerlukan sesoarang untuk membimbing dan juga berusaha sendiri untuk perlahan menemukan jati diri kedewasaan .
    • Jadi dapat disimpulkan siswa adalah seseorang yang membutuhkan bantuan untuk mencari jati dirinya dan memperoleh kedewasaan diri lewat serangkaian pelajaran.
    3. Desain intruksional
    • Menurut Ade Lukman Hakim 2001, desain intruksional adalah sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan sistem intruksional, pendekatan dalam sistem intruksional lebih produktif untuk semua tujuan intruksional dimana setiap komponen bekerja dan berfungsi untuk mencapai tujuan intruksional. Komponen seperti instruktur, peserts didik, materi, kegiatan intruksional, sistem penyajian materi dan kinerja lingkungan belajar saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mewujudkan hasil intruksional pembelajaran yang dikehendaki.
    • Menurut mudhofil 1999, desain instruksional adalah program pengajaran yang di buat oleh guru secara konvensional,desain instruksional di kenal sebagai persiapan mengajar guru.
    4. Kegiatan belajar mengajar
    • Menurut usman 1990 kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan siswa yang harus mempunyai pola tertentu sehingga terjadi proses belajar mengajar dapat mencapai suatu tujuan.
    5. Tindak mengajar guru
    • Menurut setiawati 2001 tindak mengajar guru adalah kemampuan guru dalam menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran , dengan demikian seorag guru harus mampu menguasai bahan dan meilih metode yang tepat yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang di ajarkan
    6. Tindak belajar siswa
    • Menurut slameto 2010: 13 tindak belajar siswa adalah perubahan tingkah laku siswa yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu melalui pemberrian pegetahuanlatiahan maupun pengalaman.
    7. Hasil belajar siswa
    • Menurut sudjana (2010:22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
    • Menurut warsito(depdiknas, 2006:125) hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen dalam diri orang yang belajar.

    BalasHapus
  107. NAMA : HERIZIN PRIMADONA
    NIM : A1C313026
    PRODI : PEND.FISIKA REGULER 2013

    KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN
    1. Guru
    • Menurut falsafah jawa guru diartikan sebagai sosok tauladan yang harus di “gugu dan ditiru”. Dalam hal ini guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasikan pengetahuan di dalam kelas saja melainkan lebih dari itu, guru dianggap sebagai sumber informasi bagi perkembangan kemajuan masyarakat ke arah yang lebih baik.
    • Menurut undang-undang no.14 tahun 2005
    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
    2. Siswa
    • Menurut UU RI No.20 tahun 2003
    Dalam pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa siswa atau peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang berusaha dalam mengembangkan kemampuan lewat proses pendidikan pada jenjang tertentu`.
    • Menurut Abu Achmadi, siswa atau peserta didik adalah seoarang yang belum dapat dikatan dewasa, ia memerlukan sesoarang untuk membimbing dan juga berusaha sendiri untuk perlahan menemukan jati diri kedewasaan .
    • Jadi dapat disimpulkan siswa adalah seseorang yang membutuhkan bantuan untuk mencari jati dirinya dan memperoleh kedewasaan diri lewat serangkaian pelajaran.
    3. Desain intruksional
    • Menurut Ade Lukman Hakim 2001, desain intruksional adalah sebuah upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan sistem intruksional, pendekatan dalam sistem intruksional lebih produktif untuk semua tujuan intruksional dimana setiap komponen bekerja dan berfungsi untuk mencapai tujuan intruksional. Komponen seperti instruktur, peserts didik, materi, kegiatan intruksional, sistem penyajian materi dan kinerja lingkungan belajar saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mewujudkan hasil intruksional pembelajaran yang dikehendaki.
    • Menurut mudhofil 1999, desain instruksional adalah program pengajaran yang di buat oleh guru secara konvensional,desain instruksional di kenal sebagai persiapan mengajar guru.
    4. Kegiatan belajar mengajar
    • Menurut usman 1990 kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan siswa yang harus mempunyai pola tertentu sehingga terjadi proses belajar mengajar dapat mencapai suatu tujuan.
    5. Tindak mengajar guru
    • Menurut setiawati 2001 tindak mengajar guru adalah kemampuan guru dalam menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran , dengan demikian seorag guru harus mampu menguasai bahan dan meilih metode yang tepat yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang di ajarkan
    6. Tindak belajar siswa
    • Menurut slameto 2010: 13 tindak belajar siswa adalah perubahan tingkah laku siswa yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu melalui pemberrian pegetahuanlatiahan maupun pengalaman.
    7. Hasil belajar siswa
    • Menurut sudjana (2010:22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
    • Menurut warsito(depdiknas, 2006:125) hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen dalam diri orang yang belajar.

    BalasHapus
  108. NAMA:ELIYA ROZA
    NIM :A1C313035
    KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN
    1. GURU
    Menurut Ngalim Purwanto bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang.Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.•
    Sedangkan menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua sisal. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing.•
    Akan tetapi terlepas dari bermacam interpretasi tadi guru yang dimaksud dalam pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaannya mengajar seperti yang tersebut dalam UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3. •
    Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang dimaksud guru adalah seorang atau mereka yang pekerjaannya khusus menyampaikan (mengajarkan) materi pelajaran kepada siswa disekolah.

    2. SISWA
    Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional:Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Abu achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya. Ia juga mengungkapkan bahwa peserta didik juga membutuhkan bimbingan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di dean TUHan serta di depan negara sebagai warga negara yang baik. Dengan demikian siswa atau peserta didik dapat dikatakan orang yang mempunyai fitrah atau potensi dasar yang ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangakan melalui pendidikan.
    UU RI No. 20 th 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memilki kewajiban sebagi berikut :
    • Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
    • Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut.

    3. DESAIN INSTRUKSIONAL
    Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Desain pembelajaran sebagai proses.
    Model Desain Pembelajaran Wong dan Roulerson
    Wong dan Roulerson (1974) mengemukakan 6 langkah pengembangan desain intruksional yaitu:
    1. Merumuskan tujuan
    2. Menganalisis tujuan tugas belajar
    3. Mengelompokkan tugas-tugas belajar dan memilih kondisi belajar yang tepat.
    4. Memilih metode dan media
    5. Mensintesiskan komponen-komponen pembelajaran
    6. Melakasanakan rencana, mengevaluasi dan memberi umpan balik.



    BalasHapus
  109. NAMA : ELIYA ROZA
    NIM : A1C313035

    4. KBM
    Belajar merupakan proses perubahan perilaku karena pengalaman dan latihan. Arti lain dari belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang terjadi dalam interaksi aktif pada lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pengertian. Sedangkan pendapat yang lain menyatakan bahwa belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan cara sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan.
    Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
    Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.
    Menurut James O. Whittaker dalam Djamarah (1999), Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

    5. TINDAK MENGAJAR GURU
    Juga peranan guru akan mengalami perubahan dari tokoh yang terutama menyampaikan informasi menjadi orang yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada tiap siswa secara individual. Untuk menjalankan pengajaran individual guru harus memperdalam pengetahuan dan keterampilan tentang cara-cara mengajar yang terbuka baginya.

    6. TINDAK BELAJAR SISWA
    Dalam setiap percobaan, siswa sebenarnya merupakan faktor yang sangat penting. Mereka dapat menilai metode beru itu dan dapat memberi saran-saran yang sangat berharga. Juga dapat digunakan tenaga mereka. Siswa yang lebih maju dari temannya dapat dimanfaatkan sebagai pembantu guru mengajar temannya. Menurut pengamatan, sering murid lebih mampu mengajar temannya sekelas dari pada guru karena telah menyelami kesukaran – kesukaran yang dihadapi murid lainnya.

    7. HASIL BELAJAR
    Pengertian Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Pengertian Hasil belajar Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Pengertian Hasil belajar Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
    Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar
    Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Sudjana (1992:8-9) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :
    1. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas (kemampuan) yang akan dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interprestasi penilaian.
    2. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar. Artinya penilaian dilakukan pada setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
    3. Penilaian hendaklah menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. Begitu juga dengan ranah/sasaran hasil belajar yang dinilai meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dan setiap aspek hendaknya mencakup tindakan aspek yang ada di setiap ranah.
    4. Penilaian hasil belajar hendaklah diikuti dengan tindak lanjutnya. Hasil penilaian hasil belajar yang telah diperoleh perlu didokumentasikan dengan jelas dan teratur dan dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan kegiatan pengajaran.

    BalasHapus
  110. Nama : Fitri Khairani
    Nim : RSA1C314008

    Komponen dalam pembelajran :
    1. Guru
    Menurut Ngalim Purwanto bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang.

    2. Siswa
    Abu achmadi, salah satu pemerhati pendidikan ia mengungkapkan bahwa peserta didik atau siswa merupakan individu yang belum bisa dikatakan dewasa. Ia memerlukan usaha, bantuan, serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaannya.

    3. Disain Instruksional
    desain intruksional adalah keseluruhan proses tujuan belajar pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    4. KBM
    kegiatan belajar mengajar adalah proses dimana seorang pendidik atau guru menyampaikan informasi kepada siswa agar mereka belajar dan mendapatkan ilmu tau pengetahuan yang lebih luar. sebelum kegiatan belajar berlangsung seorang siswa harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan termasuk tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri.

    BalasHapus
  111. 5. Tindak belajar Guru
    Tyson dan Caroll yang menyatakan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama aktif melakukan kegiatan. bahwa aktivitas yang sangat menonjol dalam pengajaran ada pada siswa, namun bukan berarti peran guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan siswa selalu pasif dalam kegiatan belajar mengajar. dan tindak mengajar guru adalah seorang pemandu dan pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif.

    Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :

    Guru Sebagai Pendidik
    Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

    Guru Sebagai Pengajar
    Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.

    Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

    Guru Sebagai Pembimbing
    Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

    BalasHapus
  112. 6. Tindak belajar siswa
    Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya. Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat melakukannya dengan:
    1. keterlibatan secara langsung siswa baik secara individual maupun kelompok
    2. penciptaan peluang yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen
    3. upaya mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada siswa untuk memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta upaya melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pesan pembelajaran.
    Siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Internal faktor meliputi faktor fisik, motivasi dalam belajar, kepentingan dalam aktivitas yang diberikan, kecerdasan dan sebagainya. Sedangkan eksternal faktor meliputi guru, materi pembelajaran, media, alokasi waktu, fasilitas dan sebagainya.

    7. Hasil belajar
    Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
    Menurut Sudjana ( 1992:4 ) tujuan evaluasi hasil belajar adalah sebagai berikut:
    1) Mengidentifikasi kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekuranganya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
    2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh keefektifanya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
    3) Menemukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya.
    4) Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti masyarakat, pemerintah dan orang tua siswa, tentang hasil- hasil pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.

    BalasHapus
  113. #Damayanti. SP#RSA1C313007#
    1. Guru
    Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Profesi guru sebagai pelimpahan dari tugas orang tua yang tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu kepada anak. Apalagi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat dan budaya pada umumnya, maka berkembang pula tugas dan peranan guru. Di sini guru memiliki peran penting dalam membentuk siswa. Adapun fungsi dari guru adalah :
    a. Sebagai contoh untuk semua anak
    b. Sebagai pendidik
    c. Sebagai pengajar dan pembimbing
    d. Sebagai pelajar maupun administrator pendidikan
    2. Siswa
    Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek utama dalam proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan banyak tergantung kepada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan siswa. Biasanya penyebutan peserta didik ini mengikuti skup/ruang lingkup dimana pembelajaran dilaksanakan, diantaranya : siswa untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa untuk jenjang pendidikan tinggi, dan peserta pelatihan untuk diklat. Peserta didik adalah masukan mentah (raw input) dalam sebuah proses pembelajaran yang harus dithreat agar output dan outcomesnya sesuai dengan yang dicanangkan institusi (khususnya) dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya.
    3. Design intruksional
    Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.

    BalasHapus
  114. 4. Kegiatan Belajar Mengajar
    Setiap sekolah dalam pendidikan formal maupun non formal, pasti terdapat kegiatan belajar mengajar yang merupakan interaksi antara guru dengan siswanya. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan inti dari proses pendidikan secara universal (keseluruhan), sedangkan guru merupakan komponen sebagai pemegang peranan fasilitator dan mediator. Dalam setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berlangsung, pasti ingin selalu diketahui hasilnya, yaitu mengenai seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Hasil dari KBM tersebut sering disebut dengan istilah prestasi belajar. KBM mempunyai makna, pengertian dan cakupan yang luas. Dalam KBM tersirat adanya satu kesatuan (agregasi) kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. Salah satu instrumen untuk menjadikan KBM menjadi efektif dan efisien bahkan lebih komunikatif adalah berkaitan dengan media, yaitu bagaimana guru dan murid secara kooperatif (kerja sama) memanfaatkan media pembelajaran itu sendiri.
    5. Tindak Mengajar Guru
    Proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, suvervisor, motivator, penanya, evaluator dan konselor.
    a. Guru sebagai demonstrator
    Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah peserta didik. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus.
    Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh peserta didik.
    b. Guru sebagai mediator dan fasilitator
    Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajarmengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.
    c. Guru sebagai evaluator
    Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

    BalasHapus
  115. 6. Tindak Belajar Siswa
    Ada 3 (tiga) jenis keterlibatan siswa dalam suatu proses pembelajaran, yaitu:
    a. Interaksi aktif siswa dengan guru
    Pada jenis interaksi ini, guru dapat menyiapkan pertanyaan yang akan digunakan di berbagai kesempatan selama penyajian lisan; guru mendorong dan mengarahkan siswa untuk menjawab dan berdiskusi dengan seluruh anggota kelas. Guru menentukan kapan menghentikan sementara penyajian visual (sering pada akhir sebuah bagian, atau akhir dari informasi yang disajikan tentang suatu konsep), lalu mengajukan pertanyaan untuk mengukur pemahaman dan mendorong terjadinya diskusi.
    b. Kerja di tempat
    Pada jenis keikutsertaan ini, guru mendorong siswa untuk mencatat sehingga mereka akan menangkap butir-butir penting dalam penyajian guru. Dapat pula guru menyediakan lembaran-lembaran berisi hal-hal penting untuk acuan yang dapat langsung mereka pakai. Guru dapat pula memberikan lembaran kerja mengenai pokok bahasan yang sedang disajikan, lalu siswa diminta mengisi suatu isian berupa garis besar tentang bahan ajar itu. Bentuknya dapat berupa menyelesaikan diagram, menuliskan jawaban berbagai pertanyaan, memecahkan masalah, dan menerapkan bahan ajar dan konsep selama penyajian berlangsung. Siswa dapat pula diminta mengerjakan latihan atau ujian kecil yang dapat diperiksa sendiri oleh siswa yang mencakup bahan yang disajikan.
    c. Kegiatan berpikir lain
    Pada jenis tingkatan ini guru dapat mendorong siswa berpikir bersamanya dengan membantu menjawab pertanyaan retorik atau pertanyaan langsung dan memecahkan masalah yang diajukan oleh guru atau siswa lain. Siswa juga dapat diminta oleh guru untuk merumuskan pertanyaan mereka sendiri yang berhubungan dengan bahan yang sedang disajikan yang akan digunakan saat bekerja bersama kelompoknya nanti.
    7. Hasil Belajar (Winkle, 1991)
    Hasil belajar merupakan hasil nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan proses pembelajaran. Menurut Winkel (1991: 28) meyataka bahwa hasil belajar adalah bukti keberhasilan dan usaha yang dilakuakan dan merupakan kecakapan yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan angka.

    BalasHapus


Top