ads

Tugas Mahasiswa

Tugas Mahasiswa[OneLeft]

Informasi

Tugas Akhir[OneRight]

Buku

Paper

Full Paper International Conference on Education, Technology, and Sciences








THE INCREASE OF EARLY CHILDHOD’S SOCIAL EMOTIONAL DEVELOPMENT WITH THEMATIC APPROACH 

Hendra Sofyan
 Jambi University, Kampus Pinang Masak, Jl. Jambi Muara Bulian KM.15 Mendalo Darat, Jambi. Jambi University, Indonesia

hendrapaud@yahoo.co.id



ABSTRACT

The objective of this research is to increaseearly childhood’s development by using of thematic approach. This action research conducted  at Nakkia Kindergarten  GroupB Jatiwaringin Pondok Gede. This research usedin which 15 childhood ofsix years old were participated. The development by Kemmis and Tegart which twocycles and each cycle has four steps. They are as follow:(1) plan, (2) action, (3) observe, and (4) reflect. The action research applied to researchmethods they where qualitative and quantitative research, data analizedby using Spradley  data analysis model. The research result shows the applyingthematic approach wich involved various methods, media and activities increase thedevelopment of the children of six years old especialy in social emotional development. Futhermore,the research result can be applied  to increase early childhoods development with thematic approach,mainly for learning planning, learning development for teachers, andcurricullum in higher education. 

Keywords: early childhood’s social emotional development, thematic approach




FULL PAPER (INDONESIA)



FULL PAPAER (ENGLISH)


POWER POINT (ENGLISH)

Perkembangan Aspek Bahasa Pada Anak Usia Dini

      Bahasa adalah aspek perkembangan yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Komponen berbahasa salah satunya adalah bicara yang merupakan alat komunikasi, belajar bicara memerlukan proses yang panjang dan rumit. Pada saat bicara seorang anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang yang mereka ajak berkomunikasi, dan dalam berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan oleh orang lain. 
      Menurut Chomsky dalam wiliam Crain  bahasa di strukturkan sendiri oleh anak-anak. Dengan hanya mendengarkan secuplik tubuh ujaran, mereka langsung bisa menemukanaturan-aturannya, seolah dituntun oleh pengertian bawaan tentang bentuk-bentuk  aturan tersebut. Para teorisi belajar sebaliknya, percaya bahwa kita harus mengamati lingkungan sosial lebih dahulu. Bahasa menurut mereka dibentuk utamanya oleh orang lain lewat pengkondisian operan atau lewat pengaruh-pengaruh pemodelan.  
     Menurut Lovitt dalam Jamaris , bahwa dalam perkembangan bahasa anak, ada tahap perkembangan kemampuan bahasa, sebagai berikut:
  • Perkembangan bahasa dapat dibagi ke dalam tiga bentuk perkembangan, yaitu perkembangan kosa kata, perkembangan semantik, dan sintaktik, dan perkembangan variasi dan kompleksitas berbahasa. 
  • Perkembangan kosa kata dimulai sejak anak usia satu tahun. Memulai interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, anak secara perlahan mengembangkan kemampuan dalam memahami kosa katayang berkaitan dengan objek dan peristiwa di sekitarnya. 
  • Perkembangan semantik dan struktur sintaksis menyangkut kemampuan anak dalam memahami hubungan-hubungan objek dan peristiwa yang mencakup tindakan/peribuatan, lokasi dan orang. Anak mulai mengatakan ”aku pergi” atau “ibuku atau ayahku” 

     Bicara merupakan ketrampilan mental motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengkaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.  
     Selanjutnya menurut Piaget , bahasa “terpetakkan” diatas struktur kognitif yang telah didapat sebelumnya, sehingga bahasa bergantung pada pikiran. Kata-kata hanya dapat dipahami jika keterampilan-keterampilan intelektual tertentu (seperti permanen objek dan konservasi objek) sudah dikuasai. Sementara  menurut Todler dalam Siti Aisyah ,  anak usia TK (usia 4-6 tahun) konsep dasar pengembangan bahasa anak adalah sebagai berikut:
  1. Mendorong perkembangan mendengar. Gunakanlah kalimat yang kompleks dengan anak usia TK, perkenalkanlah kosa kakata baru, teruskanlah membaca keras kepada anak usia TK, 
  2. Mendorong perkembangan berbicara. Tanyailah anak tentang masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Berikanlah anak kesempatan untuk membicarakan masa lalu dengan bertanya kepadanya.
  3. Mendorong perkembangan menulis. Mendorong anak untuk mengekspresikan ide dan emosi dalam bentuk tulisan. Jangan mengkhawatirkan ejaan yang benar, anak  usia TK baru  saja memulai  belajar tentang hubungan antara huruf dan suara. Pada usia ini anak pada umumnya mengetahui bagaimana mengeja beberapa huruf yang umumnya dengan benar, seperti “pergi”, dan “datang” tetapi ia mengeja dengan menggunakan pengetahuannya tentang bunyi huruf untuk mengingat apa yang didengarnya. Misalnya: Anak usia TK menulis kata “gajah”  dengan huruf “GJH”, sesungguhnya telah berfikir hati-hati mengenai hal  ini.
  4. Mendorong perkembangan membaca. Biarkan anak membaca kata-kata dan tawarkan bantuan hanya jika ia membutuhkannya.
     Kemampuan menulis anak-anak mengikuti urutan perkembangan, kemampuan itu muncul dari coret-coretan sebelumnya dan pertama-tama tersebar dengan acak di seluruh halaman buku. Karakteristik ini mencerminkan pemahaman yang tidak lengkap tentang batas-batas kata dan juga ketidakmampuan menciptakan satu baris dalam pikiran untuk menempatkan huruf-huruf. Anak-anak menemukan ejaan dengan cara melakukan penilaian tentang bunyi dan dengan menghubungkan bunyi yang mereka dengar dengan huruf yang mereka kenal.
Menurut Papalia & Olds, Morrrow dalam Jamaris , menguraikan perkembangan kemampuan bahasa lisan anak sebagai berikut: 
     Pada Usia 4-5 tahun kemampuan anak dalam berbicara hampir sama dengan kemampuan orang dewasa. Pada masa ini anak telah menguasai sedikitnya 2.500. kosa kata dan menggunakan secara aktif dalam berkomunikasi dengan orang orang disekitarnya. Kemampuan anak dalam menerapkan elemen-elemen bahasa semakin baik. Anak sudah memahami bahwa dengan bahasa, bukan hanya sekedar bahasa, tetapi, mengandung makna yang sangat luas, dengan menggunakan bahasa, ia akan dapat menyatakan keinginannya, penolakannya, kekagumannya, membuka kesempatan untuk berteman, belajar dll. Kreativitas anak dalam berbahasa makin berkembang, ia sudah dapat berpuisi, bercerita dan menghindarkan rasa malu, rasa salah dan memiliki istilah untuk situasi-situasi tertentu. Anak menggunakan bahasa untuk mengontrol situasi, dengan demikian kemampuan bahasa yang digunakan untuk berimajoinasi, bergerak ke bidang nyata untuk memecahkan masalah. 
     Menurut Siti Aisyah   pengembangan kemampuan berbahasa  di Taman Kanak-kanak abisa dilaksanakan dengan berbagai cara antara lain adalah: 

 . . . mengenalkan jenis kata melalui kartu, menghubungkan gambar dengan tulisan, mengenalkan huruf dan suaranya, mengenalkan huruf besar dan huruf kecil selalu bersamaan, menyusun kata dengan diberi suku kata awalnya, mengenalkan adanya simbol bahasa untuk nama-nama anak dan benda, bermain kata-kata dengan mengingat kata-kata yang telah diketahui. Menyatakan pendapat, mendengarkan cerita dan meminta mengunkapkan kembali, mengenalkan kalimat perintah dengan meminta melaksanakan perintah, menggunakan kalimat tanya menggunakan tanda tanya, bermain menirukan suara. Mengenalkan lawan dan pasangan kata.
  Berdasarkan uraian di atas, perkembangan bahasa bagi anak usia dini, apat ditingkatkan agar pengembangan berbahasa mampu mengunkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa dengan baik dan benar.

SUMBER BUKU / REFERENSI
  1. HendraSofyan, Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya,(Jakarta:  Infomedika: 2014).
  2. Martini Jamaris, Kesulitan Belajar Perspektif, Asesessmen dan Penanggulangannya. (Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2009).
  3. Martini Jamaris, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010).
  4. Richard Gross,  Psychology The Science of Mind and Behavior (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).
  5. Siti Aisyah, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas Terbuka,  2008).
  6. Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas awal SD/MI (Jakarta: Prenada Media Group, 2011).
  7. William Crain. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. (Yogyakarta: Pustaka belajar. 2007).

Perkembangan Aspek Motorik Pada Anak Usia Dini

      Masa kanak kanak merupakan masa kritis bagi perkembangan  motorik, Oleh karena itu, masa kanak-kanak merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan anak tentang berbagai keterampilan motorik. Perkembangan aspek motorik, dapat diklasifikasikan dalam dua bagian yaitu motorik halus dan motorik kasar, seperti yang dikemukakan oleh Jamaris  sebagai berikut:
Perkembangan motorik kasar berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam menggerakkan tubuh baik secara sebagian (nonlokomotorik), yaitu perkembangan kemampuan menggerakkan sebagian dari tubuh, seperti menjangkau untuk mengambil sesuatu, dan kemampuan dalam menggerakkan tubuh secara keseluruhan (lokomotorik) yang terjadi pada waktu berjalan, berlari, melompat, olah raga, dll, dan gerakan pada waktu menarik dan mendorong. Pada usia dini kegiatan motorik anak sangat aktif dan mereka bergerak seolah-olah tidak pernah lelah. Perkembangan gerakkan motorik halus berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam menggunakan jari-jari tangan untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti gerakan menjimpit, menggenggam, menulis, memotong, menggunting, dll.  

      Sedangkan  menurut Berk dalam Slavin. Perkembangan motorik anak usia dini, anak mulai belajar dan melakukan tugas-tugas dan melakukan kegiatan seperti berikut:
Pada akhir periode prasekolah, kebanyakan anak dengan mudah dapat melakukan tugas-tugas untuk diri sendiri , seperti memasang ikat pinggang, mengancing pakaian, dan menutup resleting. Mereka dapat naik dan turun tangga dengan kaki yamg saling bergantian. Mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan motorik halus seperti memotong dengan gunting, dan menggunakan kerayon untuk mewarnai, daerah yang sudah ditentukan sebelumnya, mereka juga mulai belajar menulis huruf, dan kata.  Setelah usia 6 atau 7 tahun, anak-anak memperoleh hanya sedikit kemampuan dasar yang sama sekali baru, sebaliknya, kualitas dan tingkat kerumitan gerakan-gerakan mereka meningkat.

Terdapat berbagai cara anak belajar ketrampilan motorik yaitu trial and error, meniru dan pelatihan yang memberikan hasil berbeda. Oleh karena itu diperlukan perhatian yang besar metoda atau cara  yang digunakan anak untuk belajar ketrampilan motorik.  Pada usia dini perkembangan motorik  bisa ditingkatkan melalui bermain, seperti yang diungkapkan oleh  Catron dan Allen dalam Yuliani Nurani Sujiono   sebagai berikut:
Bermain dapat memicu perkembangan motorik pada beberapa area, yaitu (1) koordinasi mata-tangan atau mata-kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi objek, mencari jejak secara visual, melempar, menangkap, menendang; (2) kemampuan motorik kasar, seperti gerak tubuh ketika berjalan, melompat, berbaris, meloncat, berlari, berjingkat, berguling-guling, merayap, dan merangkak; (3) kemampuan bukan motorik kasar (statis) seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang, (4) Manajemen tubuh dan kontrol seperti menunjukkan kepekaan tubuh, kepekaan akan tempat; keseimbangan; kemampuan untuk memulai, berhenti, mengubah petunjuk  
 Sementara menurut beberapa pendapat ahli yang lainya sebagai berikut:  

Secara umum terdapat tiga teori tentang perkembangan motorik yaitu 1, teori pendidkan jasmani adaptif dan belajar motorik Cratty, 2. Teori perseptual motor Kephart, 3. Teori sesnsori integrasi Ayres. Ketiga teori tersebut mengasumsikan bahwa: 1. Manusia belajar mulai dengan motorik, 2. Ada urutan perkembangan motorik yang alami dan 3. Banyak bidang akademik dan kinerja kognitif yang berakar pada keberhasilan pengalaman motorik. 

Pertumbuhan fisik anak terjadi secara bertahap dan mengikuti proses  dalam pertumbuhan fisik yang perlu dipahami oleh pendidik adalah:
  • anak sukar menyesuaikan diri
  • Anak sangat butuh energi yang besar
  • Anak sangat butuh gizi yang lebih banyak untuk pertumbuhan yang cepat
  • Anak butuh menjaga keseimbangan, jika terganggu akan terganggu nafsu makan, mudah lelah dan pergaulan nya secara sosial memburuk.
  • Kecanggungan, pertumbuhan yang cepat membuat mereka canggung. 
  • Setiap anak memiliki kesempurnaan  dan kematangan sendiri dalam pertumbuhan dan perkembangannya. 
      Keberadaan pertumbuhan dan perkembangan fisik, seperti tinggi tubuh, berat tubuh dan besar kecilnya bentuk tubuh banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti:


  • Pengaruh keluarga, faktor keturunan maupun faktor lingkungan  
  • Gizi, anak yang terpenuhi nilai asupan gizi akan lebih tinggi tubunya dan lebih cepat masuk pada dunia pubertas atau remaja.
  • Gangguan emosional, anak yang sering terganggu emonalnya akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembag fisiknya
  • Jenis kelamin, anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari anak perempun
  • Suku bangsa, perbedaan berat dan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh latar belakang suku bangsa
  • Kecerdasan, hampir slalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi dan prestasi di sekolah menonjol biasanya memiliki berat badan dan tinggi lebih dari anak yang lain
  • Status sosial ekonomi, anak-anak yang memiliki status sosial yang lebih akan memiliki ukuran dan berat badan lebih dari keluarga status sosial ekonomi rendah
  • Kesehatan, anak-anak yang sehat dan jarang sakit. Biasanya akan  memiliki berat dan tinggi badan yang lebih dari yang lainnya.
  • Fungsi endokrin, anak yang fungsi hormonnya berjalan degan baik akan tumbuh kembang dengan baik.
  • Pengaruh pralahir, kondisi pralahir yang tidak menguntungkan selama ibu hamil, misalnya kurang gizi, tekanan batin, perokok berat, cenderung mengalami hambatan perkembangan fisik.
  • Pengaruh tubuh, perkembangan dan pertumbuhan anak sangat terpengaruh dari bangun tubuh, seperti ektomorf, mesomorf dan endomorf.

SUMBER BUKU / REFERENSI

  1. Abdurahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).
  2. Martini Jamaris, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010).
  3. HendraSofyan, Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya,(Jakarta:  Infomedika: 2014).
  4. Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek (Boston: Pearson Education, Inc, 2008).
  5. Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: 2011).
  6. William Crain. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi. (Yogyakarta: Pustaka belajar. 2007).
  7. Yuliani Nurani Sujiono, Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT. Indeks, 2009). 



Prinsip-Prinsip Perkembangan

     Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi, perkembangan manusia dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya. Pada saat proses perkembangan terjadi dapat kita pedomani prinsip-prinsip perkembangan dari berbagai ahli sebagai berikut:
Prinsip perkembangan menurut Myers dalam Soegeng Santoso   sebagai berikut:
  1. Perkembangan bersifat multidimensional meliputi perkembangan    dimensi fisik, dimensi kognitif, dan dimensi sosial. 
  2. Perkembangan bersifat integral maksudnya menyeluruh, antar dimensi yang saling terkait.
  3. Perkembangan yang berlangsung secara berkesinambungan dimulai sejak masa pranatalsampai akhir hayat.
  4. Perkembangan muncul sebagai akibat interaksi. Perkembangan terjadi jika sesorang menaggapi terhadap belajardari atau mencari afeksi dari lingkungan biofisik maupun sosialnya.
  5. Perkembangan yang terpola. Semua anak berkembang mengikuti tahapan atau garis besar perkembangan manusia. Namun laju dan kualitas perkembangan itu sendiri berbeda setiap orang.

      Menurut Locke dalam Crain , Individu memiliki temperamen yang berbeda-beda, namun secara keseluruhan, lingkunganlah yang membentuk jiwa. Jadi yang penting di sini adalah pembelajaran selama masa bayi. Pada saat ini jiwa berada di dalam kondisi yang paling lunak sehingga kita bisa membentuknya seperti yang kita inginkan. Dan sekali kita melakukannya, sifat dasarnya sudah ditetapkan untuk seumur hidup.

Lebih lanjut Locke mengemukakan prinsip perkembangan sebagai berikut:
  1. Sebagian besar pikiran dan perasaan kita berkembang lewat proses asosiasi. Dua gagasan pasti selalu muncul bersama-sama secara teratur, sehingga kita tidak dapat memikirkan yang satu tanpa serentak memikirkan yang lain.
  2. Kebanyakan tingkah laku kita berkembang lewat proses repetisi  Saat kita melakukan sesuatu berkali-kali, menyikat gigi contohnya, maka praktek ini akan menjadi kebiasaan alamiah, dan kita aakan langsung merasai tidak nyaman jika suatu saat tidak melakukannya.
  3. Kita juga belajar lewat proses imitasi. Kita juga cenderung melakukan apa yang kita lihat dilakukan orang lain, sehingga model yang ada mempengaruhi karakter  kita. 
  4. Kita belajar lewat proses reward and punishment (penghargaan dan penghukuman)  Kita akan selalu berusaha terlibat dengan tingkah laku yang memunculkan pujian, kekaguman dan bentuk-bentuk penghargaan lainnya, sebaliknya, lita akan mundur dari tindakan-tindakan yang menghasilkan kosekwensi –konsekwensi  tidak menyenangkan.

Sementara menurut Baltes, perkembangan manusia memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • Perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup
  • Perkembangan manusia bersifat multi dimensi
  • Perkembangan manusia bersifat multiarah
  • Perkembangan manusia bersifat plastis
  • Ilmu perkembangan bersifat multi disiplin
  • Perkembangan manusia bersifat kontekstual 


SUMBER BUKU / REFERENSI
  1. Elizabeth B Hurlock. Perkembangan Anak, edisi 6 (Jakarta: Penerbit Erlangga. 1978).
  2. HendraSofyan, Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya,(Jakarta:  Infomedika: 2014).
  3. John Santrock. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup,  terjemahan  Widyasinta .  ( Jakarta: Erlangga, 2012).
  4. Soegeng Santoso, Problematika Pendidikan dan Cara Pemecahannya. (Jakarta: Kreasi Pena gading, 2000),
  5. William Crain. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi, terjemahan Yudi Santoso. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007).




Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini

       Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat perlu dipahami sebab setiap anak tidaklah sama, tiap anak itu unik, dan semuanya secara individual, menawarkan konstribusi yang berharga bagi kebudayaan manusia. Setiap orangtua dan guru, dalam memahami berbagai aspek perkembangan anak, perlu dipahami setiap anak memiliki karakteristik, pemahaman perkembangan  bagi individu sebagai penuntun dan petunjuk  untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada periode-periode tertentu. dan bagi orangtua dan pendidik berguna sebagai petunjuk dalam membimbing anak didiknya. Perkembangan Anak Usia Dini berlangsung diawali di dalam keluarga atau rumah kemudian disekolah dan masyarakat.  Keluarga merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan pertama dan utama.
      Pada pelaksanaan awal pendidikan formal Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan pra-sekolah yang diselenggarakan bagi anak usia 4-6 tahun. Pendidikan TK bukan merupakan pra-syarat untuk memasuki jenjang sekolah dasar, sehingga bukan merupakan kewajiban bagi anak untuk memasuki TK. Tamam Kanak-kanak  merupakan lembaga pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga anak dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak.
       Pemahaman aspek perkembangan anak diperlukan untuk kompetensi profesional guru. Sebagai bahan pertimbangan bahwa anak-anak  ketika pertama kali pergi ke sekolah untuk belajar merupakan satu hal yang berat.
       Pendidik di Taman Kanak-Kanak harus mengerti dan memahami masalah. Pengertiannya bahwa terhadap masalah khusus yang dihadapi anak dalam proses  perkembangan menuju kepada kedewasaan diperlukan perhatian dari kaum pendidik adalah dalam rangka memberikan bantuannya sesuai dengan kebutuhan anak agar dia tumbuh menjadi manusia mandiri.
Penyelengaraan TK dimaksudkan untuk memper- siapkan anak untuk memasuki dunia belajar, sehingga anak akan relatif lebih siap untuk belajar di sekolah dasar dari pada anak yang langsung masuk ke SD tampa melalui TK.
      Taman-kanak-kanak bukanlah sekolah, sehingga sistem pembelajaran yang diterapkan pada TK tidak bisa disamakan dengan di SD. Beberapa prinsip harus diperhatikan dalam pembelajaran di TK adalah dunia bermain dan dalam masa pertumbuhan sehingga belum waktunya bagi anak usia TK untuk belajar sebagaiman yang dilaksanakan di sekolah. Meskipun  bentuk permainan anak-anak di seluruh dunia dan dari waktu ke waktu berbeda-beda, tampaknya esensinya tetap sama, esensi bermain seperti: aktif, menyenangkan, voluntir, motivasi internal, memiliki aturan, dan simbolik serta berarti. Dengan demikian tidak seharusnya anak TK dipaksakan untuk membaca, menulis, dan berhitung, ini akan diperoleh pada saat anak duduk di bangku sekolah.
      Adapun prinsip lain, bahwa anak TK sedang belajar bersosialisasi. Anak TK pada umumnya masih sangat lekat dengan orang tua maupun keluarganya. Dengan demikian perlu ada masa belajar untuk memisahkan diri dari orangtua dan mulai berkenalan dengan orang lain. Kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, dari kalangan dan keluarga yang lain perlu dikembangkan, untuk memberikan bekal dalan bersosialisasi dengan masyarakat.


SUMBER BUKU / REFERENSI

  1. Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, (Jakarta: PT Indeks, 2008).
  2. Ernawulan Syaodih. Bimbingan di Taman Kanak-kanak (Jakarta: Departemen Pendidikan nasional. 2005).
  3. HendraSofyan, Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya,(Jakarta:  Infomedika: 2014).
  4. Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Terjemahan Tim Intuisi ( Jakarta: Intuisi Press: 2006).
  5. Sue Robson, Education in Early Chilhood, (London: The Roehampton Institute, 2003).
  6. Slamet Suyanto. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, 2005).

Jadwal Mengajar Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014-2015


HARI
WAKTU
MATA KULIAH
TEMPAT
SENIN
11.20 - 13.50 Konseling Populasi Khusus Kampus UNJA Telanai Pura
15.30 - 18.00 Pengajaran Psikologi Bimbingan Kampus UNJA Telanai Pura
SELASA
07.30 - 10.00 Kurikulum dan Program PAUD Kampus UNJA Mendalo
10.00 - 11.40 Pengenalan Kegiatan Sains AUD Kampus UNJA Mendalo
14.00 - 15.40 Psikologi Perkembangan 1 Kampus UNJA Telanai Pura
15.40 - 18.10 Pengajaran Psikologi Bimbingan Kampus UNJA Telanai Pura
RABU
07.30 - 10.00 Kurikulum dan Program PAUD Kampus UNJA Mendalo
15.30 - 18.00 Tematik Terpadu Kampus UNJA Mendalo
KAMIS
07.30 - 10.00 Konseling Populasi Khusus Kampus UNJA Telanai
10.00 - 12.40 Tematik Terpadu Kampus UNJA Telanai
15.00 - 17.30 Penelitian Tindakan Kelas Kampus UNJA Telanai
JUMAT
07.30 - 09.00 Psikologi Perkembangan Kampus UNJA Telanai
09.00 - 10.30 Model-model Pembelajaran Inovatif AUD Kampus UNJA Telanai
19.00 - 21.40 Pengembangan Cipta, Bahasa, Seni dan Gerak AUD Kampus Pasca Sarjana
 UNJA Telanai
SABTU
07.30 - 10.00 Pengembangan Motorik dan Kreatifitas AUD Kampus PascaSarjana
 UNJA Telanai Pura
10.00 - 12.30 Pengembangan Motorik dan Kreatifitas AUD Kampus PascaSarjana
 UNJA Telanai Pura
19.00 - 21.40 Psikologi Perkembangan Kampus PascaSarjana
 UNJA Mendalo

Buku Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis Peningkatannya



Assalamualaikum Wr Wb.
Pada postingan ini saya ingin mempromosikan buku hasil dari tulisan saya sendiri yang ber judul PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DAN CARA PRAKTIS PENINGKATANNYA. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang isi buku ini silakan lihat Sinopsis dan Daftar isinya sebagai berikut: 


SINOPSIS BUKU

Buku ini ditulis di ilhami dari sulitnya mahasiswa, guru-guru PAUD (guru TK, RA, Play Group) dan pemerhati PAUD serta akademisi untuk mendapatkan literature tentang peningkatan perkembangan Anak Usia Dini, menyusun dan merancang Rancangan Kegiatan Mingguan dan Rancangan Kegiatan Harian yang berorientasi pada aspek perkembangan yang akan ditingkatkan di taman kanak-kanak khususnya di PAUD umumnya.
Buku ini disusun sebagai pengalaman teoritis dan empirik penulis semenjak mengenal pentingnya pendidikan anak usia dini yang akan menjadi pondasi kuat dan penting bagi masa depan bangsa Indonesia, dan program pemerintah Indonesia yang mengharapkan Anak Usia Dini saat ini yang akan menjadi penerus bangsa Indonesia ini. Buku ini bermanfaat sebagai pegangan mahasiswa jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, dosen, guru-guru PAUD serta orangtua yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam Pengasuhan Anak Usia Dini.


DAFTAR ISI BUKU
SEKAPUR SIRIH
KATA PENGANTAR
HALAMAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A.     Tujuan Pembelajaran
B.      Relevansi
C.     Penggunaan Isi Buku

BAB II. HAKIKAT DAN LANDASAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
1)     Pengertian Perkembangan Anak Usia Dini
2)     Prinsip Perkembangan
3)     Teori Aspek Perkembangan
a)      Perkembangan  Aspek Motorik
b)     Perkembangan Aspek Bahasa
c)      Perkembangan Aspek Sosial-emosi
d)     Perkembangan Aspek Kognitif
e)      Perkembangan Aspek Moral

BAB III . ANAK USIA DINI
1)      Cara Belajar Anak Usia Dini
2)      Pengertian Bermain
3)      Belajar Melalui Bermain
4)      Pengaruh Bermain Bagi Perkembangan Anak
5)      Hakikat Anak Usia Dini
6)      Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

BAB IV. PENDEKATAN TEMATIK
1)     PengertianTema
2)     PrinsipTema
3)     Pengertian PembelajaranTematik
4)     Landasan PembelajaranTematik
5)     Arti Penting PembelajaranTematik
6)     Karakteristik PembelajaranTematik
7)     Langkah Pengembangan dan Pemilihan Tema
8)     Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

BAB V. PELAKSANAAN KBM DI TAMAN KANAK KANAK          
1)      Kegiatan baris berbaris
2)      Kegiatan Pembukaan
3)      Kegiatan Inti
4)      Kegiatan Makan
5)      Waktu istirahat
6)      Kegiatan Penutup

BAB VI. PENINGKATAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DAN KAITANNYA DENGAN PTK
A.    Tujuan
B.    Tempat dan Waktu Penelitian
C.   Metode dan Desain Intervensi Tindakan –Siklus
D.   Tahap Intervensi Tindakan
E.    Subjek yang Terlibat dan Posisi Peneliti
F.    Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
G.   Data dan Sumber Data
H.    Instumen
I.      Teknik Penyajian Data
J.     Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
K.    Analisis Data

BAB VII. RENCANA KEGIATAN HARIAN
1)      Persiapan Mengajar (RKH)
a)      Tema Binatang Buas (Harimau)
b)     Tema Binatang Peliharaan (Kucing)
c)      Tema Binatang Ternak (Ayam)
d)     Tema Binatang Air Tawar (Ikan Lele)
e)      Tema Binatang Beranak (Kambing)
f)       Tema Binatang Peliharaan (Burung)
g)      Tema Binatang Buas (Buaya)
h)     Tema Binatang Ternak (Kerbau)
i)        Tema Binatang Mamalia (Gajah)
j)        Tema Binatang Beranak (Kalelawar)
k)     Tema Binatang Air Laut/Tawar (Kura- Kura)
l)        Tema Binatang Peliharaan (Kelinci)
2)      Kaitan Antara tema Dengan Perkembangan Anak Untuk 16 Kali Pertemuan

BAB VIII. ALAT UKUR PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
A.     Petunjuk Pelaksanaan
B.      Alat Ukur
C.     Cara Mengolah

DAFTAR PUSTAKA
TENTANG PENULIS


Bagi yang berminat/ingin membeli buku tersebut dapat menghubungi nomor Hp di bawah ini:
089624552933

Top